Mohon tunggu...
Anisa Fadil
Anisa Fadil Mohon Tunggu... assistant research -

aku adalah raga, menulis adalah nyawanya, dan kamu adalah asanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Lelaki yang Bersemayam dalam Mimpi

12 November 2016   20:15 Diperbarui: 12 November 2016   20:21 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan telah berhenti detik ini

Awan merajuk, naik ke atas rimba

Sepoi angin kembali membelai-belai

Ombakpun menerjang, beradu dengan angin, menghasilkan dentuman

Kumaknai ke’aku’anku sebagai pesan

Atas tulisan-tulisan yang kau isyaratkan

Kuberi arti kerinduanku sebagai peringatan

Atas besarnya tekadmu tentang pertemuan

Wahai lelaki yang bersemayam dalam mimpi

Lepaskanlah lelahmu, seka peluhmu

Sejenak engkau perlu menerima yang telah berakhir

Wahai lelaki yang menghantui

Menyerahlah atas kehendakmu

Kau perlu berhenti, bukan jeda, tapi benar-benar berhenti

Mintalah padaNya

Agar segala rasa yang kau pendam hilang seketika

Mintalah padaNya

Sebuah kebahagiaan hakiki tanpa aku memilikiku sebagai wanita

Kerinduanku padamu adalah peringatan

Kecintaanku padamu adalah penderitaan

Keinginanku padamu adalah pengkhianatan

Ketulusanku padamu adalah perpisahan

Kau datang menjanjikan bahagia

Kau datang membuktikan kesetiaan

Menolakmu adalah dusta

Menerimamu sama dengan kehilangan

Naifnya aku jika berbahagia diatas penderitaannya

Naifnya aku jika tertawa diatas tangisannya

Mintalah padaNya

Agar kau bahagia bersama lainnya

Jika rindu padamu,

Ku ingat dia juga merindukanku

Jika cinta padamu,

Ku tahu cintanya hanya untukku

Jika aku menginginkanmu,

Ku sadar dia hanya membutuhkanku

Jika aku tulus padamu,

Ku paham ketulusannya ditujukan padaku

Kerinduanku mengingatkanmu untuk berhenti

Kecintaanku hanya menyisakan sakit hati

Keinginanku tak lain hanya mengkhianati

Ketulusanku mengharuskanmu untuk memisahkan diri

Jika kelak kau hampir gila karena aku

Kau harus ingat aku mencintaimu, merindukanmu, menginginkamu

Jika kelak kau bersedih karena aku

Kau harus ingat hanya kau yang ada di hatiku

Namun jangan Tanya lagi

Mintalah padaNya

Agar cintamu padaku hilang seketika

Aku hanya akan terus mencintainya, menjaganya, setia adanya

Meski aku mencintaimu

Pun hanya dia yang ada di depanku

Rela aku tertahan

Dan kau cepat-cepatlah relakan.

Tuban, 21 September 2016

Untuk kamu, dan dia (keluargaku)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun