Hanya satu yang aku inginkan tuk saat ini meski kata tak pernah terdengar, meski raga tak pernah tersentuh, meski jiwa tak pernah bisa menggetarkan hatimu tunggulah aku, aku akan datang.
Tunggu aku meski bukan tuk indahnya duniamu
Tunggulah meski engganmu lebih besar kamu rasa dari percayamu padaku,
Tunggu aku meski bukan tuk kesejukan hatimu
Tunggulah meski amarahmu lebih besar kamu rasa dari sejuknya hatimu ketika aku datang,
Tunggu aku meski bukan tuk kerinduan hatimu
Tunggulah meski bencimu lebih besar kamu rasa dari rindumu padaku ketika kamu melihatku,
Tunggu aku di tepian hatimu tempat dimana aku akan datang tuk meraihmu
Tunggulah meski egomu lebih besar kamu rasa dari harapmu padaku,
Tunggulah aku meski kamu tahu aku tidak akan pernah datang
Tunggulah seperti gurun pasir menanti dinginnya salju turun membasahi gersangya hati meski ia tahu itu tak mungkin terjadi,
Tunggulah aku meski hanya di imajinasimu tempat dimana asa akan tetap tumbuh,
meski kamu tak pernah mengharapkan itu.
Tetapi, jika kamu memilih tuk puaskan amarahmu, tuk puaskan bencimu, tuk puaskan egomu, teruslah berjalan di ketinggian hatimu agar aku bisa melupakanmu dan aku relakan kamu tuk hanya menjadi imajinasi yang tak pernah terealisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H