Seorang yang ringan memaafkan, jiwanya cenderung bahagia. Merekea tidak terlalu risau dengan kesedihan atau kemalangan yang menimpa hidupnya. Kalaupun ada masalah, mereka yakin bahwa di balik itu semua ada rencana Allah SWT yang begitu besar. Mereka berpikir bahwa Allah SWT tidak mungkin memberikan cobaan melebihi kapasitas mereka. Artinya, semua masalah yang ada di dunia ini, tuhan pasti memberikan jalannya.Â
Masalahnya di Hati
- Hati yang Sehat
- Hati yang Mati
- Hati yang Sakit
Ada tiga faktor yang harus dipahami oleh manusia sebagai insan pemaaf
Hati yang SehatÂ
Menurut al-Jauziyah, hati yang sehat adalah hati yang selamat. Pada hari kiamat nanti, barang siapa yang menghadap allah SWT tanpa membawanya, tidak akan selamat. Allah SWT berfirman dalam surat Asy-Syu'ara (26)Â ayat 88 dan 89, "...(yaitu) pada hari ketika tidak berguna lagi (lagi) harta dan anak-anak serta laki-laki kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih..."
Hati yang bersih (dalam ayat di atas) didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan peintah Allah, dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari ketidakbenaran. Hati ini bersih dari beribadah kepada selain Allah dan berhukum kepada selain Rasulullah kalau ya beribadah itu hanya kepada Allah dan bukan karena ingin pamer atau menyerahkan diri kepadanya selain nya jika ia mencintai membenci memberi dan menahan diri semuanya karena Allah ini saja tidak cukup sehingga ia benar-benar terbebas dari sikap tunduk dan berhubung pada selain Rasulullah. Orang yang hatinya sehat (dan bersih) hatinya telah terikat kepada rasul dan ikatan yang kuat untuk menjadikannya sebagai satu-satunya panutan dalam perkataan perbuatan ia tidak akan berani bersikap lancang mendahuluinya dalam hal Aqidah perkataan ataupun perbuatan
Hati yang Mati
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Seseorang yang seperti ini, tulis Qayyim, ibaratnya seperti manusia berikut : ".... Ia tidak beribadah kepada-Nya dengan menjalankan perintah atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diri dhai-Nya. hati seperti ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi walaupun itu dibenci dan dimurkai Allah SWT. Ia tidak peduli dengan keridhaan atau kemurkaan Allah. Baginya, yang penting adalah memenuhi keinginan hawa nafsu. I menghamba kepada selain Allah. Jika ia mencinta, membenci, memberi dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu. Hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cintai daripada keridhaan Allah.
Hati yang Sakit
Hati yang sakit adalah hati yang hidup, tetapi mengandung penyaki. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada "kehidupan" dan kadang-kadang pula cenderung pada "penyakit". Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan. dan tawakal kepada Allah SWT, yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap dunia. Ia ada di antara dua penyeru; penyeru kepada Allah, Rasul dan hari akhir, serta penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab.
Demikianlah hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyuk, tawadhu (rendah hati) lembut, dan selalu berjaga. hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati, Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, Kadang-kadang dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.