Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tulisan Shubuh, ke 8. Pohon Kamboja Keramat

24 Januari 2024   07:30 Diperbarui: 4 Mei 2024   23:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah

Bagian 1

Pohon Kamboja Keramat

Part 8

Hari berjalan ,Minggu pertama,Minggu ke dua, meja hias yang terbuat dari batang pohon Kamboja tetap teronggok di teras paman si Abang orang kaya. Diatas meja hias tergantung lampu kristal yang berbentuk jantung pisang terbalik dengan lampu lampu kecil di sekeliling kiri kanannya. Pojok teras rumah itu terlihat ada dua pasang patung gajah kecil terbuat dari keramik istimewa buatan Tiongkok.

Setelah Minggu ke tiga di letakannya meja hias di teras rumah , barulah terjadi hal hal yang aneh menimpa keluarga Paman si Abang.

"Paman, jatuh sakit, hingga  berbulan bulan"  kata si Abang menuturkan,

 " sakitnya  Paman tidak diketahui penyebab dan belum dapat ditemukan obatnya "
si Abang menerangkan..

" Dokter,tabib hingga orang pintar sudah didatangkan" tambah si Abang menjelaskan.
"Semua angkat tangan" tutur si Abang, sambil mengangkat kedua tangannya, tanda keheranan.

Menurut si Abang suatu ketika ada kerabatnya yang saat tidur bermimpi ketemu seseorang. Dalam mimpinya kerabatnya itu disarankan agar Pamannya  mengembalikan meja hiasan yang terbuat dari pohon Kamboja tua itu ke tempat asalnya semula.

Beberapa hari kemudian cerita dalam mimpi kerabatnya itu disampaikan kepada keluarga Paman si Abang.

Setelah berembug dengan keluarga,maka diputuskan bahwa si Abang lah orang yang ditunjuk untuk mengembalikan meja hias dari  batang pohon Kamboja ke tempat asalnya.

Dua hari berselang setelah meja hias itu dikembalikan ke tempat asal nya di kompleks makam Pangeran Sageri Sangiang.

Mendadak setelah meja hias itu dikembalikan ke tempat asalnya, Paman si Abang berangsur angsur pulih kembali kesehatan nya .

Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas kembali sehatnya Paman si Abang,maka keluarga besar Paman si Abang menyelenggarakan tasyakuran dengan dengan cara memotong dua ekor Sapi dewasa,  sekaligus membagikan  daging yang sudah dimasak kepada masyarakat yang membutuhkan nya.

Cerita si Abang tentang Meja hias terbuat dari batang pohon Kamboja memukau orang orang yang mendengarkan,
termasuk Bule, Bule sejak awal selalu mengajukan pertanyaan karena penasaran.

"Jadi Paman loe sakit, karena pohon Kamboja atau karena yang lain?" Sela Bule , mengajukan pertanyaan kepada si Abang, sedikit penasaran, sambil mendesak.

"Paman sakit Karena Allah, hanya lantaran nya saja, setelah mengambil batang pohon Kamboja" jawab si Abang tanpa ragu ragu.

" Mungkin mengambilnya tanpa izin kalee "
timpal Bule sedikit  emosi. Tetapi si Abang kali ini tidak mau menjawab pertanyaan Bule.

"Pohon Kamboja tua yang dikeramatkan itu sekarang masih ada" sela  Kakek tua mengajukan pertanyaan kepada si Abang, penasaran.

"Masih" jawab si Abang singkat.

" Masih dikeramatkan?" Lanjut Kakek bertanya tambah penasaran.

"Pohon Kamboja tua yang dikeramatkan itu sekarang masih ada, malah makin ramai dikunjungi oleh para penziarah" tutur si Abang meyakinkan.

Menurut informasi orang yang datang ke makam Pangeran Sageri Sangiang kebanyakan bertujuan untuk ziarah bukan lantaran adanya Pohon Kamboja yang dikeramatkan.

" Pohonnya sih biasa biasa saja, orang nya saja yang berpikiran macam macam"
celetuk Ewin, sambil tersenyum kecut tanda kurang percaya terhadap hal hal yang mistis.

Obrolan Kakek Tua bersama temen temen nya Ustadz Sahrul sesama penggiat lingkungan dan si Abang Madura di kth 5 terhenti sejenak setelah Ewin yang sedari awal ngobrol tidak tertarik dengan dunia mistis menyela.

" Nih ada WA dari pak ketua" sebut Ewin setelah membaca layar hp bututnya. Tanpa merinci siapa itu yang dimaksud ketua

 " Besok pagi Sabtu,
kumpul di KTH 3 Lamping" lanjut Ewin menjelaskan undangan dari Ketua yang dibaca melalui aplikasi WhatsApp hp nya.

Bersamaan dengan selesainya Ewin membacakan undangan dari Ketua,terdengar suara orang mulai mengaji di Masjid Jami Assalafiyah tanda bahwa sebentar lagi masuk waktu shalat Magrib.

Kakek tua memberikan isyarat aba aba bahwa obrolan sore itu mohon disudahi karena waktu sholat Magrib sebentar lagi masuk.

Tanpa dikomando peserta obrolan temen temen nya Ustadz Sahrul di KTH 5 membubarkan diri.

" Jangan lupa besok pagi ketemu lagi di KTH 3 Lamping ya" Ewin mengingatkan.

 
(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun