Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rurouni Kenshin: Batas Tipis antara Cinta dan Kebencian

11 September 2021   21:32 Diperbarui: 11 September 2021   23:32 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Batas antara kebencian yang terpekat dan cinta yang terdalam sangatlah tipis. Seperti halnya kebencian yang dapat menjadikan seorang pria berbuat kekerasan yang sangat kejam, cinta dapat membuat wanita menghargai pembunuh yang sangat keji untuk kembali seperti bayi yang baru terlahir." (Nobuhiro Watsuki) 

Kenshin Himura aka Hitokiri Battosai. Ya, siapa yang tidak mengenal samurai dengan katana bermata pedang terbalik itu? 

Bagi para penggemar cerita atau pemerhati kisah para samurai Jepang, khususnya pada periode Bakumatsu yang menandai berakhirnya kejayaan shogun pada masa dinasti Edo, ataupun pada periode awal dinasti Meiji, nama Kenshin Himura tentu tidak asing. Ya, meski nama tersebut dan sosok yang digambarkan hanya hadir secara fiksi. 

Kenshin adalah nama dan sosok dari seorang samurai yang ada pada serial manga Rurouni Kenshin karya Nobuhiro Watsuki yang kemudian diadaptasikan pula ke dalam film animasi maupun film laga dan juga video game. Di Indonesia, manga Rurouni Kenshin diterbitkan dengan judul Samurai X.

Toh, Watsuki tidaklah menghadirkan Kenshin begitu saja. Sosok Kenshin terinspirasi dari sosok Kawanami Gensai, satu dari empat hitokiri terkenal pada periode Bakumatsu. Ketiga lainnya yaitu Kirino Toshiaki aka Nakamura Hanjiro, Tanaka Shinbei serta Okada Izo.

Hitokiri dapat disebut sebagai assassin dalam tradisi Jepang, seorang pembunuh profesional yang menghabisi orang atau kelompok lain, yang biasanya bermotif politik. Kenshin ataupun Kirino Toshiaki--termasuk ketiga hitokiri lainnya--sendiri, merupakan penentang kuat keditaktoran shogun yang kemudian mengabdikan diri untuk menghancurkannya, bermaksud membawa Jepang kepada era baru yang lebih terbuka.

Restorasi Meiji

Salah satu fase penting dalam sejarah Jepang adalah masa Restorasi Meiji. Masa di mana Jepang mulai membuka diri untuk dunia luar setelah hampir tiga abad lamanya menutup diri rapat-rapat dari dunia luar pada masa Keshogunan Tokugawa (1603-1868). 

Fase Restorasi Meiji dimulai dengan naik tahtanya Pangeran Mutsuhito yang kemudian bergelar Kaisar Meiji menggantikan mendiang ayahnya Kaisar Komei, menjadi kaisar Jepang ke-122. Nama Restorasi Meiji identik dengan gelar baru Mutsuhito tersebut.

Restorasi Meiji dipicu, pada awalnya, dengan datangnya Kapal Hitam Angkatan Laut Amerika Serikat di bawah pimpinan Matthew C. Perry pada tahun 1853. Peristiwa yang kemudian membuka mata bangsawan dan masyarakat Jepang akan pesatnya kemajuan teknologi yang selama ini terlewatkan dalam kungkungan politik Sakoku Keshogunan Tokugawa. Hingga kemudian memunculkan Bakumatsu. Di masa inilah, para hitokiri banyak memainkan peranannya.

Tomoe dan Penebusan Dosa Sang Hitokiri Battosai

Sosok Kenshin Himura, sebagaimana sosok Kawanami Gensai, digambarkan sebagai sosok yang kecil, tidak seperti gambaran sosok samurai pada umumnya yang berbadan besar dan tegap. Kenshin bahkan berpenampilan mirip perempuan dengan rambut panjangnya yang diikat di bagian belakang, tidak menyiratkan kepada siapapun yang berpapasan dengannya bahwa ia adalah seorang battosai, seorang pembunuh sadis.

Kenshin adalah nama yang diberikan oleh seorang samurai, seorang master Hiten Mitsurugi,  Hiko Seijuro, kepada seorang remaja, Shinta, yang ditemukannya selamat dari pembantaian kawanan perampok kepada sekelompok pelancong. Kawanan perampok yang kemudian dihabisi oleh Hiko Seijuro. Seijuro menemukan Shinta sedang mengubur semua korban, termasuk para perampok. Seijuro yang tertarik kepada Shinta kemudian mengangkatnya sebagai murid dan memberikannya nama Kenshin. kelak, Seijuro pun mewariskan Hiten Mitsurugi, kepada Kenshin.

Kenshin, yang berarti jantung pedang, memang dikenal berdarah dingin saat sudah menghunuskan sakabato-nya. Tidak ada lawan yang tersisa dan luput dari katana bermata pedang terbaliknya itu, berapapun jumlahnya. 

Kenshin memang telah bertekad untuk terus menghunuskan pedangnya, membabat siapapun yang berbuat kejahatan, termasuk yang berafiliasi dengannya. Kenshin punya keyakinan bahwa kekuatan pedangnya haruslah dapat melindungi mereka yang lemah, sebagai manifestasi dari Hiten Mitsurugi. Karena itu pulalah Kenshin kemudian bergabung dengan gerakan revolusi untuk menentang Keshogunan Tokugawa. Kenshin bergabung dengan klan Choshu pimpinan Katsura Kogoro aka Kido Takayoshi. Kenshin berdampingan dengan I'izuka yang bertugas sebagai pemeriksa eksekusi. Salah satu bekas luka di pipi Kenshin adalah bekas goresan dari salah satu korbannya, Kiyosato Akira.

Hingga kemudian Kenshin bertemu dengan Tomoe. Wanita yang kemudian berperan besar dalam perjalanan hidupnya sebagai Hitokiri Battosai. Tomoe-lah yang kemudian membuat Kenshin bisa mengembangkan senyumnya yang selama ini hampir tidak pernah merekahi wajahnya. Tomoe, perempuan yang mungkin seharusnya tidak pernah bertemu dengannya.

Kenshin bertemu Tomoe dengan tanpa sengaja di sebuah kedai yang biasa dikunjungi Kenshin di Kyoto, pada suatu malam. Ketika perempuan yang sedang tanpa tujuan itu, tiba-tiba diganggu oleh dua orang. Kenshin pun berhasil melerai kedua orang itu. 

Namun ketika keluar dari kedai, kedua orang itu mencegat Kenshin. Namun, belum lagi kedua orang itu melampiaskan kekesalannya pada Kenshin, tiba-tiba muncul dari belakang mereka seseorang yang kemudian membantai mereka dan menyerang Kenshin. Ternyata orang tersebut bermaksud menghabisi Kenshin. Namun, sebagai battosai, sekali lagi, Kenshin pun dapat menghabisi musuhnya.

Tanpa diduga, di hadapan Kenshin telah berdiri Tomoe. Tomoe yang bermaksud mengucapkan terima kasih atas pertolongan Kenshin di dalam kedai. Menyaksikan kejadian itu Tomoe pun ambruk pingsan. Kenshin kemudian membawa Tomoe ke penginapannya yang juga markas Choshu.

Keesokan harinya, alih-alih meninggalkan penginapan, Tomoe bermaksud untuk mengabdikan diri sebagai pelayan di penginapan itu. Tomoe pun kemudian tinggal di penginapan.

Hingga kemudian Kenshin dan Tomoe pun menjalin keakraban dan menumbuhkan benih cinta di antara mereka. Tomoe pulalah yang menemani Kenshin bersembunyi di desa Otsu ketika keadaan sangat tidak menguntungkan usai insiden Ikedaya.

Sama seperti Kenshin, Tomoe pun hampir tidak pernah tersenyum. Belakangan, Kenshin mengetahui bahwa hal itu disebabkan karena kepedihan yang sangat mendalam yang ditahan oleh perempuan itu. Kepedihan karena ditinggal pergi tunangannya yang terbantai saat menjalani tugas. 

Keadaan pun menjadi dilematis. Ketika kemudian Tomoe mengetahui bahwa Kenshin-lah yang telah membunuh tunangannya, Kiyosato Akira, dalam hatinya berkecamuk dendam dan cinta yang telah tumbuh terhadap Kenshin. 

Pada akhirnya, persembunyian Kenshin pun terbongkar oleh musuh, atas pengkhianatan I'izuka. Dan dalam sebuah pertarungan puncak dengan pimpinan musuh, tanpa sengaja, Tomoe terbunuh juga oleh pedang Kenshin, ketika perempuan itu tiba-tiba menyeruak bermaksud mendorong lawan Kenshin. Tomoe pun menghembuskan nafas terakhirnya dalam pangkuan Kenshin. Dan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Tomoe menggoreskan satu luka lagi di pipi kiri Kenshin, membentuk tanda silang, melengkapi goresan mendiang tunangannya. Tanda silang di pipi kiri Kensin inilah yang kemudian menjadi rujukan penyebutannya sebagai Samurai X.

Sepeninggal Tomoe, Kenshin pun berjanji akan tidak membunuh orang lagi saat revolusi telah berakhir. Dan ketika kemudian pasukan shogun dapat benar-benar dikalahkan pada pertempuran Toba Fushimi yang menandai juga keruntuhan Keshogunan Tokugawa (1868), Kenshin pun benar-benar menepati janjinya untuk tidak lagi membunuh orang. Kenshin kemudian menghilang, memutuskan untuk menjadi pengembara seorang diri. 

Kejahatan akan Selalu Ada

Peperangan, selain membawa kemenangan dan keuntungan bagi para pemenangnya, selalu menyisakan juga kekecewaan dan luka bagi mereka yang kalah dan tersingkirkan. Demikian juga era baru. Keberhasilan Jepang menyongsong era baru, memang telah banyak membuat kemajuan negeri tirai bambu tersebut. Restorasi Meiji yang membuka kembali pintu kebebasan masyarakat Jepang dengan dunia luar, menghasilkan kemajuan di sana-sini. Ekonomi dan teknologi tumbuh dengan pesat. Namun demikian, selalu saja ada orang-orang picik yang memanfaatkan keadaan demi keuntungan pribadi semata.

Mereka yang telah kalah perang dan juga tersingkirkan karena perang atau oleh era baru, ketika bertemu dengan orang-orang picik yang hanya selalu memikirkan kepentingan pribadi, dapat menciptakan kejahatan baru yang terkadang tidak kalah mengerikannya dari peperangan itu sendiri.

Para samurai yang tidak lagi digunakan pada masa Meiji, yang sebelumnya terbiasa mendapatkan ruang dan kekuasaan, beberapa kemudian melakukan pemberontakan ataupun kekacauan. Beberapa pejabat dan pengusaha pun menjadi korup.

Di antara mereka, adalah Takeda Kanryu, seorang pengusaha yang kemudian mengembangkan bisnis opium. Kanryu dibantu antara lain oleh Udo Jin-e, seorang mantan battosai, yang bagi Udo Jin-e sendiri, keberadaan Kanryu memberikan kembali ruang dan kekuasaan baginya.

Ada juga Shishio Makoto, seorang battosai lain yang merasa dikhianati oleh pemerintah setelah dia pun ikut berjuang menumpas shogun. Shishio yang akhirnya dicampakkan dan dibakar hidup-hidup, namun kemudian dapat bertahan hidup dengan membekaskan luka di sekujur tubuh dan juga hatinya. Juga Yukishiro Enishi, adik kandung Tomoe yang juga mengetahui bahwa Kenshin-lah yang telah membunuh kakak iparnya, dan juga tanpa sengaja menyaksikan kematian Tomoe di tangan Kenshin.

Kanryu dan Udo Jin-e yang kemudian membuat kekacauan demi kekacauan, Shishio yang kemudian melakukan pemberontakan dan Enishi yang kemudian melakukan balas dendam dengan membabi buta, memaksa kembali Kenshin untuk melanggar sumpahnya untuk tidak kembali membunuh siapapun.

Bekerjasama dengan Saito Hajime, kepala kepolisian Jepang di Tokyo, beserta anak buahnya, Kenshin pun dapat meredam kembali kekacauan-kekacauan yang ada. Hajime sendiri merupakan seorang samurai yang selamat dalam pertempuran Toba Fushimi. kala itu dia berdiri sebagai kapten unit ketiga Shinsengumi, sebuah unit khusus kepolisian yang dibentuk oleh Bakufu (pemerintahan militer) selama periode Bakumatsu guna melindungi keberadaan shogun di Kyoto. Memasuki masa kekaisaran Meiji, Hajime tetap bekerja di pemerintahan, sebagai kepala kepolisian.

Seperti kita tahu, selama masa keshogunan, pemerintahan Jepang dipegang dan dikendalikan oleh shogun atau militer kerajaan, sementara posisi kaisar hanyalah sebagai simbol kekuasaan belaka. Shogun sendiri terdiri dari para samurai. 

Kaoru: Kehidupan yang Sejatinya

Kaoru atau Kamiya Kaoru, merupakan sosok wanita lain yang melengkapi kehidupan Kenshin setelah Tomoe. Dalam perjalanan pengembaraannya ke Tokyo, satu dekade setelah memasuki era baru, Kenshin bertemu dengan Kaoru yang merupakan pelatih pada sebuah kendo peninggalan ayahnya. Namun kemudian para siswanya pergi saat merebaknya kekacauan demi kekacauan yang dibuat oleh Udo Jin-e yang membuat mereka merasa tercoreng reputasinya karena ulah Udo Jin-e. Kemudian hari, para siswanya pun kembali setelah Kenshin membantu mengatasi Udo Jin-e.

Kaoru berkeyakinan bahwa pedang bukanlah alat untuk membunuh. Keyakinan yang juga telah turun temurun diajarkan kepada para murid di kendonya. Keyakinan yang juga kemudian diamini oleh Kenshin, dan meneguhkan keyakinannya untuk tetap tidak menggunakan pedangnya untuk membunuh.

Kaoru pulalah yang meyakinkan Kenshin bahwa kehidupan sejati bukanlah terus dengan meratapi masa lalu. Namun demi masa lalu yang suram, kita bisa memupusnya dengan terus berbuat kebaikan. 

Kaoru pulalah yang kemudian berhasil menyadarkan Enishi dari ambisi balas dendamnya.

Batas antara kebencian yang terpekat dan cinta yang terdalam memang sangatlah tipis. Seperti halnya kebencian yang dapat menjadikan seorang pria berbuat kekerasan yang sangat kejam, cinta dapat membuat wanita menghargai pembunuh yang sangat keji untuk kembali seperti bayi yang baru terlahir.

Demikianlah Kenshin. Demikianlah Tomoe. Demikianlah Kaoru. Demikianlah Enishi, Shishio, ... Demikianlah kita semua.

Simak juga tulisan-tulisan KBC-43 lainnya:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun