“Siap!”
“Iyah kapan-kapan ya Mas, Riris tunggu sampai Mas Tomo pulang.....”
“De Ris, kayaknya di teras ada tamu tuuuh......!”
“Aaa.... apa?”
“Aku lihat dari sini, di teras itu ada tamu .....”
“Maksud.... maksud..... maksudnya?”
“Cobalah buka pintu.....”
Dada Riris berdetak keras. Dengan perasaan yang membuncah, Riris berlari ke ruang tamu. Kemudian ia membuka pintu. Matanya melihat sosok tegap berdiri di depan pintu sambil tersenyum. Bibir Riris bergetar.
“Mmm....mm..... Maaas... Tomoooo.......” guru muda itu memeuk suaminya dengan kencang.
Tamtomo membalas pelukan istrinya. Kepala istrinya dibenamkan di dadanya hingga lama. Setelah beberapa saat, Riris melepaskan pelukannya.
“Ini benar Mas Tomo kan? Aku tidak mimpi?”