Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tulisan Shubuh, ke 10. Penggunaan Pupuk Kandang

29 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   06:35 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah

Bagian 1

Penggunaan Pupuk Kandang Buat Tanaman

Part 10

Baca juga: Tulisan Shubuh

Obrolan pagi itu antara pak RT dengan Kakek tua sedikit terhenti sejenak karena tiba tiba ada tamu tak diundang yang datang.

"Assalamualaikum Mas Agus, Assalamualaikum pak Haji"  tiba tiba suara terdengar dari orang yang baru datang memberi salam.

"Walaikum salam"
 jawab serentak antara pak RT dan Kakek tua mejawab salam kepada tamu yang baru datang.

Baca juga: Tulisan Shubuh

Tamu yang baru datang,biasa memanggil pak RT dengan sebutan Mas Agus. Sebagai orang pendatang dari Jawa hingga menyebut pak RT dengan sebutan Mas. Sedangkan memanggil Kakek tua tamu yang baru datang menyebutnya Pak Haji.

"Pupuk kandang yang dari pak Bisri sudah digunakan atau belum?" Tanya pak RT kepada tamunya yang baru datang.

"Bang Mus, kalau kurang ongkos angkut pupuk kandang tolong kasih tahu" tambah pak RT menambahkan, sedikit bertanya tentang ongkos angkut pupuk kandang.

Tamu yang baru datang di sebut pak RT Bang Mus, Bang Mus biasa diberi tugas oleh pak RT bertanggung jawab untuk urusan pupuk tanaman.

Pupuk tanaman yang digunakan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang kotoran hewan ( kohe) dari kandang kambing yang ada di sekitar kawasan KTH 3, Lamping. Kebetulan berdekatan dengan kawasan Lamping ada lahan kosong milik salah satu PT besar yang belum dimanfaatkan. Lahan tersebut dimanfaatkan oleh warga sekitar digunakan untuk memelihara dan budidaya kambing . Banyak kandang kambing yang diusahakan warga sekitar yang kotoran hewannya dimanfaatkan untuk pupuk organik. Nama Bisri disebut oleh pak RT merupakan koordinator peternak budidaya kambing di lahan kosong persis bersebelahan disamping KTH 3

"Sudah 10 karung pupuk kandang digunakan" cerita Bang Mus kepada pak RT dan Kakek tua, tentang pemberian pupuk kandang terhadap pohon pohon langka endemik.

'Setiap pohon diberikan seperempat karung pupuk kandang"
tambah Bang Mus menjelaskan pembagian pupuk kandang untuk tiap pohonnya.

Ukuran karung yang digunakan tempat pupuk kandang adalah karung plastik ukuran besar.

" Apa hanya pupuk kandang saja yang diberikan kepada tanaman disini?" tanya, Kakek tua penasaran,
kepada Bang Mus.

" Untuk awalan, diberikan pupuk kandang dari kotoran hewan" jawab Bang Mus menjelaskan.
"Nanti setelah enam bulan kemudian ditambah pupuk organik perangsang buah" tambah Bang Mus menjelaskan, panjang lebar menerangkan layaknya seorang ahli pertanian saja.

Terlihat wajah pak RT sedikit tegang, mendengar laporan Bang Mus tentang pengambilan dan pemberian pupuk kandang.
Hal yang ditakutkan oleh pak RT, bahwa Bang Mus keliru menjelaskan tentang pupuk kandang.

Maklum didepan pandangan pak RT bahwa Kakek tua yang bertanya adalah orang yang lebih paham tentang pupuk kandang baik pengelolaan nya maupun penggunaan nya.

"Jadi kurang berapa karung pupuk kandang agar semua pohon merata kebagian pupuk" tanya pak RT kepada bang Mus sedikit penasaran.

" Mungkin 8 karung pupuk kandang lagi kurang nya, Mas Agus" jawab Bang Mus tanpa ragu.

" 8 karung pupuk kandang khusus untuk pohon yang sudah besar dan berbunga" tambah Bang Mus memberikan penjelasan.

Di Lamping sudah ada pohon yang sudah besar hingga mendekati berbuah. Perlakuan pemberian pupuk kandang antara pohon yang sudah besar, berbeda dengan pohon yang masih kecil. 

Takaran pupuk kandang setengah karung untuk pohon besar,sedangkan untuk pohon yang masih kecil cukup diberikan pupuk kandang seperempat karung.

"Apakah hanya pupuk kandang yang diberikan kepada tanaman disini?" Tanya Kakek menyela, kepada Bang Mus.

"Ya, hanya pupuk kandang" jawab Bang Mus, singkat.

Lalu pak RT buru buru menambahkan

 " ada pupuk lain diberikan,selain pupuk kandang" 

jalas pak RT menambahkan.

"Ada pupuk organik cair yang dibuat sendiri,oleh teman teman KTH" tambah pak RT meyakinkan.

Yang dimaksud temen temen KTH oleh pak RT adalah anggota KTH rumah kaum Jayakarta temen temen Ustadz Sahrul yang setiap saat membuat pupuk organik cair ( POC).

Penggiat lingkungan hidup selalu menghindari penggunaan pupuk anorganik buatan, untuk pemberian pupuk kepada semua tanaman.

POC dibuat berdasarkan pengetahuan teori yang didapat dari penyuluh pertanian, kehutanan maupun penyuluh suku dinas lingkungan hidup.

Teori sekaligus praktek pembuatan POC dilakukan secara periodik bergantung kebutuhan akan pupuk organik. Bahan yang digunakan untuk membuat POC didapat dari bahan sisa atau sampah organik,seperti nasi sisa, buah buahan atau sayuran.

 Bahan bahan tersebut dicampur dengan air Leri ( bekas cucian beras), molase dan sedikit tambah bakteri starter yang didapat dari cairan EM4 atau cairan Yakult. Kemudian bahan bahan dicampur dalam satu wadah, sesuai ukurannya lalu di fermentasi secara an aerob.

Tiga atau Empat Minggu kemudian bahan fermentasi sudah bisa dipanen setelah di cek keberhasilannya, untuk mengecek keberhasilan fermentasi menggunakan cara yang sangat sederhana,yaitu buka tutup wadah fermentasi, bila tercium bau segar seperti bau tape, maka fermentasi dianggap berhasil.

Penggunaan POC harus sesuai ukuran baik, digunakan untuk semprot maupun kocor.

" Jadi tanaman disini satupun tidak ada yang menggunakan pupuk buatan" sela Kakek tua bertanya, sambil  mengerutkan kulit dahinya ,tanda kurang percaya.

"Emang aturannya begitu pak Haji" timpal pak RT meyakinkan Kakek tua.

"Menurut aturan, kegiatan Program Kampung Iklim dalam rangka menjaga lingkungan,agar menghindari penggunaan pupuk dan obat-obatan buatan pabrik" tegas pak RT menjelaskan, alasannya.

"Tehnya disambi pak Haji" Bang Mus menyela, untuk mempersilahkan Kakek tua mencicipi teh hangat nya, yang sedari tadi minuman belum tersentuh.

"Tadi mampir ke mpo Ipeh, ambil gorengan" tambah Bang Mus, sambil menyodorkan sebuah kantong kertas putih berisi aneka gorengan.

Kebetulan tidak jauh dari lokasi tempat pak RT, Kakek tua dan Bang Mus ngobrol ada warung kecil sederhana tetapi menyediakan aneka makanan secara komplit.

Mpok Ipeh nama warung itu disebut. Dari sejak Shubuh hingga Shubuh lagi warung itu tak henti hentinya melayani pelanggan. Warung Mpok Ipeh dikenal disamping  karena masakan khas Sundanya, juga dikenal dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat sekitar.

Seperti pak RT, Bang Mus dan temen temen Ustadz Sahrul lainnya , merupakan  pelanggan setia warung Mpok Ipeh, salah satu alasannya, hanya karena   bisa Nganjuk alias ngutang.

( Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun