Mohon tunggu...
Andhika Pradityo
Andhika Pradityo Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yg suka nulis dan otomotif. penggila muscle car dan mobil2 Amerika lainnya..seorang freelance writer...lg selesein tesis, sama lagi bikin novel horror :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Great Traffic Jam

9 November 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kenapa sayang?” tanya Ibu dengan sabar.

“Baterainya habis, Bu.”

“Ya udah. Kamu main game di HP kamu aja, ya.”

“Jam berapa macetnya selesai, Bu?”

“Sabar ya, Nak.”

Ibu kembali mengusap-ngusap kepala Dani denganlembut. Tapi sepertinya kesabaran Dani sudah habis. Ia terus menanyakan kapan macet ini akan berakhir dengan nada kesal.

Dan ia benar-benar sudah kesal dengan kondisi ini sehingga ia memukul-mukul telinganya dengan telapak tangannya. Ia jugamemukul-mukul kedua kakinya dengan kedua tangannya sambil berteriak-teriak penuh emosi. Ibu berusaha menenangkan Dani dengan sabar.

Tapi keadaan semakin memburuk. Sekarang Dani memukul-mukul jok mobil dengan keras dan membenturkan kepalanya ke jendela beberapa kali sambil terus berteriak-teriak. Setelah itu ia mulai menggigit tangannya sendiri. Dengan sigap, aku dan Ibu langsung menarik tangannya.

“Kamu nggak boleh gitu!” Ibu memperingatkan Danidengan suara keras. “Nanti tangan kamu bisa berdarah!” lanjut Ibu. Dani tampaknya tidak peduli dengan perkataan Ibu. Ia masih berteriak-teriak dan berusaha menarik kedua tangannya dari genggamanku dan Ibu.

“Coba kamu ambil obat penenang di dalem tas merah,”pinta Ibu kepadaku.

Aku langsung keluar dari mobil dan menaiki bak mobil. Suhu udara yang dingin menusuk tak membuatku gentar. Aku mengacak-ngacak isi tas berwarna merah yang berisi pakaian. Aku sempat berpikir bagaimana Ibu bisa menaruh obat di dalam tas yang ditaruh di luar ruangan. Padahal semua obat harus ditaruh di dalam ruangan dengan suhu stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun