Bagitu juga dengan seks bebas di kalangan remaja setiap tahunnya terus meningkat. Maka tidak heran jika setiap tahun jumlah pelajar yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena hamil di luar nikah atau melahirkan semakin banyak. Karena itu pula tindakan pidana penjualan orang pun semakin hari semakin marak karena alasan ekonomi atau alasan lainnya.
Ketiga, berkurangnya kontrol orang tua terhadap anaknya. Banyak orang tua yang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga pendidikan anak terbengkalai. Orang tua bekerja dari pagi hingga malam sementara alasannya adalah untuk membiayai anaknya. Padahal pendidikan anak yang utama selain di sekolah adalah di rumah.
Anak akan melihat contoh dari orang tuanya. Jika orang tuanya melakukan tindakan dan perbuatan terpuji maka biasanya anak akan mengikuti orang tuanya. Anak juga membutuhkan perhatian orang tuanya. Perhatian bukan hanya dengan cara memberikan uang yang banyak atau menuruti segala permintaan anaknya tetapi perhatian cukup dengan menanyakan permasalahan pelajaran di sekolah atau permasalahan dengan teman-temannya di kelas.
Banyak anak-anak sekarang yang tidak dikontrol oleh orang tuanya sehingga banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pelajar. Seperti menggunakan obat-obatan terlarang, melakukan seks bebas, membolos dari sekolah, tawuran, dan lain sebagainya.
Saat ini banyak orang tua yang terlalu berlebihan dalam bertindak. Terutama dalam hal melaporkan guru yang dianggap tidak sesuai karena dianggap melanggar HAM (Hak Asasi Manusia) seperti mencubit, mencukur rambut, memukul atau yang lainnya. Padahal harusnya orang tua membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang timbul karena guru. Tidak tergesa-gesa melaporkan gurunya ke kepolisian apalagi hingga membuat guru mendekam dalam penjara.
Keempat, faktor guru. Guru yang disenangi oleh muridnya akan berdampak pada keseriusan belajarnya. Oleh sebab itu seorang guru atau pendidik harus mempunyai berbagai macam metode dalam memberikan pembelajaran di kelas.
Penggunaan teknologi untuk membantu pembelajaran di abad 21 ini sangat disarankan. Sehingga seroang pendidik mau tidak mau harus bisa mengoperasi komputer atau laptop, menggunakan berbagai aplikasi atau fitur yang digunakan untuk pembelajaran.
Guru juga jangan sampai kalah dengan muridnya dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu guru harus melek teknologi informasi dan komunikasi. Mau belajar jika ada teknologi informasi dan komunikasi yang belum dikuasainya. Â Â
Kelima, Peranan Lingkungan sekitar.Lingkungan tempat pelajar berada juga sangat berpengaruh. Jika lingkungannya sering hura-hura, nongkrong bareng maka jangan heran jika anak tersebut sering berfoya-foya dan sering nongkrong di pinggir jalan. Jika lingkungannya baik-baik sering ke tempat ibadah, belajar mengaji dan lain sebagainya maka anak tersebut akan terbawa pada lingkungannya.
Oleh sebab itu orang tua harus bisa mengkondisikan anaknya dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Orang tua harus memberikan pengertian dan arahan yang baik sehingga jika ada temannya yang membujuk agar dia ikut-ikutan bisa menolaknya secara halus sehingga tidak menimbulkan konflik. Â Mereka juga diberi kata-kata filosofi seperti ikan di dalam lautan. Ikan yang ada di laut yang air asin tetapi ikannya tidak asin artinya walaupun kita berada di lingkungan yang tidak baik harus mempunyai tekad sendiri agar tidak terbawa lingkungan tersebut.
Keenam. Peranan Pemerintah. Pemerintah harus mendorong terciptanya pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Oleh sebab itu pemerintah harus terus memberikan biaya pendidikan kepada masyarakat hingga tingkat SMA tidak lagi hanya tingkat SMP.