KTH Rumah Kaum Jayakarta mempunyai beberapa tempat kegiatan yang berbasis Tanaman. Di tempat acara kebetulan sebagai pusat Agro Edu Wisata, dimana di tempat itu ada beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penghijauan diantara nya Urban farming, Budidaya tabulampot dan Budidaya tanaman Anggur. Dengan adanya berbagai jenis tanaman terlihat  seperti taman kota, terkesan unik karena di tengah kota masih ada tanaman dan pepohonan.
Keunikan Kedua,
Yang unik dalam pertemuan sarasehan Proklim yang digagas oleh Forum Sahabat Proklim DKI itu adalah pemanfaatan UMKM setempat dalam menyediakan konsumsi. Seluruh konsumsi baik makanan dan minuman merupakan makanan dan minuman khas daerah.
Kembang goyang, Kacang, Singkong dan Pisang rebus, Pempek, Bakso hingga Pecel serta Peyek, merupakan sajian hidangan peserta sarasehan. Seluruh makanan  itu dibuat oleh penggiat lingkungan anggota KTH Rumah Kaum Jayakarta, yang dibina oleh suku dinas KPKP kota administrasi Jakarta Timur dan PT Antam UBPP Logam Mulia tbk.
Kopi pahit, es teh lemon hingga Bir pletok adalah minuman khas warga Jatinegara kaum sebagai pelengkap hidangan yang disajikan bagi peserta sarasehan.
Sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan peran UMKM, maka KTH Rumah Kaum Jayakarta mengembangkan makanan dan minuman tradisional khas daerah Jatinegara kaum.
Makanan dan minuman khas daerah Jatinegara kaum dirancang, dibuat dan dipasarkan oleh anggota KTH Rumah Kaum Jayakarta. Â Produksi makanan dan minuman ini diharapkan dapat menambah penghasilan para penggiat lingkungan di RW 03 kelurahan Jatinegara kaum.
Keunikan Ketiga,
Para peserta sarasehan  dari RW RW yang melaksanakan Proklim berasal dari berbagai wilayah di Jakarta,  hadir membawa beserta warganya.
Setiap RW membawa warganya sendiri dengan segala atributnya.  Ada RW yang mengajak warga nya bak mau acara kondangan, hal ini  terlihat dari aneka warna dan model busana yang dikenakannya. Hingga ada peserta yang nyeletuk, "mo sarasehan ato kondangan" selorohnya, dengan logat khas Betawi nya.
Keunikan pakaian  para peserta sarasehan yang dikenakan  terlihat di dominasi  dengan busana Betawi.
Kebetulan KTH Rumah Kaum Jayakarta bukan saja bergerak dalam program komunitas iklim, tetapi menyasar juga kegiatan seni dan budaya. Budaya setempat di RW 03 yang berpenduduk mayoritas keturunan pangeran Jayakarta sedang digali dan digalakan budaya budaya leluhur termasuk budaya busana.