Mohon tunggu...
Andika Lawasi
Andika Lawasi Mohon Tunggu... Lainnya - an opinion leader

Rakyat Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengungkap Sisi Terbaik Likupang sebagai Surga Pariwisata di Utara Indonesia

22 Maret 2022   16:09 Diperbarui: 23 Maret 2022   09:47 3147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Paal (Sumber: Indonesia.Travel)

Likupang menyimpan keindahan alam yang begitu luar biasa. Karena keindahannya ini, sampai-sampai ada yang menggambarkannya dengan ungkapan "Surga Pariwisata yang tersembunyi". Dia adalah Christian Fenie, seorang konsultan wisata bahari yang sudah lama malang melintang dalam ekosistem pariwisata kelautan.

Disebut tersembunyi karena selama ini kawasan Likupang belum begitu banyak terekspos ke dunia luar sehingga luput dari lensa pariwisata Indonesia maupun dunia. Hal ini terungkap dari kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenparekraf dengan tema "International Conference, Likupang North Sulawesi: Discover The Hidden Paradise" pada 8 Maret 2022.

Dalam konferensi tersebut yang juga dihadiri secara virtual oleh Bapak Sandiaga Uno, Menparekraf RI, terungkap bahwa Likupang ini sangat mampu menyaingi spot-spot pariwisata dunia lainnya yang sudah terkenal lebih dulu. Hal tersebut disebabkan karena Likupang sudah memiliki modal yang sangat kuat untuk dijadikan sebagai kawasan wisata alam. 

Dengan struktur bentang perbukitan alam yang berpadu dengan hijaunya pepohonan kawasan hutan, kekayaan biota laut serta terumbu karang yang amat eksotis. Pesona alam Likupang diyakini benar-benar akan mampu memikat mata siapa saja yang memandangnya. 

Tidak heran bila Likupang dicanangkan sebagai salah satu destinasi super prioritas (DSP) yang akan menjadi leading sector pariwisata dari ujung utara Indonesia.

Sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP), posisi Likupang sendiri dari awal memang sudah sangat strategis dalam ekosistem pariwisata di Sulawesi Utara secara regional.

Sulawesi Utara pada dasarnya telah memiliki arsitektur pariwisata yang cukup komprehensif. Menurut Dr. Paul Richard Renwarin, salah seorang narasumber dalam konferensi tersebut di atas, mengungkapkan bahwa di Sulawesi Utara terdapat 3 (tiga) dimensi utama pariwisata yang sudah built-in serta saling terintegrasi, yakni wisata alam, wisata sosial/budaya, dan wisata berbasis masyarakat.

Terkait wisata alamnya, Sulawesi utara memiliki spot wisata berbasis Laut-pantai yang cukup banyak dan eksotis, seperti Kawasan Bunaken, Likupang, Aertembaga, Bitung, dan Lembe. Spot wisata berbasis Gunung-lembahnya pun juga tak kalah indah, yang meliputi Manado, Minahasa, Bolaang Mongondow, gunung Lokon, Mahawu, danau Tondano, Linow dan Moat.

Sementara dari sisi wisata sosialnya, Sulawesi utara juga memiliki nilai-nilai sejarah dan kepercayaan yang dipandang mempunyai keunikan tersendiri yang dapat menarik minat wisatawan secara segmented, seperti perayaan festival keagamaan, perjalanan sejarah menapaki jalur purbakala, jalur niaga china, dan jalur rempah masa VOC, serta mengunjungi pengolahan saguer-cap tikus-gula semut yang merupakan minuman alkohol tradisional khas masyarakat minahasa.

selain itu, juga terdapat berbagai wisata rekreatif sebagai penunjang wisata alam-budayanya yang berupa pertunjukan seni musik-tari-nyanyi yang digelar oleh pelbagai sanggar kesenian yang ada di Sulawesi Utara, seperti Tomohon International Flower Festival (TIFF) dan festival Bunaken-Lembeh.

Wisman berkunjung ke Desa Wisata Bahoi, Minahasa Utara  (sumber : kompas)
Wisman berkunjung ke Desa Wisata Bahoi, Minahasa Utara  (sumber : kompas)
Secara garis besar, ada 5 (lima) aspek yang menjadi modalitas Likupang sebagai destinasi super prioritas.

Pertama, ada dukungan yang sangat besar dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, sehingga segala kebutuhan terkait pengembangannya menjadi DSP akan senantiasa disokong baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pembangunan infrastruktur pendukung yang diperlukan.

Kedua, Likupang merupakan bagian yang integral dengan kawasan ekonomi khusus, sehingga dapat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata.

Ketiga, Likupang , terutama di kawasan pantai pulisan, memiliki keanekaragaman biota laut yang menjadi sumbu utama wisata bahari di Likupang. Tidak banyak tempat di Indonesia yang memiliki kekayaan biota laut. Sehingga ini akan menjadi modal kuat Likupang dalam menarik wisatawan mancanegara yang berminat dengan dunia bawah laut.

