Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pergi

8 Maret 2020   10:28 Diperbarui: 8 Maret 2020   15:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima tahu sudah ia tinggalkan lelaki itu. Tanpa kabar apapun. Tanpa berita apapun. Tak ada surat. Tak ada telpon. Tak ada e-mail. Tak ada apapun yang ia kirimkan pada lelaki itu. Sementara surat-surat, deringan telpon dan e-mail dari lelaki itu, terus datang dan datang.

Ya, mungkinkah ia kembali?

Elma menarik nafas dalam-dalam. Sesayat luka kembali tergores di hatinya. Mengucurkan perih yang terus saja membasahi kalbunya.

Diturunkannya travel bag dari pangkuannya. Diletakkannya di atas lantai. Akhirnya, iapun merebahkan diri. Memejamkan mata. Membiarkan jendela kamarnya terus terbuka.

Di atas meja, tergeletak sebuah tiket penerbangan Roma -- Jakarta. Dan di sampingnya, sebuah undangan baru nampak terbuka. Undangan perkawinan, dari Yuda.

*Catatan: tulisan ini telah tayang sebelumnya di blog pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun