Fase 2 Â perencanaan; Pada tahap kedua, perencanaan proyek rinci dilakukan. Jika proyek tersebut didukung oleh perusahaan konsultan, tawaran tersebut berfungsi sebagai template untuk rencana proyek. Perencanaan proyek berlangsung dalam kerja sama yang erat dengan klien. Tugas lain dalam fase ini adalah mengumpulkan informasi. Ini biasanya terjadi di beberapa bengkel. Fase diakhiri dengan pengembangan konsep, yang menjelaskan solusi terperinci untuk masalah tersebut. Langkah-langkah khusus, termasuk persyaratan terkait, didokumentasikan dalam spesifikasi.
Fase 3 Realisasi; Untuk implementasi, persyaratan dibagi menjadi sprint atau rilis individual. Persyaratan yang disetujui sebelumnya diimplementasikan dalam rilis individu. Dengan membagi persyaratan, ada kontrol yang lebih baik atas hasil transisi ke sistem ERP yang baru. Selain itu, klien dapat melakukan penyesuaian jika implementasinya tidak sesuai dengan harapan. Fungsi akan diuji pada akhir rilis. Setelah semua rilis selesai dan diuji, sistem ERP dapat digunakan dalam organisasi. Fase ketiga memakan waktu paling lama dan menggunakan sumber daya paling banyak.
Fase 4 Penyelesaian; Pada fase terakhir proyek, perbandingan akhir dibuat antara implementasi yang telah selesai dan persyaratan. Selama fase implementasi, konsultan dapat mendukung pengenalan dan pengenalan sistem ERP yang baru melalui pertemuan rutin. Proyek diakhiri dengan laporan akhir.
Angka ini menunjukkan proyek berisi tiga tonggak selain awal dan penyelesaian proyek. Selama fase implementasi, ada juga tiga janji temu untuk memantau implementasi. Selain pengenalan murni platform, klien harus menetapkan tonggak lebih lanjut dengan tujuan memastikan sistem ERP digunakan oleh semua karyawan dengan cara yang ditargetkan. Pelatihan berulang harus digunakan untuk ini. Juga harus didokumentasikan apakah ada persyaratan yang belum diterapkan. Ini dapat diimplementasikan dalam proyek tindak lanjut. Tujuan moneter tidak boleh diabaikan.
ERP (Enterprise Resource Planning) sering kali melibatkan perubahan besar dalam operasi bisnis sebuah organisasi. Implementasi ERP membutuhkan koordinasi dan manajemen perubahan yang baik untuk memastikan kesuksesannya. Manajemen perubahan adalah proses merancang, menerapkan, dan memantau perubahan di dalam organisasi untuk memastikan keberhasilan dan penerimaan yang baik dari pihak-pihak yang terlibat. Tujuan dari manajemen perubahan adalah untuk membawa perubahan yang sukses dalam organisasi. Tiga faktor keberhasilan mendapat perhatian khusus dalam manajemen perubahan adalah individu yang terkena dampak, struktur perusahaan, dan budaya perusahaan. Manajemen perubahan itu penting dalam implementasi ERP untuk memastikan kesuksesannya. Perusahaan/organisasi harus mempertimbangkan tantangan yang mungkin terjadi dan menerapkan praktik terbaik untuk mengelola perubahan yang terkait dengan implementasi ERP.
Citasi :
Apollo. (2023, Maret 30). Enterprise Resource Planning.
Handriani, I. (2012). Konsep Manajemen Penggunaan ERP (Enterprise Resource Planning). Jakarta: Konferensi Nasional Sistem Informasi .
Yona, O., & Marlini. (2016). Penggunaan System Application And Product In Data Processing (Sap) Dalam Pengelolaan Data Arsip Pada Bagian Keuangan PT Telkom Witel Sumbar. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 65-66.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H