Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Terpendar

30 April 2024   13:04 Diperbarui: 30 April 2024   13:07 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Ah, Tirta, semoga kau masih seperti yang dulu.

* * *

SORE. Di beranda.


Ibu masih menerawang angkasa. Menerawang awan-awan yang mulai menggumpal.


"Besok Asih mau kembali ke Jepang, Bu. Asih tidak jadi mutasi pulang tahun ini. Asih sudah mengajukan perubahan ke perusahaan dan itu sudah di-acc."


Ibu masih diam. Matanya masih mengangkasa. Namun jelas kulihat keletihan menggelayutinya.


"Mungkin Asih bisa memulai lagi sesuatu yang lebih berarti. Asih..."


"Ibu jadi teringat dengan almarhum bapakmu, Asih.


"Andai Bapak masih bersama kita."


"Maafkan Asih, Bu.


"Mungkin suratan nasib Asih harus begini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun