Aku harus menemukan keluargaku. Tapi bayangan mata itu bergantian mengganggu.
Kepalaku pusing. Tetap kuberjalan mengikuti petunjuk angin.
Kulihat punggung ibu anakku. Kutemukan keluargaku!
Lagi-lagi mata itu menggangguku. Kepalaku semakin pusing. Tak bisa kubiarkan ini.
Kudekati kumpulan itu. Kurebut anakku yang matanya tak jua berhenti menggangguku.
Ibunya melarangku, melawan bahkan. Aku tahu benar dia tak pernah menang.
Apalagi setelah melahirkan.
Kularikan dia, si kecil dalam cengkeramanku. Pikiranku hanya satu, bagaimana aku bisa terbebas dari mata itu?
Sakit kepala ini begitu mengganggu. Kulari dan terus berlari. Sampai kutemukan tempat tepat untuk berhenti.
Aku harus menghilangkan sakit kepala ini. Kusembuhkan sampai ke akarnya.
Habis sudah. Sudah selesai sakit ini. Kupastikan tak ada alunan lembut anakku tadi.