POC dibuat berdasarkan pengetahuan teori yang didapat dari penyuluh pertanian, kehutanan maupun penyuluh suku dinas lingkungan hidup.
Teori sekaligus praktek pembuatan POC dilakukan secara periodik bergantung kebutuhan akan pupuk organik. Bahan yang digunakan untuk membuat POC didapat dari bahan sisa atau sampah organik,seperti nasi sisa, buah buahan atau sayuran.
 Bahan bahan tersebut dicampur dengan air Leri ( bekas cucian beras), molase dan sedikit tambah bakteri starter yang didapat dari cairan EM4 atau cairan Yakult. Kemudian bahan bahan dicampur dalam satu wadah, sesuai ukurannya lalu di fermentasi secara an aerob.
Tiga atau Empat Minggu kemudian bahan fermentasi sudah bisa dipanen setelah di cek keberhasilannya, untuk mengecek keberhasilan fermentasi menggunakan cara yang sangat sederhana,yaitu buka tutup wadah fermentasi, bila tercium bau segar seperti bau tape, maka fermentasi dianggap berhasil.
Penggunaan POC harus sesuai ukuran baik, digunakan untuk semprot maupun kocor.
" Jadi tanaman disini satupun tidak ada yang menggunakan pupuk buatan" sela Kakek tua bertanya, sambil  mengerutkan kulit dahinya ,tanda kurang percaya.
"Emang aturannya begitu pak Haji" timpal pak RT meyakinkan Kakek tua.
"Menurut aturan, kegiatan Program Kampung Iklim dalam rangka menjaga lingkungan,agar menghindari penggunaan pupuk dan obat-obatan buatan pabrik" tegas pak RT menjelaskan, alasannya.
"Tehnya disambi pak Haji" Bang Mus menyela, untuk mempersilahkan Kakek tua mencicipi teh hangat nya, yang sedari tadi minuman belum tersentuh.
"Tadi mampir ke mpo Ipeh, ambil gorengan" tambah Bang Mus, sambil menyodorkan sebuah kantong kertas putih berisi aneka gorengan.
Kebetulan tidak jauh dari lokasi tempat pak RT, Kakek tua dan Bang Mus ngobrol ada warung kecil sederhana tetapi menyediakan aneka makanan secara komplit.