Senyawa Hidrokarbon merupakah salah satu bagian dari kimia organik. Senyawa ini pada dasarnya, mengandung unsur C(karbon) dan H(hidrogen) membentuk sebuah ikatan kovalen. Atom C sebagai pusatnya dan Atom H sebagai pelengkapnya.
Atom 6C memiliki konfigurasi 1s2,2s2 2p2 didapat 4 elektron valensi. Untuk berikatan dengan unsur-unsur lainya hanya bisa maksimal sebanyak 4 ikatan. Maka, tiap satu atom karbon dapat menghasilkan 4 ikatan. Untuk mencapai oktet dibutuhkan sebanyak 4 valensi. Pada bentuk rantai karbon terdapat senyawa karbon yang dapat dibedakan, yaitu :
- Rantai karbon terbuka (Alifatik)
- Rantai karbon tertutup
Rantai alifatik pada dasanya memiliki bentuk lurus atau bercabang sering juga disebut sebagai senyawa alkana. Misalnya normal(n)-Pentana dan 2-MetilPentana.
Bentuk dari rantai alifatik lurus atau bercabang memiliki pola rumus struktur yang sama CnH2n+2. Â Sedangkan, bentuk rantai tertutup bisa berbentuk persegi, segi tiga, segi empat, segi lima dan seterusnya. Pada bentuk tertutup siklik memiliki jumlah atom c sebanyak 4 berbentuk persegi dengan jumlah 4 hidrogen. Adapun rantai tertutup aromatik dengan jumlah atom C sebanuyak 6 misalnya senyawa aromatic benzena.
Ikatan antara atom-atom karbon terdapat dalam senyawa karbon dikelompokan menjadi ikatan jenuh dan tidak jenuh. Ikatan jenuh terjadi di antara atom-atom C. Ikatan jenuh juga sering disebut sebagai alkana. Contoh :
- Etana (C2H6)
- Propana (C3H8)
- Butana (C4H10)
- Pentana (C5H12)
- Heksana (C6H14)
- Heptana (C7H16)
- Oktana (C8H18)
- Nonana (C9H20)
- Dekana (C10H22)
Ikatan tidak jenuh terjadi jika di antara atom-atom C terdapat rankap dua atau tiga. Contoh :
- Etena
- Etuna
- Propena
- Propuna
- Butena
- Butuna
- Pentena
- Pentuna
- Heksena
- Heksuna
Senyawa hidrokarbon dihasilkan dari hasil distilasi bertingkat dan salah satunya hasilnya alkana, alkena, dan alkuna.
1. ALKANA (C-C)
Merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2. Senyawa ini ketika berikatan dengan atom-atom C hanya memiliki rangkap satu yang melibatkan 2e untuk berinteraksi dengan atom C, sehingga memiliki 3e untuk berinteraksi hidrogen. Ketika satu hidrogen dilepas akan membentuk senyawa alkil dengan rumus umum CnH2n+1 (n=jumlah atom C).
Ciri-Ciri Alkana :
- Memiliki sifat alifatik jenuh
- Bereaksi dengan gas alam akan menghasilkan reaksi subtitusi.
- Nama akhiran berupa  --ana
- Atom C1-C4 bersifat gas
- Mudah terbakar
Tata penamaan senyawa alkana sebagai berikut :
- Jika karbon lurus dan mempunyai 5 atom C atau lebih tidak memiliki cabang, nama senyawa tersebut diberi awalan n. Contoh : Â Â Â H3C-CH2-CH2-CH2-CH3 = n-pentana
- Apabila senyawa alkane memiliki cabang, maka nama senyawa didasarkan para rantai karbon yang paling panjang. Diberi penomeran dimulai dari cabang terdekat. Contoh : 2-metilButana
- Jika senyawa alkane memiliki cabang lebih dari satu, maka urutan penamaan pada cabang berdasarkan abjad. Contoh = 2-etil-3-metilheptana
- Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetilheksana
2. Alkena (C=C)
Merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki rangkap dua. Senyawa ini untuk berikatan dengan atom-atom C salah satunya memiliki ikatan kovalen rangkap dua yang melibatkan 4e untuk berinteraksi dengan atom C, sehingga memiliki sisa 2e untuk berinteraksi dengan hidrogen dan membuat atom C hanya bisa berikatan dengan unsur Hidrogen sebanyak 2-3 saja. Rumus umumnya CnH2n (n=jumlah atom C).
Ciri-ciri Alkena:
- Sifatnya alifatik tak jenuh
- Memiliki rangkap dua (=)
- Memiliki nama akhiran -ena
- Semakin banyak atom C titik didih semakin tinggi.
- Dapat bereaksi adisi dan eliminasi.
Tata penamaan senyawa alkena sebagai berikut:
Senyawa alkena dengan rantai lurus, pemberian nomer berdasarkan letak rangkapnya. Contoh : H2C=CH-CH2-CH3 = 1-butena
- Jika senyawa alkena memiliki cabang, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya terlebih dahulu setelah itu gugus alkilnya. Contoh: 3-metil-1-pentena
- Jika senyawa alkena memiliki cabang lebih dari satu, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya, setelah itu penamaan gugus alkil berdasarkan abjad. Contoh: 5-etil-2-metil-1-heptena
- Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetil-1-heksena dan 1,3-heksadiena.
3. ALKUNA (CC)
Senyawa ini hampir sama dengan alkena sama-sama senyawa hidrokarbon tak jenuh. Untuk, berikatan dengan atom-atom C salah satunya membentuk ikatan rangkap tiga yang melibatkan 6e berinterakasi membentuk ikatan rangkap, sehingga sisa 1e berikatan dengan hidrogen H-CC-H. Rumus umunya CnH2n-2 (n=jumlah atom C).
Ciri-ciri Alkuna:
- Memiliki sifat tak jenuh
- Tidak larut dalam air
- Penamaan akhiran --una
- Memiliki rangkap tiga ()
- Mudah terbakar
- C1-C4 gas, C5-17 cair, C18-C100 padatan dan
- Memiliki rumus CnH2n-2
Tata penamaan senyawa alkuna sebagai berikut:
- Senyawa alkuna dengan rantai lurus, pemberian nomer ditulus berdasarkan letak rangkap terdekat. Contoh: HCC-CH2 = 1-Propuna
- Jika senyawa alkena memiliki cabang lebih dari satu, pemberian nomer tetap berdasarkan letak rangkapnya, setelah itu penamaan gugus alkil berdasarkan abjad. Contoh: 5-etil-2-metil-1-heptuna
- Jika senyawa alkena memiliki cabang yang sama lebih dari satu, maka aka nada penambahan penamaan pada gugus alkilnya dengan penambahan 2=di, 3=tri, 4=penta dan 5=tetra. Begitu juga dengan ikatan rankap lebih dari satu. Contoh: 3,3-dimetil-1-heksuna dan 1,3-heksadiuna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H