Harmoni adalah keselarasan. Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut armonÃa (Spanyol & Italia), harmonie (Perancis dan Jerman), zusammenklang (Jerman). Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik. Harmoni atau ilmu harmoni juga bisa diartikan sebagai ilmu untuk menyusun dan menyambung akor-akor. Harmoni juga dapat dikatakan paduan nada , yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan secara serentak.
Disini ada beberapa Pengertian Harmoni atau Ilmu Harmoni
1. Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi horisontal.
2. Adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-not (nada-nada) secara simultan (serentak atau bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor.
3. Adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar.
Sesuai dengan pengertian yang pertama di atas, dalam musik barat, harmoni mengacu kepada aspek musik secara vertikal, yaitu perpaduan beberapa nada dalam satu hitungan/ketukan secara serentak/bersamaan. Hal ini harus dibedakan dengan ide atau gagasan dalam musik yaitu melodi atau garis melodi lagu. Melodi lagu disebut juga sebagai aspek horisontal di dalam musik. Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan pergerakan (progresi) pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar sebagai musik yang selaras dan indah.
Harmoni memiliki peranan penting sebagai dasar pengetahuan dan keterampilan dalam menyelanggarakan musik. Akan tetapi ilmu harmoni tidak begitu saja dapat dihafal atau dimengerti, melainkan harus melalui praktek langsung secara terus menerus untuk mencapai pemahaman dan pengertian yang mendalam. Latihan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan harmoni yaitu bernyanti, memainkan alat musik, berlatih atau menyusun aransemen musik dari tingkat sederhana sampai tingkat lanjut.
Berikut ini akan disajikan secara singkat hal-hal yang berkenaan dengan harmoni, akan tetapi bahasan ini harus disertai dengan latihan dan praktek secara sungguh-sungguh dalam bermain musik, bernyanyi, sehingga diperoleh pengetahuan, kesenangan, apresiasi, dan keterampilan musik.
a. Akor/Trinada/triad
Akor/Trinada/triad merupakan sumber akor. Jika kita menyusun tiga nada yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts kecil (Minor Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik.
Nada paling bawah disebut nada alas atau not alas yang dirangkai dengan nada-nada yang selaras (terts dan kwint). Dengan ketentuan tersebut kita dapat mendirikan berbagai akor dengan nada alas apa saja, dengan satu nada alas kemudian dipasangkan dengan nada ketiga dan kelima pada tangga nada tersebut terbentuklah akor dengan karakteristiknya.
b. Kedudukan trinada
Jika kita perhatikan maka kedudukan nada-nada dalam akor adalah sebagai berikut :
g a b c' d' e' f' nada kelima (kwint)
e f g a b c' d' nada ketiga (terts)
c d e f g a b nada alas
Nada-nada dalam akor tersebut jika dibunyikan bersama-sama dapat dibolak-balik. Tetapi jika dibunyikan sendiri-sendiri (bas), maka nada tersebut tidak boleh dibalik, kecuali memang disengaja untuk mempermanis lagu/untuk variasi.
c. Fungsi akor
Fungsi-fungsi akor menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
1. Akor primer, kelompok akor primer adalah sebagai berikut :
- akor I (T=tonika), (a) akor tonika jenis mayor 1-3-5 yang mempunyai sifat stabil, tenang, dan bulat yang berperan sebagai penutup lagu mayor, (b) akor tonika jenis minor 6-1-3 yang mempunyai sifat tenang, bulat, stabil, berperan sebagai penutup lagu minor.
- Akor V (D=dominan), (a) akor dominan jenis mayor 5-7-2 yang mempunyai sifat tidak tenang, ingin menjadi tonika dan berperan sebagai titik balik dari tonika, (b) akor dominan minor 3-5-7 yang mempunyai sifat kurang stabil ingin menjadi t.
- akor IV (S=sub dominan), (a) sub dominan mayor 4-6-1 yang mempunyai sifat kurang satbil, ingin menjadi t, tetapi keinginan ini lemah, perogresif terhadap t, (b) sub dominan minor 2-4-6- yang mempunyai sifat kurang stabil, ingin menjadi t, tetapi keinginannya lemah.
2. Akor sekunder (pembantu)
- Akor pembantu pada tangga nada mayor. Yang termasuk dalam jajaran akor pembantu adalah akor-akor I, II, II dan IV. Akor tonika (I) dibantu oleh akor VI atau sub dominan dibantu oleh akor II, dan akor V atau dominan dibantu oleh akor III.
- Akor pembantu pada tangga nada minor. Jika kita perhatikan pada akor-akor pembantu tangga nada mayor berjenis minor, maka untuk akor bantu pada tangga nada minor tentunya dapat dibalik bahwa akor mayor dapat menjadi akor pembantu akor minor, hal ini disebabkan karena persaudaraan antar akor.
3. Akor-akor janggal (disonan)
Akor janggal setidaknya memuat satu nada yang tidak selaras. Adapun yang termasuk akor janggal, antara lain : akor-akor septim, akor non, akor dominan septim berkurang, akor sub dominan dengan tambahan sekst, nada penyambung dan nada samping, antisipasi (nada yang didahulukan), vorhalt (nada yang ditunda), bas panjang dan ostinato.
d. Kadens
Pada waktu kita menyanyikan lagu dengan diiringi sebuah alat musik harmoni, kita merasakan musik berubah terus menerus antara T, D, S atau versi lainnya. Perubahan tersebut dapat terjadi disetiap ketukan berat atau ketukan agak berat, bahkan kadang senantiasa bergerak secara cepat mengikuti gerak alun melodi lagu. Berikut beberapa kemungkinan perubahan mengakhiri suati gerakan (kadens), antara lain :
1. Kadens tidak sempurna, terjadi jika lagu berhenti dengan akor Dominan yang didahului oleh akor Tonika (T→D)
2. Kadens otentik (biasa), terjadi jika lagu yang berhenti dengan akor T yang didahului D (D→T)
3. Kadens sub dominan, terjadi pada lagu yang berhenti pada S yang didahului T (T→S)
4. Kadens plagal, terjadi bila lagu berhenti dengan akor T yang didahului akor S (S→T)
5. Kadens sempurna (lengkap), merupakan rangkaian kadens otentik dan plagal (T→S→T→D→T), yaitu kadens bergerak berhenti pada T yang didahului S dan D.
e. Tekstur
Tekstur yaitu suatu bentuk jaringan yang berupa penggabungan unsur-unsur musik melodi dan harmoni yang menghasilkan mutu suara. Berikut bentuk tekstur (paduan suara) yang dikembangkan pada anak SD, antara lain :
1. Unisono, semua anggota menyajikan melodi yang sama dari awal sampai akhir lagu.
2. Homofoni, bentuk sajian merupakan bentuk umum dalam penyajian lagu, semua jalur suara serempak memulai bergerak bersama dan menutupnya secara bersama-sama juga.
3. Polofoni, penyajian lagu ini terdiri dari beberapa jalur suara, tiap jalur nampak seakan-akan berjalan tanpa memerhatikan lainnya, namun secara keseluruhan tetap merupakan satu kesatuan yang harmonis.
4. Kanon, disini penyanyi dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan ketentuan lagunya. Tiap kelompok menyanyikan secara bergantian dengan selang waktu yang ditentukan.
5. Diskan, penyajian bentuk ini biasanya terdiri dari dua bagian yaitu lagu pokok (berbentuk satu suara atau lebih, tetapi tetap membawakan lagu dan teks pokok) dan diskan (merupakan melodi sisipan dengan teks bebas yang berupa kalimat, kata, suku kata atau senandung).
f. Paduan suara
Macam paduan suara :
1. Vokal, yaitu memakai pita suara di dalam mulut kita sebagai sumber suara. Cara ini disebut bernyanyi.
2. Instrumental, yaitu memakai alat musik atau instrumen sebagai penghasil suara (nada atau bunyi).
Wilayah suara manusia
Kita harus memiliki pengetahuan untuk mengetahui wilayah suara manusia dalam mengaransemen. Wilayah suara yang bisa dilatih dalam paduan suara adalah suara dada (menciptakan suasana tenang, kurang energik, mudah membuat capai, biasanya lembut), suara tengah (memiliki nada yang paling cemerlang, mantap, karena paling mudah untuk dinyanyikan), suara kepala (memperlihatkan ketegangan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan nada-nada, sering dipaksakan dan cocok untuk puncak lagu).
Jenis dan komposisi paduan suara :
1. Koor wanita atau anak, terjadi jika hanya mempergunakan suara S dan A, kesannya ringan, lincah, murni.
2. Koor pria atau mannen koor, kesannya kuat, jantan, mudah kasar,berat dan lamban.
3. Koor campuran, menggabungkan suara wanita dan pria, jenis ini paling sempurna karena wilayah suara dapat dipakai cukup luas.
Didalam penyajian lagu seringkali terjadi penggantian/perpindahan nada dasar lagu (disebut perkeluargaan tangga nada) baik untuk sementara maupun untuk selamanya, adapun kebanyakan modulasi yang terjadi yaitu pada :
1. Modulasi ke tingkat IV
2. Modulasi ke tingkat V
3. Modulasi dari mayor ke minor senama
4. Modulasi dari mayor ke minor sejajar
Setiap penyanyi belum tentu dapat menyanyikan lagu sesuci dengan teks lagu yang asli ataupun membaca notasi musik/notasi angka, untuk itu agar lagu dapat dinyanyikan oleh penyanyi maka lagu harus di transponir ke notasi yang dapat dibaca oleh penyanyi. Kegiatan tersebut dasebut transposisi.
Suara penyanyi dapat terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, hal tersebut dapat pula dilakukan dengan menstranponir ke nada dasar yang terjangkau suara penyanyi yang bersangkutan, adapun transposisi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Transposisi dari notasi angka ke notasi balok
2. Transposisi dari notasi balok ke notasi angka
3. Transposisi dari notasi balok ke notasi balok yang berbeda tanda kunci
4. Transposisi dari notasi balok ke notasi balok yang berbeda nada dasar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H