Mohon tunggu...
Dicky Firmansyah
Dicky Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bisnis Manajemen Syariah Institut Tazkia

Repetition is the mother of perfection.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saatnya "Move On" Pakai QRIS dan Jadilah Bagian yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

20 November 2019   14:35 Diperbarui: 20 November 2019   16:11 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur BI Pery Warjiyo sedang memaparkan Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 | (Sumber gambar: bi.go.id)

Perkembangan teknologi sejatinya memicu perubahan gaya hidup, termasuk soal cara bertransaksi masyarakat Indonesia. Saat ini, masyarakat sudah mulai terbiasa dan gemar bertransaksi nontunai dengan teknologi pembayaran digital (Digital Payment).

Pada Juli 2019, Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi uang elektronik telah mencapai 2,7 miliar transaksi. Pertumbuhan nilai transaksinya pun cukup mencengangkan. 

Pasalnya hingga Juli 2019 saja, nilai transaksi yang berhasil dibukukan mencapai Rp 69 triliun. Angka ini berhasil melampaui nilai transaki yang terjadi dalam satu tahun penuh di 2018 lalu sebesar Rp 47,2 triliun.

Volume dan Nilai Transaksi Uang Elektronik | Sumber gambar : katadata.co.id
Volume dan Nilai Transaksi Uang Elektronik | Sumber gambar : katadata.co.id
Fenomena cashless society yang terjadi sekarang ini tidak lain merupakan karena campur tangan Bank Indonesia yang secara resmi mencanangkan "Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)" lewat siaran persnya pada Agustus 2014 lalu. GNNT ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, Kendati demikian, Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia (BI) pada akhirnya berhasil mengubah gaya bertransaksi masyarakat untuk lebih cashless.

Kinerja pemerintah yang serius mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia membuat saya pribadi bangga. Pasalnya, gerakan GNNT akhirnya berdampak signifikan dan membuat hampir seluruh masyarakat menyukai gaya hidup cashless ini karena dirasa lebih praktis. Berikut beberapa manfaat menjadi cashless society, yaitu:

  • Transaksi lebih mudah dan cepat
  • Praktis dan efisien
  • Aman dan tidak rawan pencurian
  • Tak perlu lama antri menunggu kembalian uang
  • Banyak promo yang ditawarkan
  • Lebih teratur dalam spend money

Babak Baru Sistem Pembayaran Indonesia

Seiring berjalannya waktu, gaya hidup masyarakat yang kini lebih cashless memasuki babak baru dengan ditandai kemunculan metode pembayaran berbasis kode QR (Quick Response) yang sangat mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.

Ilustrasi Pembayaran Pakai Kode QR | Sumber gambar : inews.id
Ilustrasi Pembayaran Pakai Kode QR | Sumber gambar : inews.id
Oh iya, apa sih pembayaran berbasis kode QR itu? Pembayaran berbasis kode QR atau QR Payment adalah metode transaksi digital di mana proses pembayarannya tak melibatkan uang tunai, bahkan tak menggunakan kartu yang digesek, ditempel atau yang dicolok sekalipun. Cukup dengan scan kode QR yang ada di merchant melalui kamera smartphone kita, lalu klik bayar. Seketika transaksi pembayaran sudah terjadi dan selesai. Begitu mudah bukan?

Maraknya transaksi pembayaran berbasis kode QR tak hanya dilakukan oleh toko dan restoran saja tapi juga warteg dan tukang bakso pinggir jalan sekalipun juga tak mau ketinggalan. Bukan itu saja, rumah ibadah seperti musholla, masjid, gereja, dan rumah ibadah lainnya tak sedikit yang sudah menyediakan layanan sedekah berbasis kode QR.

Stiker QRIS di kotak infaq Masjid Andalusia
Stiker QRIS di kotak infaq Masjid Andalusia
Di Masjid kampus saya misalnya, stiker QRIS sendiri sudah tertempel dengan rapih di tiap-tiap kotak amal. Fenomena cashless ini nyatanya juga dimanfaatkan oleh pihak DKM Masjid untuk memudahkan para jamaah dalam beramal sholeh, salah satunya melalui penyediaan stiker QRIS ini. Dengan begini, sangat memudahkan para jamaah yang kedapatan ingin bersedekah namun tak membawa uang tunai.

Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) sebagai regulator yang mengurus hal ini kemudian memutuskan untuk melakukan standardisasi kode QR. Standardisasi kode QR yang akan dilakukan Bank Indonesia memuat empat aspek yakni interoperabilitas, interkonektivitas, keamanan, dan inklusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun