Ada beberapa alasan utama yang menjadi latar belakang program Islamisasi ilmu pengetahuan menurut Al-Faruqi yaitu kondisi realitas dunia Islam pada saat gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan di di kemukakan. Menurut Al-Faruqi ada beberapa permasalahan serius yang sedang dihadapi umat Islam yang di sebutnya sebagai sebuah malaise (krisis) global yang di alami sebagian umat Islam di dunia.
Krisis tersebut telah menyebabkan umat Islam menempati posisi terendahdiantara bangsa-bangsa lain, mereka mengalami pemerasan, penjajahan dan dirampas negerinya, dibantai serta dipaksa untuk meninggalkan agamanya. Sementara dalam kehidupan politik umat Islam terjadi perpecahan dan pertikaian yang memang sengaja diciptakan oleh Negara-negara Barat untuk lebih menciptakan ketidakstabilan, perpecahan antara umat Islam. Kondisi ini
[6/10 10.58] D_DHIDHIN: disebabkan oleh usaha kaum kolonial dan menghancurkan seluruh institusi politik di Negara-negara Islam.11
Efek terburuk dari malaise yang dialami umat Islam telah mengakibatkan krisis serius yang dialami oleh berbagai Negara-negara muslim dalam berbagai bidang. kekalahan di bidang politik berimbas pada kekalahan dan keterbelakangan di bidang ekonomi. Kehidupan ekonomi umat Islam mengalami kehancuran dengan banyaknya kelaparan dan ketidakberdayaan ekonomi umat. Keadan ini menimbulkan ketergantungan yang luar biasa kaum muslim kepada pihak-pihak asing. Industri-industri yang diselenggarakan di Negara- Negara muslim tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam, tapi untuk kepentingan kaum kolonial.
Dalam bidang kegamaan dan budaya, umat Islam semakin tersesat dengan propaganda asing yang mengarah kepada westernisasi, tanpa disadari bahwa itu akan membawa kepada kehancuran budaya bangsanya dan ajaran Islam. Berbarengan dengan itu dibangunlah berbagai sekolah-sekolah yang menggunakan sistem dan kurikulum barat, yang selanjutnya melahirkan kesenjangan di antara umat Islam, yaitu mereka yang terlalu terbaratkan dan sekuler dan mereka yang tetap menentang sekulerisme. Pemerintah kolonial selalu berusaha agar golongan umat Islam yang pertama unggul dan menjadi penentu dalam pengambilan kebijakan umat Islam.12
Sebagai jawaban atas persoalan-persoalan umat Islam sebagaimana di atas, penting adanya langkah-langkah perbaikan. Al-Faruqi merkomendasikan pentingnya pemaduan pendidikan yang bersifat sekuler/ profane dengan pendidikan Islam. Dualisme pedidikan yang terjadi di kalangan umat Islam pada saat ini harus ditiadakan setuntasnya. Kedua sistem pendidikan tersebut harus dipadukan dan diintegrasikan, sehingga dapat melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. Integrasi pendidikan sekuler dan pendidikan IslamÂ
Â
11 Kekalahan-kekalahan umat Islam dimulai dengan ekspansi dan penetrasi Negara-negara Eropa ke wilayah-wilayah umat Islam pada abad ke delapan belas. Pada saat itu kekuatan Eropa mulai bangkit dan menembus kekuatan-kekuatan rezim-rezim umat Islam kekuatan-kekuatan Negara Atlantik dan Eropa telah menampakkan ambisi untuk menguasai dan memperluas wilayah kekuasaan mereka diwilayah perbatasan bagian utara dan selatan masyarakat Muslim. Eropa Barat dan Rusia pada abad ini telah memulai ekspansinya melalui Asia Tengah dan Siberia menuju Pasifik. Pada wilayah-wilayah masyarakat muslim di Selatan, ekspansi bangsa Eropa di mulai dengan perlawatan perdagangan para saudagar Portugis, Belanda dan Inggris. Portugis Mendirikan beberapa pusat kekuasaan colonial di Hindia dan Malaka. Pada abad 16 yang kemudian dilanjutkan Belanda yang menguasai Asia Tenggara pada abad ke 17. Sedangkan inggris melalui ekspansi mereka dengan menguasai sebuah imperium di India dengan melalui ersaingan yang ketat dengan Prancis. Pada abad akhir abad ke 18 Inggris telah berhasil menaklukan Bengal dan terus menjajah wilayah India. Lihat Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Gufron A.Mas‟adi, Vol. 1, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2000, h. 89
12 Ismail Raji al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan,terj. Anas Mahyuddin, Bandung:Pustaka Setia, 1984, h.2-8 gambaran tentang munculnya pertentangan antara umat Islamnyang telah terbaratkan dengan mereka yang masih kokoh memegng ajaran Islam terjadi di Negara Turki dengan terbaginya umat Islam dalam pembaharuan di Turki, yaitu kaum sekuler, kaum nasionalis dan kaum agamawan ( Islam ). Golongan barat mengehendaki agar pembaharuan di Turki didasarkan pada pembaharuan Barat, golongan Islam mengehendaki pembaharuan tetap didasarkan kepada ajaran-ajaran Islam dan golongan nasionalis menghendaki pembaharuan di dasari pada nilai-nilai nasionalisme bangsa Turki. Lihat Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:Bulan Bintang,1985, h. 126
[6/10 10.58] D_DHIDHIN: harus menghasilkan sebuah sistem pendidikan yang sesuai dengan visi agamaÂ
Islam.