Oh, bayangan mata itu datang lagi. Aku ingat sekarang. Mata itu, mata bapakku. Persis.
Ah, datang lagi yang lain. Bayangan ketika aku lari sekencang-kencangnya menghindari bapak.
Ibuku, ya ibuku juga ada. Ibuku melarikanku cukup jauh, tak seperti ibu anakku yang lemah.
Bapak lama sekali baru menemukanku. Aku cukup kuat untuk menghindar bapak. Aku jadi rindu ibu dan saudara-saudara perempuanku. Dulu aku bertanya kenapa hanya aku yang harus berlari. Kenapa bapak hanya sayang pada saudara-saudara perempuanku saja?
Aku tahu sekarang.
Karena hanya seorang pejantan tangguh yang bisa jadi penguasa!
Seperti aku. Seperti bapak. Dan seperti anakku yang baru saja kuhabisi. Aku lega.
Ternyata ini menguras tenaga. Aku lapar.
Kuhampiri warung Ce Etty yang cerewet itu. Siapa tahu ada yang bisa kusantap.
Byuurrr!!!
"Meong!"