Mohon tunggu...
Dieny Rahmi
Dieny Rahmi Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreneur

Sky Admirer | Penulis Diary http://dienyrahmi.blogspot.co.id/ dienyrahmi02@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perbankan Syariah, Satu Cerita dengan Pemeran Berbeda

29 Desember 2017   20:04 Diperbarui: 29 Desember 2017   20:36 2183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://fasya.iainuruljadid.ac.id

Perbankan Syariah, Satu Cerita dengan Pemeran Berbeda? Sebaiknya anda lanjutkan membaca.

Jika mendengar kata perbankan syariah, apa yang anda fikirkan pertama kali?

Mungkin jawaban kita sama, atau mungkin juga anda yang benar. Karena rasa penasaran, akhirnya saya berseluncur mencari tahu dengan bantuan internet. Bertemulah saya dengan Wikipedia yang dengan baik hati menjelaskan apa itu perbankan syariah, menurut Wikipedia Perbankan syariah ialah system perbankan yang dalam menjalankan kegiatannya menggunakan hukum islam.

Tak hanya bertemu dengan Wikipedia, saya lanjutkan pertemuan dengan banyak artikel artikel lain yang tak kalah dalamnya mengupas tentang perbankan syariah.

Akhirnya sedikit banyak saya paham, Perbankan syariah rupanya sebuah solusi agar menghindari kegiatan meminjamkan atau memungut pinjaman dari bunga pinjaman atau riba, yang dimana riba adalah haram hukumnya dalam Agama Islam. Dari yang saya tangkap, secara garis besar begitu arti dan maksudnya, semua kegiatan berlandaskan hukum islam.

Cara main yang digunakan oleh perbankan syariah berkiblat pada ajaran Agama Islam, dengan begitu tujuan dari perbankan syariah akan tercapai. Menurut Afzalur Rahman dikutip dari  bukunya Islamic Doctrine on Banking and Insurance (1980) menjelaskan, perbankan syariah memiliki sebuah tujuan untuk memberikan  kemaslahatan bagi nasabah, karena menjanjikan keadilan yang sesuai dengan syariah dalam sistem ekonominya.

Penjelasan mendalam mengenai perbankan syariah saya yakin bisa banyak ditemukan dalam artikel artikel lain yang ditulis oleh penulis penulis hebat lainnya yang lebih handal dan ahli dalam mengupas mengenai perbankan syariah ini.

Sehingga, saya rasa saya bisa menuliskan pendapat saya dari sudut pandang yang berbeda. Yang menurut saya dapat dimengerti, setidaknya untuk saya sendiri.

Halal Food dan Perbankan Syariah, Memiliki Cerita yang Sama

korean-products.com
korean-products.com
Setelah berseluncur dan mencari tahu mengenai apa itu perbankan syariah, saya menemukan banyak Artikel yang membahas tentang perkembangan perbankan syariah yang pesat, Khususnya di Luar Negeri, seperti Inggris. Namun, tidak sedikit pula artikel yang membicarakan perkembangan perbankan syariah yangmelesat tidak secepat bank konvensional pada umumnya, termasuk di Indonesia.

Saya lebih tertarik dengan "melesat tidak secepat bank konvesional" dimana berarti Perbankan Syariah masih tertinggal dari bank Konvensional, khususnya di Indonesia. Hal ini rupanya didasari karena banyak faktor penyebab, yang dijelaskan tersusun rapi disana, dari mulai A hingga Z.

Dari mulai kurangnya modal, belum familiarnya masyarakat dengan istilah perbankan syariah (belum terkenal) hingga masih adanya beberapa persepsi di masyarakat yang mengira jika Bank Syariah diperuntukan hanya untuk mereka yang beragama Islam saja.

Walau memang sudah banyak yang tidak menganut persepsi demikian, namun tidak sedikit juga yang masih berfikir seperti itu. Dan macam macam alasan lain yang dapat menyebabkan lambatnya perkembangan perbankan syariah.

Faktor tidak terkenal dan faktor persepsi berhasil menarik perhatian saya untuk menulis artikel ini. Karena rupanya Perbankan Syariah-pun ternyata masih belum terkenal dikalangan umat Muslim sendiri. Bisa ditebak apa yang saya fikirkan?

Jadi begini,

Saya melihat kemiripan pengalaman dan cerita yang dimiliki oleh Halal food dan Perbankan Syariah. Keduanya identik dengan istilah yang ada dalam Agama Islam, "Halal dan Syariah". Sehingga sering kali dianggap sebagai "sesuatu yang hanya digunakan oleh umat Islam ". Padahal dalam kenyataannya hal tersebut tidaklah benar.

Semakin berkembangnya zaman, rupanya semakin pula keterbukaan orang orang terhadap hal hal yang baru. Contoh nyatanya ialah, Halal Food yang semakin dikenal Mancanegara, termasuk di Korea dan Jepang.

Yang saya tahu dan saya lihat (tidak langsung ke lokasi tapi dari internet, program dan acara yang ada)  Di Korea sendiri, dewasa ini istilah Halal Food sudah seperti brand populer dan menjamur disana. Dimana makanan ini tidak hanya diperuntukkan khusus Muslim, tapi juga seluruh masyarakat Korea / siapa saja yang ingin mengonsumsinya.

Termasuk artis dan idol Korea favoritku, mereka sering kali memamerkan Halal Food sebagai makanan yang dikonsumsinya hari itu. Karena pada dasarnya, tidak ada yang berbeda dari Halal Food dan makanan lainnya, hanya saja pengolahan dan bahannya yang sesuai dengan hukum Agama Islam.

Sebagai seorang muslim, Halal Food bukanlah sebuah brand makanan ataupun jenis makanan yang luar biasa. Pengolahan dan bahan makanan yang dikonsumsi oleh umat muslim itulah Halal Food. Tapi rupanya, bagi mereka hal tersebut adalah hal baru yang dapat diterima bahkan menjadi populer dan digemari.

Lalu, apa bedanya dengan perbankan syariah?

Halal Food adalah memang makanan umat Muslim, yang bahan dan pengolahannya sesuai dengan ajaran Agama Islam. Dan tak ada yang istimewa dengan itu, karena memang harus begitu, Umat Muslim wajib mengonsumsi Halal Food.

Lalu apa bedanya sekarang dengan Perbankan Syariah?

Perbankan syariah sama saja dengan Halal Food, sesuai dengan ajaran dan aturan Agama Islam, namun beda dalam objek yang digunakan. Halal Food menggunakan makanan, sedangkan Perbankan Syariah bergulat dalam bidang Perbankan. Tapi, mengapa masih banyak yang belum familiar dan merasa tidak tahu akan hal itu? (termasuk saya sendiri).

Mengonsumsi Halal Food adalah kewajiban umat Muslim, karena memakan makanan yang haram adalah dosa. Jadi, Perbankan Syariah-pun tidaklah berbeda, cara mainnya sesuai dengan ajaran Agama Islam, lalu mengapa masih tidak tahu dan belum familiar? Bukankah sebagai umat muslim harus melakukan ajaran Agama Islam? (pertanyaan untuk diri saya sendiri)

Nah, sayapun baru tersadar sekarang, sekarang, detik ini. Ketika menulis kata sekarang. Haruskah saya membuat rekening baru? Karena saat ini saya bukanlah Nasabah dari Bank Syariah. Mari kita berburu hari libur kerja, sehingga bisa ke salah satu Bank Syariah dan menjadi nasabah disana. Hehehe

Lalu, Jika mengikuti jejak Halal Food, tidak menutup kemungkinan Perbankan Syariah-pun akan ikut populer di Mancanegara, sekarang sudah populer, kedepannya akan semakin populer dan memiliki banyak nasabah, jika dilihat dari banyaknya umat Muslim di dunia.

Persepsi

http://jonlieffmd.com
http://jonlieffmd.com
Lalu, karena semua berbasis islam, apakah non muslim dilarang bergabung menjadi nasabah? Oh tentu tidak! Hanya peraturan dan cara main yang mengikuti ajaran Islam, nasabah atau pengikut layanan ini tentunya bebas.

Selama memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh Perbankan Syariah, diantaranya ialah tidak dipergunakannya untuk sesuatu yang bersifat haram

Non Muslimpun bisa dengan mudah menjadi Nasabah Bank Syariah. Tidak percaya? baca disini.

Mari kita Balik lagi ke Halal Food, Banyak Non Muslim yang mengonsumsi Halal Food dan mereka tak menemukan perbedaan. Semuanya baik baik saja.

Halal Food dan Perbankan Syariah, Bagaikan satu Cerita dengan pemeran utama yang berbeda.

Jadi, kapan mau mendaftar jadi Nasabah Bank Syariah? Kalau saya, coba saya izin dulu pada atasan saya agar bisa diberi hari libur untuk mendaftar sebagai nasabah ya..

Salam, Dieny Rahmi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun