Sumber kebahagiaan ada di dalam diri kita sendiri dan kitalah yang memiliki tanggung jawab penuh untuk menciptakan kebahagiaan tersebut---begitulah pandangan kaum stoa.
Lalu, apa yang dimaksud dengan menjalani hidup selaras dengan alam?Â
Hal ini dimaksudkan bahwa kita sebagai manusia harus mampu mengunakan nalar dalam mengendalikan hawa nafsu dan emosi yang dapat menciptakan konflik internal ataupun eksternal.
Hidup selaras dengan alam juga dapat diartikan sebagai cara hidup yang mengutamakan akal dan batin, bahwa kita adalah makhluk yang berbeda dari makhluk yang lain.
Aliran filsafat yang satu ini sangat penting diterapkan dalam kehidupan yang semakin "panas" ini.Â
Salah satu penyebab "panas" tersebut adalah meledaknya informasi di dunia maya yang membuat batas antara kebenaran dan kekeliruan sangat tipis perbedaannya.
Hal ini tentunya rentan membuat kita dilanda emosi-emosi negatif yang tentunya dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.Â
Pada dasarnya, ada banyak hal yang menyebabkan emosi kita mudah tersulut. Maka dari itu, kita-lah yang bertugas untuk mengendalikan emosi kita sendiri---bukan bergantung pada hal-hal eksternal di luar sana.
Dikotomi Kendali
Kaum stoa membuat pembagian yang jelas mengenai hal-hal yang di bawah kendali kita dan hal-hal yang tidak di bawah kendali kita.Â
Beberapa hal yang bisa kita kendalikan di antaranya seperti perjalanan karir, perlombaan, kesehatan, hubungan asmara, dan lain-lain.