Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kisah Nyata, Wasiat Lebaran di Atas Kuburan

29 Mei 2020   13:41 Diperbarui: 29 Mei 2020   13:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Buk, ngak boleh ngomong kayak gitu. Selagi masih ada kesempatan hidup kita harus berjuang, dan kalau bicara yang baik-baik aja" tegas ku jika dia berucap itu lagi.

Setelah itu taburan kelopak bunga pun memberikan kesan bahwa kita masih ingat dan merindukan orang meninggal itu. Dengan hati-hati ibuk Sundara menaburkan kelopak bunga, dan dia juga memberikan kelopak itu agar aku ikut menaburkan diatas kuburan orangtuanya.

 Selama bersama ibuk Sundara aku juga belajar banyak hal, ketulusannya selama ini padaku, yang selalu mengingat kan ku sholat, zikir, dan sampai saat berbuka dan sahur. Bingkisan kue lebaran pun juga diberikan padaku untuk bisa merasakan lebaran di rantau orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun