Salah satu yang disorot kali ini adalah Pelabuhan. Mengingat Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai yang sangat panjang dan salah satu moda transportasi dan perdagangannya menggunakan jalur laut.
Tapi sayangnya banyak permasalahan yang dihadapi oleh investor saat berinvestasi di sektor pelabuhan. Dari mulai perizinan yang berbelit, modal yang sangat besar, butuh waktu lama dalam pembangunannya, serta gangguan-gangguan lainnya. Sehingga investor akan menunggu lama untuk bisa balik modal.
Investasi di bidang pelabuhan sangatlah mahal  sementara itu ruang fiskal dalam APBN sangat terbatas  padahal pembangunan pelabuhan sangatlah penting dan merupakan urat nadi dalam pembangunan sistem logistik di negara kepulauan seperti Indonesia.
Untuk itulah pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pihak swasta untuk berinvestasi di bidang pelabuhan. Namun bagaimanakah realisasinya kini apa saja hambatan yang dihadapi oleh para investor swasta ketika menginvestasikan dananya di bidang pelabuhan, dan apa saja aspirasi mereka kepada pemerintah.
Data menunjukkan pengembangan seluruh pelabuhan di Indonesia membutuhkan investasi seniai US$ 47 Miliar atau setara dengan Rp695,6 Trilyun dengan rincian koridor Sumatera US$ 12,9 Miliar, Jawa US$ 15,3 Miliar, Bali dan Nusa Tenggara US$ 2,4 Miliar, Kalimantan US$ 4,6 Miliar, Sulawesi US$ 3,9 Miliar dan Papua US$ 7,9 Miliar.
Indonesia adalah negara maritim dengan rasio perdagangan yang rendah karena prinsip perdagangan berkembang seiring dengan perkembangan pelabuhan. Karena faktanya 80% komoditas perdagangan dan pembangunan menggunakan moda transportasi laut.
Sementara itu biaya logistik Indonesia dinyatakan masih yang tertinggi atau termasuk mahal. Bisa dilihat untuk biaya logistik Indonesia mencapai 24% terhadap PBD. Kita bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya Vietnam 20%, Thailand 15%, Malaysia 13%, Filipina 13%, Singapura 8%. Bahkan negara Asia lainnya seperti China 14%, India 13%, Taiwan 9%, Korsel 9%, dan Jepang 8%.
Faktor yang mempengaruhi harga barang di Indonesia adalah 2-3% merupakan biaya angkutan laut, dan 6-15% merupakan biaya tunggu pelabuhan (Dwelling Time).
Ditengarai ada 2 kendala besar dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia pertama tidak lain dan tidak bukan adalah geografis kepulauan nusantara yang sangat bergantung kepada transportasi laut, keterbatasan akses daerah terpencil, perbedaan karakteristik wilayah serta ketidakseimbangan pusat pertumbuhan.
Dari sisi investasi masih ada keterbatasan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), serta kurangnya partisipasi swasta. Menurut Faty Kusumo mengatakan tren di dunia pelayaran saat ini adalah efisiensi dan persaingan harga. Semakin besar kapal semakin efisien. Dan disinilah kebutuhan pelabuhan besar semakin meningkat.
Perkara investasi pelabuhan memang bukan melabukan uang kecil, untuk kategori pelabuhan umum setidaknya ada 3 bagian yang memerlukan investasi dana besar yakni :