Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Prenggong Jaya di Situs Pasir Kaca Gunung Salak

11 April 2017   18:54 Diperbarui: 12 April 2017   02:30 6380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ke kiri ke Pasir Kaca dan ke kanan ke arah Curug Nangka dari menara pemancar

Gunung menurut konsep budaya Sunda merupakan tempat disemayamkannya orang yang meninggal dunia.  Yang menarik, jika ditarik garis lurus, kampung Pasir Kaca dan Kampung Calobak ini letaknya paralel. Meskipun dari letak makam, Makam Eyang Langlangbuana/Langlangbumi masih berada lebih tinggi daripada makam Eyang Prenggong Jayadikusumah.

Menurut Kang Maki, letak kuburan juga berhubungan dengan strata sosial ketika tokoh tersebut masih hidup. Misalnya  Prenggong Jayadikusumah merupakan seorang panglima kerajaan Pakuan Pajajaran. Jadi, sementara kesimpulannya adalah  semakin tinggi letak kuburannya, maka semakin tinggi strata sosial tokoh yang dimakamkan di tempat tersebut.

Rute menuju Situs Pasir Kaca
Rute menuju Situs Pasir Kaca
Rute yang Seru

Kami mulai berjalan sekitar jam 9.30 pagi. Di dekat tiang pemancar terdapata dua bangunan yang berseberangan di sisi jalan tanah. Tak jauh dari sini,  disitu-lah jalan bercabang. Kami bertemu tiga orang pengunjung yang sedang beristirahat. Mereka menunjukkan bahwa kami harus tetap ke arah kiri. Karena dari cabangan tersebut, kalau kita mengambil ke arah kanan, maka kita akan menyusuri punggungan gunung yang akan membawa kita ke arah Curug Nangka.

Mereka adalah pengunjung pertama dan terakhir yang kami temui dalam perjalanan ke Situs Pasir Kaca. Setelahnya, rute tersebut seperti milik sendiri, alias tak lagi bertemu satu orang pun.  Kami mengikuti jalan setapak yang bersisian dengan pipa air. Jalannya terus menanjak dan agak licin.

Bekas dupa di bawah pohon dalam rute menuju makam Eyang Prenggong Jaya
Bekas dupa di bawah pohon dalam rute menuju makam Eyang Prenggong Jaya
Separuh perjalanan, kami bertemu dengan pohon besar. Ketika didekati, di bagian bawah pohon tersebut terdapat sisa dupa. Pohon besar ini ditutupi lumut. Mengingat informasi dari salah satu situs petualangan, kami beranggapan, sisi ini mengarah ke timur. Lalu, Bimo mengeluarkan kompas untuk mengetes arah dan informasi tersebut. Benar! Arah lumut tersebut persis menghadap timur.

Kalau dari kompas, kami berjalan terus ke arah selatan. Di dalam perjalanan, kami menemui tupai, monyet dan jenis siput bundar yang banyak di daerah ini.

Jenis siput yang banyak ditemukan di sekitar makam
Jenis siput yang banyak ditemukan di sekitar makam
Sekitar 40 menit berjalan kaki yang diselingi banyak berhenti untuk lihat-lihat pohon dan siput, kami tiba di lokasi.

Terdapat plan bertuliskan

“Wilujeng Sumping di Cagar Budaya Alam Puncak Gunung Salak Bogor:
 Makam Keramat  Makam Keramat Waliullah Hyang Prabu Wijaya Kusuma / Hyang Raksa Bumi /Eyang Haji Jaya Sakti”

Kami sudah sampai!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun