Tapi kalau sudah diberi oleh pejabat atau orang yang ia minta, ia bisa menganggap si pemberi itu malaikat bahkan mah cium kaki orang itu. Baitu bana ang yuaang.
Kalau soal uang? ia bisa bawa nama-nama organisasi untuk pribadinya. Bahkan banyak laporan bahwa oknum ini sering makan uang teman sesama wartawan.
Ia datang ke sejumlah instansi membawa label organisasi yang ia pimpin. Lalu uangnya ia bagi hanya untuk pribadi. Sungkahan lah dek ang.
Bahkan pernah kejadian ia pernah memakan uang tambang ilegal yang diberikan oleh seseorang. Mendengar hal itu ada sejumlah wartawan meminta oknum itu mengembalikan uang tersebut. Bikin malu, sudah lah maling ketahuan lagi.
Kenapa oknum seperti ini masih ada di kota dan kabupaten solok ini. Ya karena selama ini tidak ada yang berani tampil menyampaikan rusaknya oknum ini.
Teman-teman di ASN kota dan kabupaten semua mengeluh dengan aksi oknum ini. Kalau lah bisa diusir ia akan usir seperti halnya mengusir ayam.
Tak sedikit para pegawai yang ia teror dan ancam. Baik secara ferbal dan ancaman lainnya. Lalu ada yang bertanya kenapa tidak dilaporkan ke polisi? Sudah. sudah ada yang dilaporkan (oknum lain). Tapi karena kasihan maka tidak dilanjutkan.
Oknum ini bisa menjadi pura-pura menjadi korban, bisa juga menjadi orang paling susah hidupnya agar dikasihani dan dikasih uang.
Orang-orang seperti ini hidup dari kebencian orang. Karena orang yang ia mintai uang tak rela dan ikhlas. Dan tak akan menjadi darah daging.
Jika kasih uang Rp50000, disuruh cium kaki ia pun mau. Tapi gaya atau lagaknya seperti bos-bos tambang. Kok carito sampai ka langik ka tujuah.
Orang seperti ini yang bikin buruk nama wartawan di Indonesia khususnya di kota dan kabupaten solok.