Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keunikan KTH Rumah Kaum Jayakarta

15 Mei 2024   12:55 Diperbarui: 15 Mei 2024   13:04 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua tokoh penggiat sumber gambar dokumen pribadi 

KTH Rumah Kaum Jayakarta adalah elemen masyarakat yang bergerak dalam lingkungan hidup, salah satu kegiatan nya adalah program komunitas iklim ( Proklim).


Kelompok Tani Hutan (KTH) Rumah Kaum Jayakarta beralamat di RT 10 RW 03 nomor 20 B, kelurahan Jatinegara kaum Pulogadung , Jakarta Timur.

Proklim RW 03 Jatinegara kaum yang dilakukan oleh KTH Rumah Kaum Jayakarta sudah dapat pengakuan dari pemerintah dengan status utama atau tingkat Nasional.

Pecel Input sumber gambar dokumen pribadi 
Pecel Input sumber gambar dokumen pribadi 


Selasa, 14 Mei 2024 diselenggarakan sarasehan sahabat Proklim se  DKI. Penyelenggaraan sarasehan Proklim se DKI dilaksanakan oleh Forum Sahabat Proklim DKI pimpinan Pak De Joko. Sarasehan bertempat di KTH Rumah Kaum Jayakarta.

Ada beberapa keunikan dalam acara sarasehan sahabat Proklim DKI yang diselenggarakan di tempat yang berdekatan dengan kompleks makam pendiri Jakarta yaitu Pangeran Jayakarta.

https://youtu.be/9mzh3h0wcOk?si=BDfYcO6vT0YA1KT3

Keunikan Pertama,
Sarasehan sahabat ProKlim DKI Jakarta dilaksanakan ditempat terbuka. Sebagai atap agar peserta tidak kepanasan tersengat matahari langsung maka acara diselenggarakan dibawah naungan pohon pohon besar yang rindang, diantaranya pohon Kecapi,Sawo. Mangga, Rambutan , Pete, Jambu hingga tanaman Anggur.

Suasana sarasehan seperti orang yang sedang merayakan pesta kebun, karena disisi kiri kanan tempat berlangsungnya acara, masih terlihat warna hijau dari berbagai aneka  tanaman.

Bir pletok sumber gambar dokumen pribadi 
Bir pletok sumber gambar dokumen pribadi 


KTH Rumah Kaum Jayakarta mempunyai beberapa tempat kegiatan yang berbasis Tanaman. Di tempat acara kebetulan sebagai pusat Agro Edu Wisata, dimana di tempat itu ada beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penghijauan diantara nya Urban farming, Budidaya tabulampot dan Budidaya tanaman Anggur. Dengan adanya berbagai jenis tanaman terlihat  seperti taman kota, terkesan unik karena di tengah kota masih ada tanaman dan pepohonan.

Keunikan Kedua,
Yang unik dalam pertemuan sarasehan Proklim yang digagas oleh Forum Sahabat Proklim DKI itu adalah pemanfaatan UMKM setempat dalam menyediakan konsumsi. Seluruh konsumsi baik makanan dan minuman merupakan makanan dan minuman khas daerah.

Kembang goyang, Kacang, Singkong dan Pisang rebus, Pempek, Bakso hingga Pecel serta Peyek, merupakan sajian hidangan peserta sarasehan. Seluruh makanan  itu dibuat oleh penggiat lingkungan anggota KTH Rumah Kaum Jayakarta, yang dibina oleh suku dinas KPKP kota administrasi Jakarta Timur dan PT Antam UBPP Logam Mulia tbk.

Kopi pahit, es teh lemon hingga Bir pletok adalah minuman khas warga Jatinegara kaum sebagai pelengkap hidangan yang disajikan bagi peserta sarasehan.

Sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan peran UMKM, maka KTH Rumah Kaum Jayakarta mengembangkan makanan dan minuman tradisional khas daerah Jatinegara kaum.

Makanan dan minuman khas daerah Jatinegara kaum dirancang, dibuat dan dipasarkan oleh anggota KTH Rumah Kaum Jayakarta.  Produksi makanan dan minuman ini diharapkan dapat menambah penghasilan para penggiat lingkungan di RW 03 kelurahan Jatinegara kaum.

Es teh lemon sumber gambar dokumen pribadi 
Es teh lemon sumber gambar dokumen pribadi 

Keunikan Ketiga,
Para peserta sarasehan  dari RW RW yang melaksanakan Proklim berasal dari berbagai wilayah di Jakarta,  hadir membawa beserta warganya.

Setiap RW membawa warganya sendiri dengan segala atributnya.  Ada RW yang mengajak warga nya bak mau acara kondangan, hal ini  terlihat dari aneka warna dan model busana yang dikenakannya. Hingga ada peserta yang nyeletuk, "mo sarasehan ato kondangan" selorohnya, dengan logat khas Betawi nya.

Keunikan pakaian  para peserta sarasehan yang dikenakan  terlihat di dominasi  dengan busana Betawi.

Kebetulan KTH Rumah Kaum Jayakarta bukan saja bergerak dalam program komunitas iklim, tetapi menyasar juga kegiatan seni dan budaya. Budaya setempat di RW 03 yang berpenduduk mayoritas keturunan pangeran Jayakarta sedang digali dan digalakan budaya budaya leluhur termasuk budaya busana.

Keunikan Keempat,
Para peserta setelah selesai acara, pulang nya diberi oleh oleh dari sponsor berupa makanan khas daerah seperti Asinan Betawi Mamah Dedeh, Kembang Goyang Umi Lia dan Peyek  Kaum Tante Iyet.

Lebih unik nya lagi dalam body bag bukan hanya diisi makanan ,tetapi diisi juga dengan Kasgot hasil budidaya Magot. Kasgot adalah sisa makanan Magot yang sudah dikeringkan dan dapat dipergunakan sebagai pupuk organik,bagi tanaman.

Sayang nya tidak seluruh peserta kebagian oleh oleh Kasgot dan makanan, hal ini akibat panitia hanya menyediakan 100 body bag, sedangkan peserta yang hadir 150 orang.

Perlu diketahui bahwa kegiatan Proklim di RW 03 mengusahakan budidaya Magot sebagai usaha dalam pengurangan sampah organik.  Dalam Budidaya Magot, sampah organik lah sebagai bahan baku makanan Magot. Dengan Budi daya Magot diharapkan dapat mengurangi sampah organik tingkat rukun warga.

Acara sarasehan sahabat ProKlim nya sendiri dimulai dari pukul 09.00 hingga 15.00 dengan diawali doa dipimpin oleh ustadz Maman ketua RT 05 dan dibuka oleh ketua RW 03 kelurahan Jatinegara kaum, Toto Suprapto sebagai tuan rumah. Tepat pukul 15.00 acara ditutup oleh ayah didi sebagai pembina KTH Rumah Kaum Jayakarta, kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah sambil menikmati kudapan rebusan kacang dan dihibur musik dangdut suara merdu penyanyi Pak De Joko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun