Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mencari Batu dan Gua Langkop di Kaki Gunung Salak

22 Maret 2017   15:22 Diperbarui: 23 Maret 2017   02:00 4755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan dari Batu Kursi menuju Batu Aseupan. Foto: Diella Dachlan

Batu Adzan, di jalur menuju Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Batu Adzan, di jalur menuju Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Petilasan Raden Prabu Saklimah Jaga Raksa di dekat Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Petilasan Raden Prabu Saklimah Jaga Raksa di dekat Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Persis sebelum Gua Langkop, terdapat sebuah petilasan lain yang bernama“Petilasan Raden Prabu Saklimah Jaga Raksa, Raden Purba Kawasa”. Mirip dengan suasana di Kompleks Situs Cibalay, di lokasi ini berserakan batu-batu pipih dengan batu seperti menhir yang posisinya ditancapkan ke tanah, seperti nisan.

Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Gua Langkop sendiri dari jalan setapak tidak terlihat. Mulut guanya tersembunyi dari pohon besar yang akarnya memeluk dan mencekik susunan batu-batu besar di bawahnya. Lebar mulut gua sekitar 3-5 meter, membentuk celah dari batu. Di dalam gua yang seperti rongga mulut tampak buntu berbataskan dinding batu.

Di dalam gua terdapat tikar dan sisa bakaran dupa serta kemenyan. “Tempat ini ramainya kalau malam” kata Mang Jaja. “Orang senang di sini karena di dalam gua bisa terlindung dari hujan”. Di seputar gua terdapat serakan batu-batuan pipih dengan aneka bentuk.  

Dari Mang Jaja kami mendapat cerita penjaga situs ini adalah kakek buyutnya sudah turun temurun. Berbeda dengan para pendahulunya yang dibayar seikhlasnya dari donasi warga, Mang Jaja kini resmi menjadi juru pelihara di Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang (BPCB)  yang berlokasi di Serang, Banten.

Mang Jaja di depan pintu masuk Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Mang Jaja di depan pintu masuk Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Di dalam Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Di dalam Gua Langkop. Foto: Diella Dachlan
Tentang adanya versi nama Langkop atau Lengkob, menurut Mang Jaja, dari dulu nama lokasi ini adalah Langkop. Meski ada versi yang menyatakan bahwa nama kawasan ini adalah Lengkob yang artinya lembah dalam Bahasa Sunda.

Secara tak sengaja, beberapa perjalanan mengunjungi situs yang tersebar di Gunung Salak ini membawa kami ke sebuah perjalanan mengenali jati diri lebih dalam dari sebuah peradaban tua Sunda Kuno. Sampai sejauh ini masih cukup sulit mencari informasi dan literatur ilmiah yang gamblang, runtut dan dapat dipertanggungjawabkan tentang kerajaan-kerajaan di tatar Sunda. Informasinya masih banyak bercampur dengan mitos, legenda atau dari sudut pandang ritual dan kebatinan. Tapi justru disinilah tantangannya.  Ayo, siapa yang mau ikut membongkar ulang dan menyusun narasi salah satu budaya terkaya di negeri kita tercinta ini?.

Tulisan dan foto: Diella Dachlan, Bimo Tedjokusumo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun