orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak orang merasa kesulitan buat menetapkan batasan dan akhirnya malah mengorbankan perasaan sendiri demi menjaga kedamaian dengan orang lain. Tapi, masalahnya adalah, ketika kita terlalu sering "mengalah", kita malah sering kali mengabaikan kebutuhan diri sendiri, yang akhirnya bikin kita merasa capek secara emosional.
Apakah kamu sering merasa ga enakan atau ragu untuk menyatakan pendapat karena takut mengganggu hubungan denganBuku Set Boundaries, Find Happiness karya Nedra Glover Tawwab membahas topik ini dengan sangat mendalam. Ia mengajarkan cara membangun batasan yang sehat tanpa harus merasa bersalah atau khawatir akan hubungan kita dengan orang lain. Yuk, kita bahas lebih jauh gimana caranya kamu bisa mulai menghargai perasaanmu sendiri tanpa perlu merasa takut merusak hubungan.
Kenapa Kita Sering "Ga Enakan"?
Banyak dari kita punya pola pikir bahwa kita harus selalu menyenangkan orang lain, menghindari konflik, atau menjaga supaya semua orang tetap nyaman. Ini bisa berasal dari banyak hal---pengalaman masa kecil, lingkungan keluarga, atau tekanan sosial. Kita tumbuh dengan keyakinan bahwa "menolak" atau mengatakan "tidak" adalah hal buruk, dan hal itu bisa bikin orang marah atau kecewa sama kita.
Namun, menurut Nedra, kebiasaan ini justru sering kali merugikan diri kita sendiri. Ketika kita terus-menerus menahan perasaan demi orang lain, kita menumpuk emosi negatif yang pada akhirnya meledak dalam bentuk kemarahan, stres, atau bahkan rasa benci terhadap diri sendiri. Bukannya menjaga hubungan tetap sehat, kita malah menciptakan hubungan yang nggak seimbang.
Memahami Pentingnya Batasan
Nedra menjelaskan bahwa batasan bukanlah tembok tinggi yang memisahkan kita dari orang lain. Batasan adalah cara untuk menjaga kesejahteraan emosional kita, sambil tetap bisa menjalin hubungan yang sehat. Dengan menetapkan batasan, kamu nggak hanya menjaga dirimu sendiri, tapi juga orang lain---karena kamu lebih jujur dengan apa yang kamu rasakan dan butuhkan.
Bayangkan kalau kamu terus bilang "ya" untuk sesuatu yang sebenarnya nggak kamu inginkan. Kamu mungkin bisa menyenangkan orang lain untuk sementara, tapi lama-lama perasaan kesal dan terbebani akan muncul. Nah, ini yang bisa bikin hubungan jadi tegang. Dengan menetapkan batasan, kamu sebenarnya sedang melindungi hubungan itu supaya nggak rusak.
Tanda Kamu Perlu Menetapkan Batasan
Kamu mungkin berpikir, "Ah, saya baik-baik aja kok!" Tapi coba cek beberapa tanda ini, mungkin kamu sebenarnya butuh belajar menetapkan batasan:
- Kamu merasa sering capek secara emosional setelah bertemu orang-orang tertentu.
- Kamu sering merasa terpaksa melakukan sesuatu, padahal kamu nggak mau.
- Kamu takut mengecewakan orang lain atau membuat mereka marah.
- Kamu kesulitan menolak permintaan orang, bahkan ketika itu mengganggu rencanamu.
Kalau kamu mengalami salah satu dari tanda-tanda ini, itu bisa jadi sinyal bahwa kamu perlu mulai berani menyuarakan apa yang kamu butuhkan dan nggak terus-menerus memprioritaskan orang lain di atas dirimu sendiri.
Cara Mengatasi Rasa Ga Enakan
Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang lebih praktis. Gimana caranya supaya kamu nggak merasa bersalah atau ga enakan setiap kali menetapkan batasan? Berikut tips dari Nedra yang bisa kamu coba:
a. Ubah Pola Pikir
Pertama-tama, kamu perlu mengubah cara pandangmu terhadap batasan. Batasan bukanlah tindakan egois. Justru, ini adalah bentuk cinta pada diri sendiri dan orang lain. Dengan batasan, kamu memastikan bahwa hubungan yang kamu jalani didasari oleh saling pengertian dan kejujuran.
Ketika kamu merasa bersalah, ingatkan dirimu bahwa menolak atau berkata "tidak" adalah hakmu, dan itu nggak membuatmu menjadi orang jahat.
b. Belajar Mengatakan "Tidak" dengan Sopan
Kata "tidak" bisa jadi sangat menakutkan, tapi sebenarnya itu salah satu cara paling efektif untuk menjaga keseimbangan dalam hidup. Menurut Nedra, kamu bisa belajar mengatakan "tidak" dengan cara yang sopan dan asertif. Contohnya:
- "Maaf, saya nggak bisa sekarang."
- "Terima kasih sudah mengajak, tapi saya harus menolak."
- "Saya sudah punya rencana lain, mungkin di lain waktu."
Dengan latihan, kamu akan semakin nyaman mengatakan "tidak" tanpa perlu merasa bersalah.
c. Jangan Berlebihan dalam Menjelaskan
Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan ketika menetapkan batasan adalah merasa perlu memberikan penjelasan panjang lebar. Padahal, kamu nggak selalu harus menjelaskan alasan di balik keputusanmu. Cukup katakan apa yang kamu rasakan dengan jelas dan ringkas. Misalnya, ketika ada orang yang memintamu melakukan sesuatu yang sebenarnya kamu nggak mau, kamu bisa bilang, "Maaf, saya nggak bisa," tanpa perlu memberi alasan tambahan.
d. Latihan Asertivitas
Nedra mengajarkan bahwa bersikap asertif adalah kunci untuk menetapkan batasan yang sehat. Ini bukan berarti kamu harus jadi orang yang galak atau keras kepala, tapi lebih ke bagaimana kamu bisa menyampaikan apa yang kamu butuhkan dengan tegas dan penuh hormat. Kamu bisa mulai dengan hal-hal kecil, seperti memberikan pendapat di rapat atau menolak ajakan nongkrong saat kamu butuh waktu untuk diri sendiri.
e. Kenali dan Hargai Perasaanmu
Terakhir, sangat penting untuk selalu mengenali apa yang kamu rasakan. Setiap kali kamu merasa nggak nyaman dengan suatu situasi, jangan abaikan perasaan itu. Dengarkan dirimu sendiri dan jangan takut untuk mengambil langkah untuk melindungi kesejahteraanmu. Batasan yang sehat dimulai dari kesadaran terhadap apa yang kamu butuhkan dan apa yang membuatmu nyaman.
Dampak Positif Setelah Menetapkan Batasan
Mungkin di awal kamu akan merasa canggung atau bahkan bersalah ketika mulai menetapkan batasan. Tapi, percayalah, efek positifnya akan terasa seiring waktu. Kamu akan merasa lebih lega, nggak lagi terbebani dengan hal-hal yang sebenarnya nggak kamu inginkan. Kamu juga akan mulai menarik orang-orang yang menghargai batasanmu, dan hubunganmu dengan orang lain akan terasa lebih sehat.
Menetapkan batasan adalah bentuk kejujuran pada diri sendiri dan orang lain. Dengan begitu, kamu menciptakan ruang untuk hubungan yang lebih tulus dan tanpa rasa terpaksa.
Menetapkan batasan bukan berarti kamu jadi orang yang egois atau jahat. Sebaliknya, itu adalah cara untuk menjaga kesehatan emosional dan memastikan bahwa hubungan yang kamu jalani tetap seimbang dan saling menghargai. Jadi, daripada terus-menerus merasa ga enakan dan mengorbankan perasaanmu sendiri, mulailah berani untuk menyuarakan apa yang kamu butuhkan.
Seperti kata Nedra Glover Tawwab, "Batasan adalah cara kita merawat diri kita sendiri dan hubungan kita." Jadi, jangan takut untuk menetapkannya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H