Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Escobar: Paradise Lost", Tersesat di Surga Kolombia

16 Juni 2020   01:34 Diperbarui: 17 Juni 2020   00:43 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali Pablo Escobar adalah legenda yang sama terkenalnya dengan Rambo. Meski mereka sangat berbeda peran. Rambo adalah pahlawan besar yang menyelamatkan muka Amerika di banyak tempat, terutama di Vietnam. Sementara Escobar adalah penjahat besar yang membuat berang muka Amerika. Dan jika Rambo adalah tokoh fiksi yang hanya bisa kita tonton di film, maka Escobar adalah benar-benar nyata adanya.

Pablo Escobar adalah gembong narkotika besar Kolombia. Namanya melegenda hampir di seluruh penjuru dunia. Dan, seperti halnya gembong Mafia Sisilia, Don Corleone, Escobar pun adalah Godfather bagi keluarga dan banyak orang di lingkarannya. Meski, tidak semua orang tentunya.

Escobar: Paradise Lost (EPL), merupakan sebuah film yang mencoba membidik dan mengulik pribadi dan kehidupan Escobar dari berbagai sisi, baik hitam maupun putih, terutama dari sisi seorang asing, Nico. Nico adalah seorang peselancar dari Kanada yang bersama kakaknya mencoba mencari peruntungan di surga Kolombia yang menawarkan ombak yang menawan. 

EPL merupakan film thriller romantis yang dirilis pada tahun 2014 yang disutradarai oleh Andrea Di Stefano yang sekaligus penulis naskah film tersebut. EPL  bercerita tentang saat-saat menjelang Escobar menyerahkan diri kepada Pemerintah, tentang upayanya untuk mencoba terus melindungi orang-orang yang dicintainya, terutama jika kemudian hal buruk menimpa kepadanya.

Escobar memang seorang gembong narkotika, seorang penjahat besar dunia. Namun, bagi keluarga dan penduduk Kolombia pada umumnya, Escobar adalah sosok yang lembut, romantis dan penyayang dan juga sosok yang patut disegani dan dihormati. Ia ibarat Robin Hood bagi warga Kolombia.

Ia telah banyak membelanjakan hartanya untuk menolong mereka yang papa, termasuk membangun tempat-tempat ibadah di daerah yang telah ditinggalinya sejak lahir itu. Escobar telah membangunkan sebuah surga bagi warga Kolombia.

Medellin, Kolombia. 18 Juni 1991. Malam, sehari sebelum Escobar menyerahkan diri. Escobar (diperankan oleh Benecio del Toro yang sebelumnya pernah sukses membintangi sebuah biopic lain yang dirilis pada tahun 2008, Che, yang memerankan tokoh utamanya, Che Guevara) nampak gelisah, berbaring di sebuah meja di markasnya dengan membiarkan dadanya terbuka. Sesaat kemudian ia mengangkat badannya, duduk di pinggir meja.

Di depannya, di atas meja yang lain, di bawah peta Kolombia yang menempel di dinding, nampak senjata-senjata tergeletak. Tak lama seorang anak buahnya menghadap mengabarkan jika semuanya telah siap. Entah apa yang telah disiapkan. Escobar pun menyuruh mereka pergi.

Nampak kemudian Escobar berada di tepian sungai yang dikelilingi semak-semak dan pepohonan liar. Ia nampak berbicara dengan ibunya di tempat yang jauh melalui telpon yang digenggamnya. Dan sambil bersimpuh, dengan saluran telpon masih terbuka, ia pun nampak berdoa.

Lanskap berganti. Di tempat lain, di sebuah siang hari, seorang perempuan muda, Maria (diperankan oleh Claudia Traisac, seorang aktris Spanyol kelahiran 1992) nampak dengan wajah ceria, menyeruak dari dalam hujan masuk ke sebuah gereja, menghampiri Nico (diperankan oleh Josh Hutcherson, juga kelahiran 1992 yang sebelumnya membintangi juga beberapa sekuel The Hunger Games) yang tengah duduk di sebuah bangku sendirian menunggunya. Nico yang nampak pucat dan tak berdaya.

Nico atau Nick Brady datang dari Kanada bersama kakaknya, Dylan Brady (Brady Corbet) yang membawa serta istri dan anaknya. Nico terjebak pada sebuah situasi, di mana ia  jatuh hati pada seorang gadis Kolombia, Maria, yang ia ketahui kemudian merupakan keponakan dari Escobar. Nico pun kemudian berusaha kembali ke Kanada beserta kakaknya. Namun, belum lagi ia bisa pergi, Escobar telah memanggilnya untuk membantunya dalam sebuah rencana.

Escobar bermaksud menyembunyikan hartanya dalam beberapa tempat rahasia yang terpisah di beberapa lokasi terpencil. Ia memanggil Nico dan lima orang lainnya, Pepito, Alfonso, Ricardo, Felipe dan Juan, yang dipilih Escobar untuk membawa hartanya, masing-masing ke lokasi yang telah ditentukan. Menuju lokasi, di tengah jalan masing-masing mereka akan dipandu oleh seorang penduduk lokal. Dan selesai melaksanakan misinya, mereka pun diminta untuk menghabisi pemandu mereka. Ya, karena hanya merekalah yang mengetahui lokasi-lokasi tersebut. Nico awalnya ragu dan mengungkapkan pada Escobar bahwa dia sebelumnya tidak pernah menghilangkan nyawa orang. Namun Escobar berusaha meyakinkan Nico bahwa semua orang pernah melakukan pengorbanan, dan Escobar pun mengatakan bahwa ia telah menganggap Nico layaknya anaknya sendiri.

Beberapa tahun sebelumnya. Di sebuah tempat di daerah pantai Kolombia, Turbo. Nico dan Dylan yang datang dari Kanada beserta beberapa teman peselancar mereka. Mereka berusaha membangun sebuah komunitas di pantai yang telah diijinkan oleh otoritas setempat. Namun, mereka pun mesti berhadapan dengan beberapa preman setempat yang dipimpin oleh Roldano (Tenoch Huerta) yang berusaha memeras mereka. Berhadap-hadapan dengan mereka, menghadapi intimidasi dari mereka, yang kemudian mencelakai lengan Nico karena digigit oleh seekor anjing besar yang sengaja dilepaskan oleh Roldano dan anak buahnya, saat Nico sedang membeli baju di sebuah toko.

Di Turbo inilah Nico bertemu dengan Maria yang sedang mengerjakan proyek pembangunan sebuah klinik kesehatan yang didanai oleh pamannya, Pablo Escobar. Paman Pablo, demikian Maria memanggilnya, baginya memang sebuah sosok yang penuh kepedulian. Maria tahu bahwa Paman Pablo   mengumpulkan kekayaannya dari kokain, sebagaimana ia menjelaskannya pada Nico saat Nico begitu terkesima dengan kehidupan Paman Pablo yang begitu gemerlap dengan kemewahan ketika Nico diajaknya untuk menghadiri pesta ulang tahun Paman Pablo. Toh bagi Maria, dan juga rakyat Kolumbia, tidak ada yang salah dengan kokain, yang memang telah mereka konsumsi secara turun temurun.

Hingga kemudian Nico bertemu dengan Escobar, dan diterima sebagai bagian dari keluarganya. Escobar sangat menyayangi Maria sebagaimana anaknya sendiri. Dan mengetahui Nico sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan dan juga seorang yang bersih tidak mengkonsumsi narkoba,  Escobar berharap Nico dapat menjadi pasangan yang tepat buat Maria. Escobar pulalah yang membantu Nico dan kakaknya dengan membersihkan para preman yang telah mengganggunya. Escobar menggantung hidup-hidup Roldano dan anak buahnya di tengah kota. Tentu hal ini tidak diketahui oleh Nico. Begitu pun saat kakaknya, Dylan, memberitahukan kepadanya tentang tragedi yang dialami Roldano dan anak buahnya tersebut yang dilakukan oleh anak buah Escobar. Bagi Nico, Escobar pun adalah seorang sosok yang lembut dan penyayang.

Nico kemudian bekerja pada keluarga Escobar. Nico semakin yakin bahwa Escobar memang pria yang baik. Hingga kemudian suatu saat di hari Minggu,  hari yang semestinya Nico tidak bekerja dan tidak datang ke bangsal kuda, namun Nico datang ke bangsal kuda untuk mengambilkan kuda poni untuk anak Escobar yang masih kecil, Luis. Saat itulah Nico melihat seorang anak buah Escobar yang kemudian dikenalnya sebagai tangan kanan Escobar, Drago, sedang mencuci kakinya yang nampak berlumuran darah dan seorang lagi yang sedang membersihkan pisau. Nico pun kembali teringat dengan nasehat kakaknya untuk menjauhkan diri dari Escobar. Sementara itu Drago, melihat Nico memergoki dirinya, segera menghampiri Nico. Ia ingin memastikan tentang Nico. Dan meski Nico memberitahukannya bahwa segalanya baik-baik saja, namun kemudian ia seperti tahu bahwa Nico telah mengetahui rahasia yang selama ini telah ditutupi Escobar pada Nico. Drago pun segera menelpon Escobar. Dan Escobar pun kemudian memanggil Nico. Escobar memang telah sengaja menjauhkan Nico dari bisnis haramnya. Dia ingin Nico tetap baik-baik saja bersama Maria.

Di dalam sebuah mobil, nampak Escobar sedang membersihkan mobil tersebut. Nico kemudian dipanggilnya masuk ke dalam mobil untuk duduk di sampingnya yang tengah duduk di belakang kemudi di sebelah kiri.

Escobar menceritakan pada Nico jika dulunya mobil itu dikendarai oleh Clyde Barrow. Clyde Barrow dan Bonnie Parker. Bonnie kemudian meninggal di tempat yang sedang diduduki oleh Nico, dengan 50 peluru yang menghunjami tubuhnya. Orang dekat telah menghianati dan menjebak mereka.  Escobar berkata jika dia mengalami apa yang dialami Clyde dan Bonnie, itu tidak bagus. Karenanya, Escobar perlu mempercayai benar semua orang di dekatnya. Escobar meminta kepada Nico, jika Nico mengetahui sesuatu yang aneh di tempat Escobar, ia minta untuk Nico menghubunginya dan jangan menceritakan kepada orang lain, bahkan kepada Maria.

Hari-hari setelah itu pun menjadi hari-hari yang begitu menggelisahkan Nico. Ia seperti telah tersesat. 

Nico sempat mengajak Maria untuk ikut dengannya kembali ke pantai. Namun Maria menolak. Maria tidak dapat meninggalkan keluarganya. Dan, bagi Maria, semua orang pun telah menerima dan menyukai Nico. Nico pun tidak dapat memaksa Maria dan karena tidak punya alasan yang dapat diberikannya pada Maria, Nico pun tetap menuruti Maria.

Hingga kemudian Nico dan Maria melangsungkan pertunangan mereka.

Hingga suatu saat, sebuah berita di televisi mengungkap jika Pablo Escobar, yang saat itu tengah menjabat sebagai senator juga, mempunyai catatan kriminal sebagai penyelundup narkoba. Polisi nasional dan angkatan bersenjata telah berhasil membongkarnya.

Escobar pun memanggil Nico. Saat itu Nico melihat Escobar tengah menjelaskan pada ibunya bahwa berita yang disebarkan oleh Menteri Kehakiman itu tidak benar. Namun Escobar mengatakan pada Nico jika sementara waktu ia perlu menyembunyikan keluarganya. Nico kemudian diminta Escobar untuk sementara, bersama Maria, Nico tinggal bersama kakaknya. Escobar membekali Nico dengan sebuah tas yang berisi penuh uang dan sebuah senjata.

Ketika di tempat kakaknya, Dylan, Dylan memergoki senjata yang dibawa Nico yang disembunyikannya di dalam laci. Dylan menjadi kecewa pada Nico dan hampir saja mengusirnya. Di tengah perdebatan antara Nico dan kakaknya, dari luar Annie (Ana Girardot), kakak ipar Nico, meminta mereka untuk keluar dan menyimak berita yang tersiar dari sebuah radio yang digantungkan di bawah pohon. Di depan radio, nampak Maria begitu tegang mendengarkannya.

Dari radio diberitakan bahwa Menteri Kehakiman telah dibunuh. Maria meyebutkan bahwa mereka menyebut pelakunya adalah Pablo. Maria nampak terisak. Maria dan Nico kemudian menemui keluarga yang lain yang sedang bersembunyi. Beberapa hari kemudian, Escobar pun datang ke tempat tersebut. Dari jendela atas, Nico melihat Escobar bersama Drago keluar dari mobil dengan keduanya menyamar sebagai pendeta. Keluarga Escobar pun nampak senang mendapati kehadiran Escobar. Namun tidak bagi Nico.

31 Maret 1991. Malam. Nico yang sedang tertidur bersama Maria, dikejutkan dengan suara gaduh orang di ruang tengah. Ia kemudian melihat Escobar bersama seorang pengawalnya sedang menonton acara sepak bola. Escobar, mengetahui kehadiran Nico, memintanya Nico untuk bergabung. Mereka pun terlibat pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut Nico menceritakan kalau kakaknya beserta istrinya bermasuk kembali ke Kanada. Nico mengatakan bahwa kakak iparnya rindu kampung halaman. Dan Nico menambahi, jika itu pun sepertinya baik bagi dia dan Maria, mengikuti kakaknya kembali ke Kanada. Namun nampaknya Escobar tidak begitu suka. Terlebih setelah mengetahui Maria juga sudah tahu tentang rencana itu. Nico menyebutkan kalau ia telah membicarakannya dengan Maria. Escobar pun semakin tidak suka ketika mengetahui jika kakaknya telah mengetahui sendiri tentang Roldano. Escobar mengatakan jika kematian Roldano, Nico-lah yang bertanggung jawab.

Beberapa waktu kemudian, Nico sempat menemui kakaknya dan memberikan kepadanya sejumlah uang untuk membeli tiket kembali ke Kanada.

Hingga kemudian, Nico melaksanakan apa yang diperintahkan Escobar. Membawa sebagian harta Escobar ke suatu tempat yang tersembunyi. Nico diperintahkan oleh Escobar untuk menuju ke Ituango, sebuah kota di negara bagian Antioquia yang berjarak sekitar 15 mil dari Medellin. Nico lalu sampai ke sebuah gereja yang berada di depan pasar pada pagi hari. Di sana ia dihampiri oleh seorang remaja yang langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Nico. Remaja itu, Martin (diperankan oleh Micke Moreno yang sempat terpilih untuk memerankan Diego dalam Dora and the Lost City of Gold namun akhirnya harus mundur dan diganti oleh aktor lain). Martin menyebutkan jika ia datang untuk menggantikan ayahnya.

Ragu, Nico pun menghubungi Escobar melalui telpon di sebuah restoran di samping gereja. Nico menghubungi Escobar ke sebuah nomor yang telah dicatatkan sebelumnya oleh Escobar. Nico ragu apakah dia harus menyelesaikan tugasnya hingga ke bagian akhir juga, mengingat yang datang hanyalah seorang remaja. Namun Escobar tetap meminta Nico untuk sesuai tugasnya, dan diminta untuk menghubunginya lagi setelah selesai melalui telpon yang digunakan oleh Nico sekarang.

Gamang, akhirnya Nico pun meneruskan. Hingga ia dan Martin kemudian selesai menyembunyikan semua harta Escobar ke dalam sebuah gua di sebuah perbukitan terpencil dan Martin meledakkan mulut gua hingga dinding dan langit-langitnya hancur dan bebatuan yang runtuh menutupinya rapat. Nico sempat membuka sebuah peti yang dibawanya sebagai wadah untuk harta Escobar dan dia pun mengetahui jika yang dibawanya adalah narkoba dan juga permata. Nico sempat mengambil beberapa butir permata. Nico pun kemudian membawa Martin kembali ke Ituango.

Di tengah perjalanan, Nico sempat memperingatkan kepada Martin jika nyawa Martin sedang dalam bahaya. Nico meminta Martin untuk menjemput keluarganya dan segera pergi. Nico bahkan menyerahkan butir-butir permata yang diambilnya kepada Martin. Namun Martin justeru hanya menganggap ucapan Nico sebagai gurauan dan bahkan menduga Nico akan berbuat curang dengan menyuapnya dengan beberapa butir permata tersebut. Nico pun berusaha meyakinkan Martin kembali.  Nico pun akhirnya berpikir untuk mengakhiri nyawa Martin.

Namun Nico bukanlah seorang pembunuh. Dia tidak dapat menarik pelatuk kaliber 9 mm yang telah dibekali Escobar. Akhirnya Martin pun mulai dapat memahami apa yang dikatakan Nico bukanlah sebuah gurauan.

Nico kemudian mengantar Martin untuk menjemput keluarganya. Di tengah kemacetan di pasar menuju tempat tinggal Martin, Nico melihat mobil anak buah Escobar terparkir di depan gereja dan seorang anak buah Escobar nampak sedang berjaga dengan menggengam sebuah telpon.

Sesampainya di tempat tinggal Martin, sambil menunggu Martin menjemput keluarganya di rumah yang berada di ketinggian sekitar sepuluh meter, Nico bermaksud menelpon Maria. Namun, sambil menangis, Maria mengabari Nico jika kelima orang yang telah diutus Escobar bersama Nico, semuanya tewas ditembak. Akhirnya Nico pun mengatakan kepada Maria jika mungkin saja Escobar pun ingin membunuhnya. Nico meminta Maria untuk segera pergi dan menemuinya besok di sebuah gereja dekat kedutaan di Bogota pukul 9 pagi. Nico berjanji akan datang menemui Maria. Selesai menelpon Maria, Nico pun menghubungi kembali Escobar. Di ujung telpon, anak buah Escobar yang menerima. Dia menanyakan kepada Nico kenapa Nico tidak menelpon dari restoran yang seharusnya. Sebuah pertanyaan yang akhirnya meyakinkan Nico bahwa memang ia pun telah dinantikan di restoran itu untuk di bunuh. Tersambung dengan Escobar, Nico pun protes kenapa ia mesti Escobar bunuh juga.

Sementara sesampainya di depan rumah, Martin mendapati Estrella, istrinya, dan juga bayi mereka beserta orangtua Martin, telah tersimbah darah di atas pembaringan. Dan di sudut ruangan, Drago telah menunggunya. Drago kemudian beranjak ke jendela. Dari sana dia melihat mobil Nico terparkir di bawah. Diapun segera turun, dengan terlebih dahulu menghabisi Martin.

Belum sempat Nico menyelesaikan pembicaraan dengan Escobar, dia melihat Drago turun. Nico pun berusaha bersembunyi. Drago nampak memeriksa mobil Nico dan menggemboskan semua ban mobil. Anak buah Escobar pun berdatangan kemudian. Menghindar dari kejaran Drago dan anak buahnya, Nico berhasil masuk ke dalam mobil dan menyelisip ke dalam kain terpal yang sebelumnya digunakan untuk menutupi peti-peti yang dibawanya. Nampak kemudian polisi-polisi dan tentara-tentara berdatangan membantu Drago dan anak buahnya memburu Nico.

Di tempatnya, Escobar nampak melepas keluarganya yang kembali diungsikannya. Dan tak lama, ia pun pergi setelah sebelumnya membunuh anak buahnya yang telah menerima panggilan dari Nico dan membocorkan soal restoran.

Hingga sore hari, Drago beserta yang lainnya belum dapat juga menemukan Nico. Nico pun berhasil keluar dari persembunyiannya dan berhasil membawa kabur sebuah mobil polisi yang terparkir dekat dengannya. Seorang polisi yang tengah lengah dengan serius mendengarkan siaran radio yang sedang berada di dalam mobil tersebut, berhasil disergap Nico. Nico kemudian membawa pergi mobil itu, dengan polisi yang terborgol di jok belakang. 

Di tengah perjalanan, Nico mampir ke sebuah SPBU, bermaksud menghubungi kakaknya. Di kafe SPBU, nampak ia melihat sebuah siaran berita dari televisi yang tergantung di atas, jika Escobar akan segera menyerahkan diri. Escobar akan menyerahkan diri di lapangan sepakbola Envigado di mana ribuan orang pendukungnya akan menanti dan melepasnya.

Nico berhasil tersambung dengan Annie. Namun Annie nampak terdengar gelisah dan terus menanyakan keberadaan Nico, dan tak lama, suara letusan tembakan nampak terdengar dari balik telpon. 

Di Envigado, nampak ribuan orang berkerumun mengelu-elukan kedatangan Escobar. Beberapa yang dekat dengan mobil Escobar pun berusaha merangsek mendekat. Escobar nampak menyalami mereka dari balik kaca jendela mobil. Sementara seorang pengawalnya, nampak keluar membawa berkardus-kardus uang uang dibagikan kepada orang-orang. Di saat itu, ia sempat meminta anak buahnya untuk mencari Maria yang diketahuinya telah pergi dan diyakininya ada di antara kerumunan. Escobar meminta anak buahnya untuk membawa Maria pergi dari lapangan. Escobar sempat melihat Maria ada di depan mobilnya namun kemudian disingkirkan petugas beserta kerumunan lainnya. Di depan, nampak sebuah helikopter telah menanti dan seorang pendeta menghampiri mobil Escobar.

Nico nampak terus menyaksikan siaran penyerahdirian Escobar itu dari sebuah sudut di kafe SPBU. Hingga kemudian dia melihat mobil Drago berhenti di depan kafe. Nico kemudian melompat ke luar kafe dari jendela yang tidak berpintu, berusaha menghindar. Dia melihat Drago dan seorang anak buahnya keluar dari mobil masuk ke dalam kafe. Memegang sebuah pistol dan sebuah lagi yang diambilnya dari polisi, Nico kemudian nekat menyerbu Drago dan anak buahnya dan berhasil membunuh mereka. Namun sayangnya, peluru Drago pun berhasil mengenai tubuhnya. Dengan tenaga yang tersisa, Nico kemudian melanjutkan perjalanan ke Bogota menggunakan mobil yang dibawa Drago. Sebelum mobil melaju, telpon di dalam mobil nampak berdering. Nico pun mengangkatnya. Suara Escobar dari seberang bertanya kepada Drago tentang nasib Nico. Nico pun menjawab bahwa dirinya baik-baik saja. Belum lagi Escobar melanjutkan ucapan, Nico kemudian menembak telpon tersebut.

Di lapangan, selepas telponnya diputus oleh Nico, Escobar nampak kemudian diberkati oleh pendeta. Dia pun terlibat pembicaraan sebentar dengan pendeta, sebelum akhirnya dengan gagah melangkah ke jajaran petugas yang telah menunggunya di bawah helikopter.

Pagi hari di Bogota. Nico nampak telah duduk di sebuah bangku di dalam gereja. Dia meletakkan pistol di sampingnya. Perut dan tangan kirinya nampak berlumuran darah. Maria kemudian nampak menghampiri dengan senyum merekah melihat Nico telah menunggunya. Namun senyumannya berubah menjadi tangisan ketika melihat Nico menjulurkan keluar tangan kirinya dan kemudian melihat ke bagian perut Nico.

Maria pun kemudian kembali bergegas mencari pertolongan. Dia menggedor-gerdor gerbang Kedutaan Kanada yang nampak sepi. Dan saat ia membalikkan diri, nampak mobil yang semalam membawa Escobar menghampirinya.

Di dalam gereja, nampak Nico pasrah meregang nyawa. Mendengarkan teriakan Maria yang menyebut-nyebut namanya.

Dios Como Te Amo


Escobar barangkali memang sebuah sosok yang sempurna dari seorang Godfather seperti halnya Don Corleone. Ia menyimpan kebengisan yang sama seperti ia menyimpan cinta kasih dalam dadanya. Dia dapat sepenuh hati melindungi keluarga dan orang-orang yang dikasihinya, namun bisa begitu keji terhadap orang-orang yang dibenci dan dianggap menghianatinya.

Cinta kasih Escobar dapat diungkapkan dalam lagu Dios Como Te Amo yang dinyanyikannya untuk istrinya, Maria Victoria (Laura Londono), saat pesta ulang tahunnya silam. Lagu yang disampaikannya pada Nico untuk mesti dapat dikuasai Nico hingga dapat Nico nyanyikan sendiri bagi Maria suatu saat kelak.

Sementara kekejian Escobar, dapat terungkap juga pada perlakuannya kemudian kepada Nico. Nico yang telah dianggapnya telah menghianatinya. Nico yang telah lupa dengan kisah Clyde dan Bonnie.

Simak juga ulasan film KBC-43 yang menarik lainnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun