Perilaku Organisasi dalam Mengelola Organisasi Nirlaba
Beberapa tahun yang lalu penulis diminta memegang tanggungjawab sebagai Sekretaris Umum suatu organisasi sosial dan keagamaan di suatu kawasan perumahan. Pengembang kawasan mengelola sebanyak 35 an kluster dan dengan jumlah penduduk sekitar 10 ribuan lebih jiwa dan sebagian besar merupakan anggota organisasi secara de facto. Organisasi ini murni nirlaba dengan jumlah anggota yang banyak dan diikat dengan simbol dan aktivitas sosial keagamaan.
Organisasi ini diakui kiprahnya baik oleh masyarakat umum maupun pemerintahan melalui perannya mewarnai lingkungan dengan aktivitas-aktivitas sosial dan keagamaannya. Contoh kegiatannya adalah acara kumpul warga, perayaan sosial dan keagamaan, donor darah, tablig akbar dan lain sebagainya.
Pengurus organisasi ini sebagian adalah para profesional, anggota parlemen, pegawai lembaga swasta dan pemerintahan serta para pebisnis mandiri, atau orang tua yang sudah pensiun namun masih ingin melakukan aktivitas organisasi, sangat bervariasi. Pemilihan pimpinan organisasi dilakukan dengan cara biasa yaitu pemilihan berdasarkan calon yang diajukan dari masjid-masjid di cluster-cluster yang ada.
Suatu organisasi nirlaba dengan fokus pada kegiatan sosial keagamaan, kira kira seperti apakah gambaran dari interaksi antar pengelola organisasi? Seperti diketahui suatu organisasi nirlaba sosial keagamaan umumnya tidak memiliki sumber dana tersendiri karena mengandalkan pada donasi atau kegiatan yang bisa menghasilkan dana, namun jumlahnya biasanya terbatas.Â
Karena itu umumnya organisasi seperti ini tidak memiliki kantor atau sekretariat, meskipun ada juga yang mendapatkan pinjaman tempat karena sedang tidak dipakai atau menggunakan lokasi baik rumah ataupun fasilitas anggota pengurus. Sebelum dibahas perihal organisasi nirlaba tersebut, akan lebih kontekstual jika penulis memberikan gambaran mengenai beberapa hal terkait komponen-komponen yang terkait dengan Perilaku Organisasi.
Elemen Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah satu ilmu yang mempelajari interaksi manusia yang ada di dalam organisasi. Interaksi yang terjadi tentu tidak berada di ruang hampa, ada beberapa unsur yang biasanya ada yaitu:
Manusia yang berada di dalam organisasi, yang menggerakan roda organisasi dan menjadi tulang punggung bagi operasional organisasi.
Struktur Organisasi dengan bentuk keterhubungan satu bagian dengan bagian lainnya dalam organisasi. Struktur juga bisa beragam bentuk, bisa seperti organisasi dengan kotak-kotak, atau bentuk jaring atau bentuk sarang laba-laba atau bentuk lain lagi disesuaikan dengan kultur organisasi yang terbentuk.Â
Teknologi artinya alat yang digunakan di dalam komunikasi antar insan dalam organisasi dan dengan yang di luar organisasi. Teknologi yang diambil perlu ditentukan yang praktis, yang mudah terhubung dengan dunia di luar organisasi dan yang dapat dilakukan pembaharuan agar organisasi gesit atau tangkas dalam menghadapi perubahan.
Lingkungan di  dalam dan luar organisasi.  Lingkungan di dalam adalah yang dibentuk oleh pimpinan organisasi. Sementara lingkungan luar perlu senantiasa direspon untuk eksistensi dan kebutuhan organisasi dalam berkiprah.
Ke lima elemen organisasi di atas perlu dicermati sebagai bagian yang saling berinteraksi di dalam suatu organisasi, tinggal varian dari ke lima elemen itu yang dipakai sebagai ciri dari organisasi yang berjalan.Â
Cara Mengelola
Dalam mengelola organisasi nirlaba yang berfokus kepada kegiatan sosial dan keagamaan penulis mengusulkan agar mencoba melihat karakteristik organisasi sejenis dengan melihat kepada 4 elemen di atas yaitu Manusia, Struktur Organisasi, Teknologi dan Lingkungannya.