Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Remaja: Skenario di Gerbong Argo Lawu

21 Oktober 2016   21:50 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ranu lagi, Ranu lagi ... memang tahu seberapa jauh tentang Ranu?”

“Hanya tahu dari jauh saja ....”

“Terus buat apa?”

“Mengkhayal.”

“Hah? Buat mengkhayal?”

“Iya.”

“Mengkhayal apa?”

“Mengkhayal jadi Ranu heheee.....”

Putri tidak menimpali kata-kata Sapto. Dalam hati kecil gadis itu sebenarnya tahu, Sapto sering memperhatikan dirinya. Dalam banyak hal, walaupun hal-hal kecil sering diberikan Sapto kepadanya. Sederhana. Misalnya saja pemuda itu menanyakan “Put, tadi pagi bangun jam berapa?”.Pertanyaan sederhana yang tak terlalu diperhatikan. Tapi di suatu saat hati Putri sempat gelisah ketika pulang kegiatan sore Sapto menawarkan jasa “Put, mau nggak nanti malam aku SMS jam dua malam untuk shalat tahajud....”. Puput sampai heran, sebab bahkan Ranu yang paling akrab dengan dirinya tak pernah menyatakan satu kalimatpun yang menyentuh perasaannya.

Kenyataan sekarang Ranu telah lulus.

Kepergian Ranu yang telah diterima SNMPTN memang membuatnya merasa kehilangan. Tetapi jika dipikir dalam, apa yang membuat kehilangan? Toh tak pernah ada perjanjian apa-apa. Tak pernah ada kata-kata yang  membuatnya terikat. Tak pernah ada sesuatu yang besar yang menuntut dirinya untuk membuat keputusan besar pula dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun