BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2-1. Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu tanaman pohon tropis yang paling penting di dunia. Kelapa sawit berbentuk pohon . Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.
2-2. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile di pre nursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona katulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi 1.410-1.540 J/cm2/hari. Intensitas cahaya matahari sebesar 1.410 terjadi pada bulan Juli dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan Maret dan September. Dengan semakin menjauhnya suatu daerah dari khatulistiwa -- misalnya pada daerah 10o LU -- intensitas cahaya akan turun dan berkisar 1.218-1.500 J/cm2/hari. Intensitas 1.218 terjadi pada bulan Desember, sedangkan 1.500 terjadi pada periode Maret-September (Pahan, 2006).
2-3. Fisiologi Kelapa Sawit dan Pertumbuhan Pada Pembibitan (Nursery)
Klasifikasi
Nama genus Elaeis berasal dari kata Yunani elaion yang berarti minyak (oil). Epiteton
specificum guineensis diambil dari asal specimen kelapa sawit ditemukan di Guinea, Afrika
Barat tahun 1897, sehingga kelapa sawit mempunyai nama ilmiah Elaeis guineensis.
Sistematika tumbuhan kelapa sawit sebagai berikut: