Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer,Kesiapsiagaan Bela Negara
Â
Fadila Puti Lenggo Geni -- Kelompok 1 Angkatan XI
Â
Â
Modul Pertama : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pada modul pertama, materi membahas penerapan wawasan kebangsaan dan nilai bela negara yang sebetulnya dapat dengan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun faktanya, banyak warga negara Indonesia yang belum sepenuhnya memahami dan menginternalisasi nilai bela negara tersebut dalam perilaku sehari-hari mereka. Hingga saat ini Indonesia masih dibayang-bayangi berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri, seperti intervensi politik, korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang hal-hal tersebut dapat melemahkan kedaulatan dan integritas wilayah. Untuk CPNS yang mengabdi kepada negara, pemahaman tentang bela negara sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat.
Setidaknya ada lima poin utama dari nilai bela negara yang bisa dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta kemampuan dasar bela negara. Selain itu, nilai-nilai nasionalisme seharusnya sudah diajarkan sejak dini melalui pendidikan formal, agar sejak kecil, individu dapat mengenal, mencintai, dan memiliki tekad yang kuat untuk menjaga kedaulatan dan persatuan Indonesia sesuai dengan kemampuan dan profesi mereka. Dalam profesi ASN (Aparatur Sipil Negara), nilai-nilai dasar bela negara juga diintegrasikan dengan nilai-nilai dasar ASN, sehingga ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Setiap ASN wajib selalu menghormati negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta mengutamakan kepentingan negara di atas segala hal. Untuk memastikan kepentingan bangsa dan negara selalu didahulukan, diperlukan langkah-langkah konkret sebagai berikut:
1. Memperkuat wawasan kebangsaan,
2. Meningkatkan kesadaran bela negara,
3. Menerapkan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karena itu, modul ini membahas sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, wawasan kebangsaan, serta empat konsensus dasar yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, termasuk juga Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan Indonesia. Selain itu, modul ini juga menguraikan sejarah Bela Negara, ancaman, kewaspadaan dini, definisi Bela Negara, nilai-nilai dasar Bela Negara, pembinaan kesadaran Bela Negara dalam konteks pekerjaan, indikator nilai dasar Bela Negara, dan aktualisasi kesadaran Bela Negara bagi ASN. Modul ini dirancang secara mendalam dan bertujuan untuk memperkaya pengetahuan mengenai sejarah bangsa Indonesia, khususnya perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Dengan demikian, diharapkan audiens merasakan pentingnya berperan serta dalam merawat dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Modul ini juga menekankan bahwa bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara serta menjelaskan secara rinci tindakan dan sikap sehari-hari yang mencerminkan perilaku bela negara.
Modul Kedua : Analisis Isu Kontemporer
Pada modul ini, pembaca akan mempelajari tentang analisis isu kontemporer dalam negeri. Modul ini menjadi penting karena akan menjelaskan secara runut sejak dari awal pencarian isu kenegaraan hingga bagaimana mengolah informasi dari isu tersebut agar dapat menghasilkan inovasi atau rekomendasi guna memecahkan permasalahan pokok isu bersangkutan.
1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah aspek yang tidak dapat dihindari dan merupakan bagian integral dari perkembangan peradaban manusia. Berdasarkan Undang-Undang ASN, setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
- Melaksanakan kebijakan publik yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- Memberikan pelayanan publik secara profesional dan berkualitas.
- Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan ini, PNS diharapkan untuk bersikap kreatif dan melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. PNS harus bisa menunjukkan peranannya dalam kerangka peraturan perundang-undangan (bending the rules) tanpa melanggarnya (breaking the rules). Sesuai dengan tujuan Reformasi Birokrasi, yang bertujuan mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, PNS diharapkan mengembangkan cita-cita, berperilaku teladan, memotivasi diri dan orang lain, serta berupaya melakukan inovasi. Mereka juga diharapkan menunjukkan kepedulian, sikap apresiatif, dan keinginan untuk membantu orang lain.
2. Pandangan Urie Bronfenbrenner
Menurut Urie Bronfenbrenner (PERRON, N.C., 2017), terdapat empat level yang mempengaruhi kesiapan PNS dalam menjalankan tugasnya, yaitu: Individu, Keluarga, Masyarakat pada tingkat lokal dan regional, serta Nasional dan Global.
3. Modal Insani dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Istilah modal insani di sini merujuk pada konsep modal manusia (human capital concept). Konsep ini melihat manusia sebagai bentuk modal yang tercermin dalam pengetahuan, ide, kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Modal manusia merupakan elemen krusial dalam organisasi; potensi dan kemampuan manusia, jika dimanfaatkan sepenuhnya, dapat menghasilkan kinerja yang sangat baik.
4. Isu-isu Strategis Kontemporer
Saat ini, konsep negara, bangsa, dan nasionalisme di Indonesia menghadapi dilema antara globalisasi dan nasionalisme etnik, yang harus dipahami sebagai bagian dari perubahan lingkungan strategis. Ini termasuk perubahan dalam pengertian nasionalisme yang kini lebih berorientasi pada pasar atau ekonomi global.
5. Teknik Analisis Isu
a. Memahami Isu Kritikal
Isu kritikal umumnya dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu Isu saat ini (Current Issue), Isu Berkembang, dan Isu Potensial.
Teknik analisis isu:
- Mind Mapping
- Mind mapping adalah teknik yang memanfaatkan seluruh potensi otak dengan menggunakan citra visual dan alat grafis untuk membentuk ide. Teknik ini merupakan metode pencatatan yang sesuai dengan cara kerja otak secara alami (DePorter, 2009: 153).
- Fishbone Diagram
- Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah teknik yang memetakan masalah dengan cabang-cabang yang berkaitan, menekankan pada hubungan sebab akibat. Juga dikenal sebagai Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram, teknik ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa dari Jepang sebagai salah satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools).
- Analisis SWOT
- Analisis SWOT adalah metode untuk menentukan, mengevaluasi, mengklarifikasi, dan memvalidasi rencana yang telah disusun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode ini digunakan untuk memahami isu kritikal dengan menggali aspek-aspek kondisi suatu wilayah dan menguraikan potensi serta tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.
Modul ketiga: Kesiapsiagaan Bela Negara
Meskipun banyak orang bisa mengerti tentang konsep dasar bela negara dan bagaimana cara menerapkannya, tidak semua orang benar-benar siap untuk bela negara. Untuk CPNS, kesiapsiagaan berarti siap secara fisik, mental, dan sosial untuk sepenuhnya mengabdi kepada negara dan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman. Salah satu tantangan utama adalah meningkatnya rasa apatis, yang bisa menjadi masalah serius jika masyarakat, terutama CPNS, tidak peduli lagi terhadap ancaman yang bisa mengganggu persatuan dan kedaulatan negara. Dalam praktiknya, CPNS bisa mengatasi apatisme dengan cara menjadi lebih responsif dan kritis terhadap situasi dan ancaman yang ada. Mereka juga harus bisa berpikir jernih sebelum membuat keputusan dan tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental serta menjauhi obat-obatan terlarang sangat penting untuk selalu siap dalam menjalankan tugas bela negara.
Modul ini menekankan betapa pentingnya bagi CPNS untuk memiliki kesadaran dan cinta terhadap negara sebagai motivasi utama dalam kesiapsiagaan bela negara. Bela negara di sini tidak hanya tentang melawan penjajah atau bertarung di medan perang, tetapi juga tentang melanjutkan semangat, nilai, dan cinta pahlawan untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H