Keempat, kawasan wisata Likupang akan senantiasa berkelanjutan sebab didukung dengan masterplan pembangunan yang selaras dengan nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan sehingga tercipta suatu kawasan wisata yang nyaman bagi manusia, ramah terhadap lingkungan alam sekitar, serta berorientasi pembangunan ekonomi hijau.

Kelima, Likupang tidak hanya unik dari sisi bentang alamnya saja, namun juga bernilai dari sisi manusia dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar kawasan wisatanya. Perilaku dan budaya masyarakat yang sangat terbuka dan bersahabat tentunya akan menjadi nilai tersendiri yang akan memberikan pengalaman baru bagi mereka yang belum pernah berkunjung ke Likupang.

Namun, untuk menjadi destinasi super prioritas (DSP) yang mumpuni, maka ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Menurut Prof. Dr. Bet El SilisnaLagarense, MM Tour yang juga salah satu narasumber dalam kegiatan konferensi tersebut, menjelaskan bahwa ada 4 (empat) strategi yang perlu ditempuh, di antaranya;

(1) Meningkatkan Kapasitas seluruh institusi untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata berkelanjutan secara menyeluruh; (2) Meningkatkan akses dan pelayanan industri pariwisata dan stakeholders; (3) Memprioritaskan Partisipasi Lokal dalam kegiatan dan Program Pengembangan pariwisata (Namun Perlu Kompetensi); dan (4) Memberikan peluang terhadap investasi swasta untuk masuk dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan.

Selain itu, pemerintah lokal juga perlu mengambil beberapa langkah strategis yang mencakup (1) Memadukan Pembangunan Kepariwisataan Wilayah LIKUPANG; (2) Pengembangan Produk Pariwisata Berbasis Konservasi Sumber Daya Kelautan/ Kemaritiman; (3) Pengembangan Produk Pariwisata Berstandar Internasional; serta (4) Peningkatan Kapasitas Masyarakat Sebagai Pelaku Utama Pariwisata.

Menparekraf Sandiaga Uno Kunker ke Manado, Sulawesi Utara sebagai Bentuk dukungan pemerintah pusat kepada DSP Likupang (sumber : kompas)
Menparekraf Sandiaga Uno Kunker ke Manado, Sulawesi Utara sebagai Bentuk dukungan pemerintah pusat kepada DSP Likupang (sumber : kompas)

Senada dengan pernyataan di atas, Dr. Paul Richard Renwarin juga berpandangan bahwa harus ada koordinasi dan integrasi di antara para pemangku kepentingan. Dalam hal ini, pemerintah lokal, khususnya dinas Kebudayaan dan Pariwisata, harus mampu bekerjasama dengan baik sampai ke level pemerintahan kelurahan, kecamatan, desa maupun dusun agar gerak kebijakan pariwisata yang diambil dapat saling bersinergi dan melengkapi.

Para pengelola tour and travel juga harus senantiasa memperbaiki layanan mereka agar bisa memenuhi kenyamanan para wisatawan, terutama dalam hal penyediaan transportasi yang layak dan akomodasi yang representatif.

Dalam aspek wisata sosial, para kelompok penggiat seni budaya, sanggar seni sebagai pelaku pagelaran seni juga harus berkreasi secara konsisten menghasilkan atraksi kebudayaan yang mampu memikat wisatawan.

Para perajin kesenian juga perlu berkreasi secara lebih baik lagi dalam memproduksi barang-barang kerajinan seni lokal yang dapat menjadi cinderamata atau souvenir yang bernilai agar bisa menjadi suatu barang komersial yang menarik bagi para wisatawan dan pengunjung. Dan yang terakhir serta tidak kalah pentingnya adalah elemen masyarakat lokal itu sendiri.

Masyarakat setempat yang wilayahnya akan dikunjungi tentu saja merupakan pihak yang diuntungkan dari aktivitas pariwisata tersebut. Oleh karena itu, perlu ada semacam kekompakan bersama agar suasana batin budaya yang ada di dalam masyarakat mampu memberi kesan yang baik untuk para pengunjung dan wisatawan.

Sehingga, nantinya mereka mau berkunjung kembali, bukan hanya untuk dapat menikmati suasana alamnya, tapi juga ingin kembali merasakan kehangatan dan kesantunan masyarakat yang ada di kawasan wisata tersebut, tempat dimana mereka merasa diterima dengan sangat baik.

Pada akhirnya, penetapan Likupang sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia tentu sangat beralasan mengingat potensi keindahan alamnya yang sangat unik dan pastinya tidak kalah dengan spot-spot wisata kelas dunia yang sudah terkenal lebih dulu.

Sudah saatnya ekspansi pariwisata Indonesia Timur khususnya dari Sulawesi Utara harus diagresifkan sedemikian rupa sebagai tonggak awal bangkitnya pariwisata Indonesia pasca pandemi Covid-19 mendera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun