Mohon tunggu...
Dicky JanatanSyahbana
Dicky JanatanSyahbana Mohon Tunggu... Penulis - Bebas Ekspresi

penulis prematur tanpa guru, bercita hidup sekali harus memiliki karya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Kebebasan

1 Februari 2022   23:38 Diperbarui: 1 Februari 2022   23:45 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
munulislah dengan merdeka, terjang belenggu yang datang.

Tulisan lepas tanpa kawalan seperti seekor elang.

Jemari menari tanpa filosofi seolah coretan menggambarkan kemerdekaan.

Pikiran meronta tertatih di pucuk belenggu penguasa.

Pandang dibuat buta, namun analisa bukan dari pandang semata.

Kebutaan yang dibuat menjadikan bebas dalam berkata.

Wahai belenggu, ingat padang itu tak berarti.

Wahai belenggu, cengkraman ini kokoh.

Kebebasan ini adalah sayatan pedih dan menyakitkan.

Ah.. kenapa diri selalu berkata belenggu.

Apakah kebebasan ini bersifat semu.

Tampaknya pondasi hati rapuh dihujani batu hinaan.

 Cengkraman mangsa di samudra kebebasan seolah jawaban.

Pintar tanpa tulisan, hidup tak berarti tanpa meninggalkan pesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun