Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tulisan Shubuh, ke 7. Pohon Kamboja Keramat

23 Januari 2024   22:30 Diperbarui: 4 Mei 2024   23:27 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Kalau Abang tahu tentang pohon Kamboja  keramat  itu, kami ingin tahu cerita nya" 

Kakek melanjutkan permohonan nya kepada si Abang dengan suara sedikit di renadahkan.

Permohonan kakek tua kepada si Abang untuk menceritakan tentang pohon Kamboja keramat seakan akan pertanyaan mewakili temen temen peserta obrolan lainnya.

Walaupun tadinya si Abang enggan melanjutkan cerita tentang pohon Kamboja keramat, akhirnya bersedia melanjutkan ceritanya.

Melanjutkan cerita si Abang, entah karena memang  sudah siap untuk bercerita atau merasa kurang enak karena didesak permintaan oleh si Kakek.

Bercerita lah si Abang tentang pohon Kamboja tua yang dikeramatkan itu, bahwa saat potongan ujung batang pohon Kamboja yang berbentuk seperti kepala ular itu dibersihkan lalu  di letakkan di teras rumah mewah pamannya. Setelah potongan batang kayu Kamboja dijadikan meja hias , selama seminggu berlalu tidak ada kejadian apa apa.

Paman si Abang tergolong masyarakat berada untuk ukuran sesama  komunitas warga Madura. Sejak lama paman si Abang menggeluti usaha jual beli kayu bekas di wilayah Pedongkelan Pulogadung. Lazimnya komunitas warga Madura bila ada kerabat nya yang berhasil dari segi materi,maka ponakan atau keluarga lainnya dari Madura diajak bergabung untuk ikut menjalankan usaha yang sama  di Jakarta. 

Termasuk si Abang ini, sejak lepas sekolah menengah di kampung nya Madura lalu ikut gabung belajar usaha dagang kayu dengan pamannya.

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun