Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Terpendar

30 April 2024   13:04 Diperbarui: 30 April 2024   13:07 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Hanya, kok ya Asih belum juga merasa siap."


"Kesiapan apalagi, Asih? Sebagai wanita, kamu telah cukup mapan dengan keadaanmu sekarang. Kamu punya titel. Kamu juga punya karir."


"Entahlah, Bu. Asih sendiri tidak tahu."


"Lho?" Ibu masih menatapku.


Aku mengalihkan kembali pandangan. Ke langit biru. Kuhela nafas dalam-dalam.


"Atau, kau masih mengharapkan Tirta?"


Ah, Ibu. Kenapa kau harus menyebut nama itu? Bahkan aku sendiri tidak tahu apakah Tirta masih juga mengharapkanku.


Meski, memang benar. Keenggananku untuk menjalin hubungan dengan lelaki, untuk membina rumah tangga selama ini, karena memang di dalam hatiku, masih mengganjal bayang Tirta, lelaki yang telah lebih dari empat tahun aku 'tinggalkan' namun juga masih kucintai.


"Benar, kan, Sih?"


"Tapi, mungkinkah, Bu?" kini balik aku yang bertanya. Entahlah. Tiba-tiba kalimat itu menyeruak dari dalam diriku. Seperti kerinduan itu yang tiba-tiba saja muncul.


Ah, Tirta. Andai waktu bisa diputar kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun