Manusia
Dengan melihat bahwa organisasi tersebut adalah nirlaba, maka dapat diasumsikan bahwa yang orang-orang yang aktif berorganisasi adalah orang yang menyisihkan waktunya secara sukarela. Dengan demikian, maka organisasi ini lebih aman jika dikelola dengan model yang lebih kolegial karena setiap orang memiliki kebanggaan (pride) sendiri terhadap hal utama yang dilakukannya di tempat pekerjaannya.Â
Secara umum, orang yang mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya adalah orang-orang yang sesungguhnya sibuk dengan tugas pekerjaan amsing-masing. Tugas dan tanggungjawab di organisasi seperti ini adalah lahan untuk menunjukkan aktualisasi diri (self-actualization) meminjam istilah dari level tertinggi piramida tertinggi Maslow.Â
Jika kita mencoba memperlakukan teman-teman dalam organisasi dengan nuansa boss dan anak buah atau staff diperkirakan suasana positif tidak akan bertahan lama karena ikatan hubungan antar personal di organisasi adalah rasa menghargai dan rasa kesamaan tingkat status, apalagi penentuan tanggungjawab dalam organisasi lebih pada persepsi kompetensi dan kesiapan dalam berkorban waktu dan tenaga.Â
Jadi jika kita melihat dari kultur organisasi, yang dipakai adalah kultur peran dimana ada pimpinan yang ditopang oleh bawahan atau model hirarki, tidak akan tepat. Yang lebih tepat adalah kultur tugas dan kultur orang di mana fokus orang pada pelaksanaan tugas dan target kegiatan dan pemberian kepercayaan kepada orang per seorang untuk memimpin bidang tugasnya.Â
Pemberian pengakuan dan penghargaan kepada kemampuan individu dengan tetap menjaga arah organisasi sesuai dengan kesepakatan bersama akan lebih kuat dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas dan kegiatan, karena rasa rela bekerja demi organisasi dengan pengakuan yang cukup dan ungkapan bahwa keberhasilan tugas atau kegiatan adalah hasil kerja bersama akan membuat setiap orang di dalam organisasi merasa nyaman dan terpuaskan.
Tantangannya adalah menjalankan organisasi nirlaba ditentukan juga oleh konsep nothing to lose atau tidak ada ruginya kalau undur diri dari tanggungjawab dan kegiatan jika suasana di dalam organisasi tidak positif. Tidak seperti ketika seseorang bekerja di suatu kantor dan mendapatkan bayaran atau gaji, tentu harus berpikir ulang jika merasa tidak betah dan mengundurkan diri.
Struktur Organisasi
Pemahaman kita terhadap struktur organisasi umumnya adalah bentuk organisasi yang hirarkis, yaitu ada pimpinan dan garis komando ke bawah. Bentuk ini sama dengan bentuk struktur organisasi dalam organ pemerintahan. Karena umumnya bentuk yang dipahami seperti itu, struktur seperti itu tidak masalah karena memang menggambarkan suatu perbedaan tanggungjawab mana yang paling besar, besar dan tidak besar.Jadi struktur seperti itu tetap bisa dipergunakan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah pola komunikasi, pemberian umpan balik dan penilaian terhadap apa yang sudah dilaksanakan.Â
Yang paling jelas adalah kultur organisasinya yang harus bersifat kolegial dan kultur tugas. Kultur tugas diupayakan untuk mendorong pola kerjasama dalam menjalankan tugas-tugas.Â
Aspek kolegialnya adalah mindset atau kesadaran bahwa para penanggungjawab tugas, meskipun dari aspek struktur organisasi berada di bawah, tetap mereka adalah teman-teman yang levelnya setara. Memang tidak mudah mengatur mindset struktur yang hirarkis, namun kulturnya harus kolegial dan fokus pada pelaksanaan tugas secara team, dengan pembangunan rasa kepuasan bersama ketika suatu tugas selesai.