Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rurouni Kenshin: Batas Tipis antara Cinta dan Kebencian

11 September 2021   21:32 Diperbarui: 11 September 2021   23:32 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerjasama dengan Saito Hajime, kepala kepolisian Jepang di Tokyo, beserta anak buahnya, Kenshin pun dapat meredam kembali kekacauan-kekacauan yang ada. Hajime sendiri merupakan seorang samurai yang selamat dalam pertempuran Toba Fushimi. kala itu dia berdiri sebagai kapten unit ketiga Shinsengumi, sebuah unit khusus kepolisian yang dibentuk oleh Bakufu (pemerintahan militer) selama periode Bakumatsu guna melindungi keberadaan shogun di Kyoto. Memasuki masa kekaisaran Meiji, Hajime tetap bekerja di pemerintahan, sebagai kepala kepolisian.

Seperti kita tahu, selama masa keshogunan, pemerintahan Jepang dipegang dan dikendalikan oleh shogun atau militer kerajaan, sementara posisi kaisar hanyalah sebagai simbol kekuasaan belaka. Shogun sendiri terdiri dari para samurai. 

Kaoru: Kehidupan yang Sejatinya

Kaoru atau Kamiya Kaoru, merupakan sosok wanita lain yang melengkapi kehidupan Kenshin setelah Tomoe. Dalam perjalanan pengembaraannya ke Tokyo, satu dekade setelah memasuki era baru, Kenshin bertemu dengan Kaoru yang merupakan pelatih pada sebuah kendo peninggalan ayahnya. Namun kemudian para siswanya pergi saat merebaknya kekacauan demi kekacauan yang dibuat oleh Udo Jin-e yang membuat mereka merasa tercoreng reputasinya karena ulah Udo Jin-e. Kemudian hari, para siswanya pun kembali setelah Kenshin membantu mengatasi Udo Jin-e.

Kaoru berkeyakinan bahwa pedang bukanlah alat untuk membunuh. Keyakinan yang juga telah turun temurun diajarkan kepada para murid di kendonya. Keyakinan yang juga kemudian diamini oleh Kenshin, dan meneguhkan keyakinannya untuk tetap tidak menggunakan pedangnya untuk membunuh.

Kaoru pulalah yang meyakinkan Kenshin bahwa kehidupan sejati bukanlah terus dengan meratapi masa lalu. Namun demi masa lalu yang suram, kita bisa memupusnya dengan terus berbuat kebaikan. 

Kaoru pulalah yang kemudian berhasil menyadarkan Enishi dari ambisi balas dendamnya.

Batas antara kebencian yang terpekat dan cinta yang terdalam memang sangatlah tipis. Seperti halnya kebencian yang dapat menjadikan seorang pria berbuat kekerasan yang sangat kejam, cinta dapat membuat wanita menghargai pembunuh yang sangat keji untuk kembali seperti bayi yang baru terlahir.

Demikianlah Kenshin. Demikianlah Tomoe. Demikianlah Kaoru. Demikianlah Enishi, Shishio, ... Demikianlah kita semua.

Simak juga tulisan-tulisan KBC-43 lainnya:


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun