"Semoga kamu tulus mencintai Gilang Lu" dialogku dalam hati yang meneteskan air mata.
"Emang kamu ikhlas May?" ucap Safia dibawah selimutnya.
"Jangan sering membohongi diri May"
"Gilang tuh anaknya baik, gue kasihan aja jika dia bertemu sama orang ngak setia"
Kupegang tangan Safia dengan erat. "Percayalah Fia, aku sedang belajar untuk melupakannya, terimakasih sudah mengerti dengan perasaanku" ucapku dengan nada pelan.
Malam yang romantis menjadi malam yang sunyi di bawah tenda yang sempit. Hanya hati yang harus diperlapang, ketika semua keingginan tidak sesuai harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H