Ada sebuah logika yang terbangun pada pemerintahan SBY saat ini, bagaimana SBY melakukan politik akomodatif sehingga posisi menteri dalam Kabinet yang dipimpin SBY adalah kepanjangan tangan dari partai yang mengusungnya. Entah apa yang terjadi dengan sistem politik bangsa ini? komposisi menteri yang duduk di kabinet selalu berdasarkan hubungan politik dengan sang penguasa bukan berdasar pada keahlian dalam bidang yang ditekuninya.
Rasanya masih segar di ingatan kita bagaimana Sri Mulyani menjadi korban politik akomodatifnya SBY walaupun Sri Mulyani hijrah ke lingkungan global akan tetapi perpolitikan bangsa ini tidak menunjukkan rasa penghargaannya terhadap anak bangsa yang mempunyai kapabilitas dan integritas.
Hubungan romantis yang terjalin antara penguasa negeri ini dan pemilik modal lokal ataupun internasional belum menjadi perhatian utama rakyat, hal ini yang akan menjadi bom waktu yang berakibat pada keterpurukan bangsa ini di masa depan.
Entah apa yang mau diwariskan pemimpin kita saat ini pada generasi bangsa apabila saat inipun kita tak mampu menjaga, mengelola dan mengembangkan segala kekayaan bumi indonesia. Hanya dengan merekonstruksi ulang sistem pendidikan indonjesia yang bertujuan agar terbentuknya kemandirian berpikir bagi generasi penerus bangsa ini. Sehingga secara mandiri mampu mengelola, mengembangkan apa yang dimiliki oleh bangsa ini tanpa harus mengantungkan nasibnya terhadap bangsa lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H