Mohon tunggu...
Dilla Hardina
Dilla Hardina Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang pantas mendapatkan keajaibanmu🌻

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

5 Fakta Menarik Stoisisme, Cocok untuk Kamu yang Ingin Mereformasi Hidup

10 Januari 2022   15:11 Diperbarui: 11 Januari 2022   19:50 7328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penganut stoisisme (Sumber: Shutterstock)

Sedangkan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan di antaranya yaitu penilaian orang lain, performa lawan, kondisi lingkungan, kecelakaan, infeksi penyakit, perasaan orang lain, dan lain-lain.

Stoisisme memberikan gambaran bahwa hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita bukan menjadi alasan untuk kita bahagia. Sebaliknya, hal-hal yang bisa kita kendalikanlah yang memegang kendali penuh terhadap kebahagiaan kita.

Mengasihani Orang yang Jahat pada Kita

Toisisme memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai orang jahat. Beberapa orang mungkin memiliki perspektif bahwa orang yang jahat kepada kita harus diberi balasan yang setimbal.

Namun, kaum stoa justru memutuskan untuk memperbesar hati dan melapangkan dada terhadap perlakuan orang yang mungkin tidak menyenangkan hatinya.

Kaum stoa percaya bahwa orang yang berbuat jahat bukan karena mereka ingin berniat jahat. 

Kaum stoa mempercayai bahwa kejahatan yang dibuat seseorang bisa timbul karena "ketidaktahuannya".

Bisa jadi, saat itu orang yang berbuat jahat kepada anda sedang dilanda "krisis nalar". Sehingga membuatnya sulit untuk membedakan mana hal benar dan mana yang salah.

Seperti yang diungkapkan oleh epitectus, "mengapa kamu justru tidak mengasihaninya? Sama seperti kita merasa iba kepada orang buta atau pincang, maka kita juga perlu iba kepada mereka yang nalarnya buta atau pincang."

Dari ungkapan tersebut, kita bisa tahu bahwa orang yang berbuat jahat kepada kita memang perlu dikasihani. Sebab, ketika mereka berbuat jahat, kebijaksanaan dalam mengolah nalar tidak berfungsi dengan baik.

Filosofi yang Bijak untuk Mendidik Anak

Banyak orang yang belum menyadari bahwa stoisisme bukan hanya sebuah pandangan hidup untuk mengontrol emosi diri sendiri. Namun, salah satu ilmu filsafat ini juga sangat baik digunakan dalam mendidik anak.

Tentunya, setiap orang tua ingin agar anaknya dapat tumbuh menjadi orang yang cerdas dan berakhlak baik. Tidak berhenti sampai di situ, sebagian besar orang tua juga berharap agar khelak ketika dewasa, anak tidak berubah menjadi anak pembangkang dan durhaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun