Mohon tunggu...
Difa Azizah
Difa Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Berminat pada sejarah, politik, film dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku Cinta Anak Karaeng

4 Juli 2024   09:26 Diperbarui: 4 Juli 2024   12:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Karaeng' merupakan panggilan kehormatan kepada seorang bangsawan, yang memiliki status sosial paling tinggi di masyarakat Bulukumba khusunya di desa Kindang. Menurut adat dan budaya, keturunan Karaeng harus menikah dengan sesama keturunan Karaeng tanpa harus melihat latar belakang apapun, namun jika seorang Karaeng jatuh cinta dengan seseorang yang tidak memiliki marga Karaeng, maka cinta itu dianggap tabu yang bisa menjadi perpecahan pada masyarakat.

Karaeng Asmi merupakan anak dari Karaeng Bahri, seorang bangsawan di desa Kindang, Bulukumba, ayahanya sangat dihormati karena ia adalah kepala sekolah terkenal dan juga memiliki banyak tanah di desa. Karaeng Asmi berumur 26 tahun seorang sarjana dan seorang PNS di SD Negeri 55, di desa Kindang ia dilihat sebagai wanita yang sangat di idam-idamkan karena ia berasal dari keturunan Karaeng dan juga sudah memiliki karir yang bagus. 

Usianya yang sudah cukup untuk menikah menjadi perhatian masyarakat untuk datang melamarnya, namun semuanya ditolak oleh Karaeng Bahri dengan alasaan karena mereka bukan dari keturunan Karaeng. 

Hal ini menyebabkan Karaeng Asmi menjadi stress karena cintanya selalu kandas. Selain di idam-idamkan karena keturunan Karaeng dan menjadi seorang PNS, Karaeng Asmi juga di idam-idamkan karena karakternya yang tidak pernah memandang status sosial seseorang dalam bergaul.

Ia sering ikut berbaur dengan teman-temannya di desa tanpa memandang jabatan, gelar, ataupun kekayaan. Karena sikapnya yang seperti itu, salah seorang temannya yang bernama Daro mulai merasakan getaran cinta pada Karaeng Asmi. Daro seorang pemuda berusia 21 tahun yang merupakan anak dari Puang Hadasan, seorang pengurus masjid dan petani di desa Kindang. 

Daro hanyalah seorang pengangguran dan  tamatan SD, memiliki kelebihan sebagai seorang pemain bola, itupun hanya sebatas permainan bola pada acara kemerdekaan saja. Meskipun hanya bermodalkan hal tersebut, Daro adalah seorang yang pemberani dan keras kepala, Daro tetap bertahan untuk mencintai Karaeng Asmi.

Meskipun Daro mengetahui bahwa cintanya tabu, Daro tetap mengusahakan cintanya. Karena perbedaan status sosial yang bertolak belakang, Daro tergoda melakukan apa pun untuk mendapatkan keinginannya. Ia mulai melakukan hal-hal yang amat jarang ia lakukan seperti sholat selain sholat Jumat, berdoa selepas sholat hingga melaksanakan sholat 2 kali dalam sehari. 

Daro memulai cintanya dengan pergi menemui Amma' Hatik, seorang nenek tua yang berada pada kampung Ganting, salah satu kampung di desa Kindang.  Daro rela berjalan selama kurang lebih satu setengah kilo jauhnya. Disana, ia meminta bantuan dari Amma' Hatik untuk membantu kisah percintaannya. Sebelum diberikan saran oleh Amma' Hatik, Daro sudah diperingati oleh Amma' Hatik bahwa cintanya sangat beresiko, karena ia telah mencintai keturunan Karaeng. 

Setelah mendapat bantuan dari Amma' Hatik, Daro mulai mendekati Karaeng Asmi. Saat acara nongkrong biasa yang dilakukan oleh Daro dan teman- temannya, ia mengikuti saran dari Amma' Hatik untuk menyemburkan asap rokok pada Karaeng Asmi. Saat malam setelah kejadian tersebut, Karaeng Asmi merasakan getaran cinta pada  Daro yang membuatnya bermimpi seolah-olah ia sedang jalan-jalan bersama Daro menuju salah satu tempat wisata disana. 

Beberapa hari kemudian, Daro mulai menyadari bahwa Karaeng Asmi juga merasakan getaran cinta padanya. Ia kemudian menitipkan sehelai surat kepada temannya untuk diberikan kepada Karaeng Asmi. Surat itu berisi pernyataan cinta dari Daro untuk Karaeng Asmi. 

Karaeng Asmi yang membaca surat itupun membalas memberikan surat kepada Daro dengan isi "Daro, saya juga merasakan hal yang sama, Tertanda Karaeng asmi". Setelah mereka saling mengungkapkan perasaannya satu sama lain, mereka mulai untuk menjalin hubungan secara diam-diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun