Mohon tunggu...
Dimas RizqiFajar
Dimas RizqiFajar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger

Manusia biasa sedang mencari keinginan yang kuat | contact: akmpubg249@gmail.com | web: masfajarweb.tech

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kimia Organik: Senyawa Hidrokarbon Alkana, Alkena, dan Alkuna

7 Januari 2022   21:29 Diperbarui: 7 Januari 2022   22:24 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyawa Hidrokarbon merupakah salah satu bagian dari kimia organik. Senyawa ini pada dasarnya, mengandung unsur C(karbon) dan H(hidrogen) membentuk sebuah ikatan kovalen. Atom C sebagai pusatnya dan Atom H sebagai pelengkapnya.

Atom 6C memiliki konfigurasi 1s2,2s2 2p2 didapat 4 elektron valensi. Untuk berikatan dengan unsur-unsur lainya hanya bisa maksimal sebanyak 4 ikatan. Maka, tiap satu atom karbon dapat menghasilkan 4 ikatan. Untuk mencapai oktet dibutuhkan sebanyak 4 valensi. Pada bentuk rantai karbon terdapat senyawa karbon yang dapat dibedakan, yaitu :

  1. Rantai karbon terbuka (Alifatik)
  2. Rantai karbon tertutup

Rantai alifatik pada dasanya memiliki bentuk lurus atau bercabang sering juga disebut sebagai senyawa alkana. Misalnya normal(n)-Pentana dan 2-MetilPentana.

Bentuk dari rantai alifatik lurus atau bercabang memiliki pola rumus struktur yang sama CnH2n+2.  Sedangkan, bentuk rantai tertutup bisa berbentuk persegi, segi tiga, segi empat, segi lima dan seterusnya. Pada bentuk tertutup siklik memiliki jumlah atom c sebanyak 4 berbentuk persegi dengan jumlah 4 hidrogen. Adapun rantai tertutup aromatik dengan jumlah atom C sebanuyak 6 misalnya senyawa aromatic benzena.

Ikatan antara atom-atom karbon terdapat dalam senyawa karbon dikelompokan menjadi ikatan jenuh dan tidak jenuh. Ikatan jenuh terjadi di antara atom-atom C. Ikatan jenuh juga sering disebut sebagai alkana. Contoh :

  1. Etana (C2H6)
  2. Propana (C3H8)
  3. Butana (C4H10)
  4. Pentana (C5H12)
  5. Heksana (C6H14)
  6. Heptana (C7H16)
  7. Oktana (C8H18)
  8. Nonana (C9H20)
  9. Dekana (C10H22)

Ikatan tidak jenuh terjadi jika di antara atom-atom C terdapat rankap dua atau tiga. Contoh :

  1. Etena
  2. Etuna
  3. Propena
  4. Propuna
  5. Butena
  6. Butuna
  7. Pentena
  8. Pentuna
  9. Heksena
  10. Heksuna

Senyawa hidrokarbon dihasilkan dari hasil distilasi bertingkat dan salah satunya hasilnya alkana, alkena, dan alkuna.

1. ALKANA (C-C)

Merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2. Senyawa ini ketika berikatan dengan atom-atom C hanya memiliki rangkap satu yang melibatkan 2e untuk berinteraksi dengan atom C, sehingga memiliki 3e untuk berinteraksi hidrogen. Ketika satu hidrogen dilepas akan membentuk senyawa alkil dengan rumus umum CnH2n+1 (n=jumlah atom C).

penamaan senyawa alkana (use canva)
penamaan senyawa alkana (use canva)

Ciri-Ciri Alkana :

  1. Memiliki sifat alifatik jenuh
  2. Bereaksi dengan gas alam akan menghasilkan reaksi subtitusi.
  3. Nama akhiran berupa  --ana
  4. Atom C1-C4 bersifat gas
  5. Mudah terbakar

Tata penamaan senyawa alkana sebagai berikut :

  1. Jika karbon lurus dan mempunyai 5 atom C atau lebih tidak memiliki cabang, nama senyawa tersebut diberi awalan n. Contoh :      H3C-CH2-CH2-CH2-CH3 = n-pentana
  2. Apabila senyawa alkane memiliki cabang, maka nama senyawa didasarkan para rantai karbon yang paling panjang. Diberi penomeran dimulai dari cabang terdekat. Contoh : 2-metilButana
  3. Jika senyawa alkane memiliki cabang lebih dari satu, maka urutan penamaan pada cabang berdasarkan abjad. Contoh = 2-etil-3-metilheptana
  4. Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetilheksana

2. Alkena (C=C)

Merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki rangkap dua. Senyawa ini untuk berikatan dengan atom-atom C salah satunya memiliki ikatan kovalen rangkap dua yang melibatkan 4e untuk berinteraksi dengan atom C, sehingga memiliki sisa 2e untuk berinteraksi dengan hidrogen dan membuat atom C hanya bisa berikatan dengan unsur Hidrogen sebanyak 2-3 saja. Rumus umumnya CnH2n (n=jumlah atom C).

Ciri-ciri Alkena:

  1. Sifatnya alifatik tak jenuh
  2. Memiliki rangkap dua (=)
  3. Memiliki nama akhiran -ena
  4. Semakin banyak atom C titik didih semakin tinggi.
  5. Dapat bereaksi adisi dan eliminasi.

Tata penamaan senyawa alkena sebagai berikut:

Senyawa alkena dengan rantai lurus, pemberian nomer berdasarkan letak rangkapnya. Contoh : H2C=CH-CH2-CH3 = 1-butena

  1. Jika senyawa alkena memiliki cabang, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya terlebih dahulu setelah itu gugus alkilnya. Contoh: 3-metil-1-pentena
  2. Jika senyawa alkena memiliki cabang lebih dari satu, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya, setelah itu penamaan gugus alkil berdasarkan abjad. Contoh: 5-etil-2-metil-1-heptena
  3. Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetil-1-heksena dan 1,3-heksadiena.

3. ALKUNA (CC)

Senyawa ini hampir sama dengan alkena sama-sama senyawa hidrokarbon tak jenuh. Untuk, berikatan dengan atom-atom C salah satunya membentuk ikatan rangkap tiga yang melibatkan 6e berinterakasi membentuk ikatan rangkap, sehingga sisa 1e berikatan dengan hidrogen H-CC-H. Rumus umunya CnH2n-2 (n=jumlah atom C).

Ciri-ciri Alkuna:

  1. Memiliki sifat tak jenuh
  2. Tidak larut dalam air
  3. Penamaan akhiran --una
  4. Memiliki rangkap tiga ()
  5. Mudah terbakar
  6. C1-C4 gas, C5-17 cair, C18-C100 padatan dan
  7. Memiliki rumus CnH2n-2

Tata penamaan senyawa alkuna sebagai berikut:

  1. Senyawa alkuna dengan rantai lurus, pemberian nomer ditulus berdasarkan letak rangkap terdekat. Contoh: HCC-CH2 = 1-Propuna
  2. Jika senyawa alkena memiliki cabang lebih dari satu, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya, setelah itu penamaan gugus alkil berdasarkan abjad. Contoh: 5-etil-2-metil-1-heptuna
  3. Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetil-1-heksuna dan 1,3-heksadiuna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun