“Masih kecil! Hihihi..... “
“Haha kaya omongan waktu SMA dulu!”
Pukul 09.20 kereta mulai bergerak perlahan meninggalkan Stasiun Tugu. Bagi Putri, perjalanan kali ini benar-benar tak terbayang sebelumnya. Semula ia membayangkan bahwa perjalanan Yogya Cirebon akan banyak diam, terpekur, melihat persawahan yang dilewati, atau kawasan-kawasan di belakang perkotaan yang dilewati rel kereta api. Namun tidak. Kali ini ada sesuatu yang ia rasakan beda. Ia merasa bersemangat. Bahkan ada setitik perasaan bahagia menghinggapi lubuk hatinya. Satrio. Entah kenapa tiba-tiba saja ia suka berada di samping pemuda itu.
“Put ... aku mau tanya nih... serius.”
“Ih, matak deg-degan saja kamu ah! Tanya apa sih?”
“Sudah sejauh apa skenario Allah yang kamu rasakan?” tanya Sapto berbalik.
“Nggak ngerti apa maksudnya.”
“Nggak ngerti?”
“Iya, nggak tahu.”
“Put ...... sebentar ya.....”
Satrio mengambil tablet dari tas. Ia aktifkan sejenak. Setelah tablet aktif, ia menoleh ke arah Putri.