Graha OSIS. Pukul 15.36.
Ajeng masih termangu menanti kedatangan Bowo, sang ketua OSIS. Sebenarnya gadis itu masih memiliki acara, namun melihat SMS yang dikirim Bowo seperti memaksa, ia terpaksa mengalah.
“Sudah lama Jeng?” Ajeng terhenyak mendengar ada yang bertanya di belakangnya.
“Aduuuuh Woo… ngagetin saja! Dari mana saja sih lama banget?”
“Shalat dulu.” Kata Bowo seraya menunjuk masjid di sebelah graha.
“Ya sudah, aku nggak jadi marah.”
“Kenapa marah?”
“Lah kamu undang aku jam berapa? Sekarang jam berapa? Memang dikira aku tidak punya acara? Gitu?” kata Ajeng sambal menunjuk jam tangan.
“Katanya nggak jadi marah!” kata Bowo cu-ex.
“Tadinya!”
“Padahal kamu cantik kalau nggak marah lho Jeng!”