Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Melekat di Pantai Panjiwa

18 November 2017   06:04 Diperbarui: 18 November 2017   06:48 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Panjiwa Sumbermas (Dok. Pribadi)

Lalu Sutinih pun beranjak dari mushola ditemani Puteri dan Lingga. Sepanjang jalan Lingga sering menanyakan banyak hal kepada Sutinih dengan tidak lupa menanyakan kepada Puteri. Tetapi sepertinya Lingga tertarik dengan kecantikan Sutinih yang memiliki kulit putih bersih dan ramah kepada pengunjung.

Saat berada di pinggir Hutan Mangrove, Sutinih lalu berkata "Sekarang sudah kita sudah sampai di Hutan Mangrove Pantai Panjiwa". Lingga pun terkagum-kagum karena melihat pemandangan alam yang indah dengan pohon mangrove yang tingginya sekitar 7 meteran dengan burung bangau dan burung lainnya yang terbang kesana kemari dari dalam Hutan Mangrove tersebut.

Ketiganya mengitari hutan mangrove yang sangat luas yang ada di Pantai Panjiwa tersebut. Lingga beberapa kali mengambil gambar hutan mangrove beserta burung dan binatang air yang ada di hutan tersebut. Sesekali Lingga pun mengambil gambar Sutinih tanpa diketahui Sutinih.

Karena cuaca yang terik akhirnya Lingga pun mengajak Sutinih dan Puteri mampir di warung yang ada di sekitar Pantai Panjiwa tersebut. Dia memesan minuman untuk dia dan dua gadis tersebut.

Karena Sutinih harus gantian jaga tiket lagi, maka dia pun pamit kepada Lingga dan bergegas kembali ke lokasi penjualan tiket. Sebelum kembali ke lokasi penjualan tiket, Lingga tidak lupa meminta nomor ponsel Sutinih, dan tanpa kesulitan dia pun bisa mendapatkan nomor tersebut.

Lingga pun pamit kepada Sutinih untuk kembali ke Bandung. Sesampainya di Bandung dia pun terus menjalin komunikasi yang intensif dengan Sutinih dan menyatakan rasa yang ada di hatinya. Rasa tersebut berbalas bahagia karena Sutinih pun merasakan hal yang sama. Sampai akhirnya Lingga lulus kuliah dan bekerja di Perusahaan pengolahan makanan di Jakarta.

Tanpa sepengetahuan orang tuanya, ternyata Lingga sering bolak-balik Jakarta Indramayu untuk menemui Sutinih yang masih tetap sebagai penjaga tiket masuk Pantai Panjiwa.

Sepandai-pandainya Lingga menutupi dirinya tetap saja orang tuanya mengetahui juga. Ternyata orang tua Lingga tidak setuju jika anaknya menikah dengan orang Indramayu. Karena menurutnya gadis dari Indramayu itu banyak yang berperilaku tidak baik. Selain itu pekerjaan Sutinih tidak bisa menutupi kebutuhan keluarganya kelak.

Lingga sudah menjelaskan secara baik-baik kepada kedua orang tuanya sendiri tetapi tetap saja orang tuanya tidak setuju. Sampai akhirnya Lingga mengungkapkan masalahnya kepada Sutinih di rumah orang tuanya di Eretan.

Dengan suara terbata-bata Sutinih menangis meratapi dirinya. "Mengapa saya lahir di Indramayu bukan di Bandung atau kota lainnya". Tetapi Lingga terus meyakinkan Sutinih bahwa apapun yang terjadi dia akan menikah Sutinih walaupun orang tuanya tidak merestui.

Lingga akhirnya bicara secara terbuka kepada orang tuanya bahwa keputusannya sudah bulat bahwa dia akan menikahi Sutinih apapun keputusannya. Dia mengatakan lebih baik pergi dari rumah dan tidak kembali lagi kalau dirinya tidak direstui menikah dengan Sutinih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun