Cerita yang dibahas mungkin tidak selalu tentang sesuatu yang membahagiakan. Bahkan, banyak cerita yang dibawakan dengan nuansa sedih dan perasaan buruk. Namun, Kim Sang-hyun berhasil menyajikannya secara hangat, sehingga tidak heran jika pembaca juga larut ke dalam cerita-cerita yang dituliskannya.
Menurut saya, membaca buku ini, berapa kali pun seringnya tidak akan membuat bosan. Sebab, betapapun banyaknya  kalimat yang telah digarisbawahi, pada akhirnya saya tetap menemukan kalimat-kalimat baru yang selalu berhasil membuat saya merenung dan mengambil hikmahnya.
Penulis yang Membuat Saya Iri
Harus diakui bahwa saya sempat merasa iri dengan Kim Sang-hyun karena dia adalah orang yang mungkin tidak ekstrovert, namun dia bisa menjalankan banyak peran dalam kehidupannya. Ia menghasilkan uang dari kegiatan yang disukainya; menulis, menerbitkan buku, dan mengelola kafe.
Selain memainkan peran tersebut, ia juga memerankan peran sebagai anak, kekasih, teman, rekan kerja, dan pelanggan untuk orang-orang di sekitarnya. Saya iri karena ia dapat mengambil banyak peran dalam kehidupannya.
Saya pikir, akan terasa menyenangkan jika kita dapat melakukan berbagai hal yang kita sukai tanpa harus memilih salah satu.
Namun, kebahagiaan didapat bukan tanpa pengorbanan.
Kim Sang-hyun dalam tulisannya mengungkapkan bahwa ia telah melalui banyak hal untuk sampai di titik ini; di titik di mana ia mampu menjadi pembelajar sekaligu pemberi inspirasi bagi banyak orang.
Saya harap akan ada lebih banyak orang lagi yang membaca buku ini dan menjadikannya teman dalam berbagai suasana atau situasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H