Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Atasan Bukan Tempat Curhat, Kenali Batasan dan Belajar Prioritasi Masalah

30 Desember 2024   08:05 Diperbarui: 30 Desember 2024   11:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oversharing masalah kerjaan dengan atasan bukanlah praktik yang baik (pressfoto/Freepik)

Sebagai bawahan, kadang sulit untuk melihat gambaran besar. Tapi, penting bagi setiap anggota tim untuk memahami kalau atasan mereka bukan cuma mengurus satu orang saja. Atasan punya tanggung jawab yang lebih luas, mulai dari merencanakan strategi tim hingga memastikan semua target terpenuhi.

Setiap kali seorang bawahan mengirimkan pesan atau melaporkan sesuatu yang tidak penting, itu artinya mereka secara tidak langsung meminta perhatian atasannya untuk beralih dari pekerjaan penting lainnya. Ini seperti mengetuk pintu seseorang yang sedang sibuk dan memintanya berhenti bekerja cuma untuk mendengar keluhan kecil yang sebenarnya bisa diabaikan.

Sebagai atasan, mungkin ada dorongan untuk selalu terlihat tersedia dan responsif. Tapi, membiarkan bawahan terlalu bergantung padamu justru bisa menjadi bumerang. Mereka mungkin tidak belajar untuk berpikir mandiri dan mengatasi masalah dengan cara yang lebih dewasa.

Solusi: Ajari Bawahanmu Menyaring Masalah

Masalah oversharing ini bisa diatasi dengan membangun budaya komunikasi yang sehat di timmu. Ajarkan mereka untuk menyaring informasi sebelum membawanya kepadamu. Salah satu cara efektif adalah dengan memperkenalkan konsep "3 Pertanyaan Penting":

  1. Apakah masalah ini benar-benar membutuhkan keputusan atasan?
    Kalau jawabannya tidak, maka bawahanmu sebaiknya mencoba menyelesaikannya sendiri terlebih dahulu.
  2. Apa dampak dari masalah ini terhadap pekerjaan tim atau perusahaan?
    Kalau dampaknya kecil atau hampir tidak ada, mungkin masalah itu tidak perlu dilaporkan.
  3. Apakah ada solusi yang bisa saya coba sebelum melibatkan atasan?
    Dorong mereka untuk berpikir kritis dan mencoba menyelesaikan masalah sebelum meminta bantuanmu.

Dengan menggunakan 3 pertanyaan ini, bawahanmu akan belajar untuk lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Mereka juga akan memahami kalau tidak semua hal perlu dilaporkan, apalagi kalau itu cuma masalah kecil.

Ketegasan adalah Kunci

Sebagai pemimpin, kamu juga harus tegas. Kalau bawahanmu terus-menerus melaporkan hal-hal yang tidak penting, beri mereka umpan balik yang jelas. Sampaikan kalau kamu menghargai transparansi mereka, tapi kamu juga perlu mereka untuk memilah mana yang benar-benar penting untukmu.

Jelaskan kalau hal ini bukan karena kamu tidak peduli, tapi karena kamu ingin mereka berkembang dan menjadi lebih mandiri. Dengan memberi mereka ruang untuk mengambil keputusan sendiri, kamu tidak cuma membebaskan waktu untuk fokus pada hal-hal yang lebih strategis, tapi juga membantu mereka tumbuh sebagai individu yang lebih kompeten.

Mengelola Ekspektasi Komunikasi

Selain itu, penting untuk mengelola ekspektasi komunikasi di timmu. Misalnya, kamu bisa menentukan waktu tertentu di mana mereka bisa mendiskusikan masalah atau meminta keputusan. Dengan cara ini, mereka akan belajar untuk mengelompokkan pertanyaan atau masalah mereka, daripada terus-menerus mengirimkan pesan sepanjang hari.

Kamu juga bisa menetapkan aturan tentang bagaimana mereka harus menyampaikan masalah. Misalnya, minta mereka untuk memberikan konteks singkat dan usulan solusi setiap kali mereka melaporkan sesuatu. Ini akan membuat percakapan lebih efisien dan membantumu memahami inti masalah dengan cepat.

Kesimpulan: Belajar Bertanggung Jawab atas Masalah Sendiri

Pada akhirnya, hubungan antara atasan dan bawahan yang sehat adalah tentang saling menghormati waktu dan tanggung jawab masing-masing. Bawahan perlu belajar untuk lebih bertanggung jawab atas masalah kecil mereka sendiri, sementara atasan harus memberi ruang bagi tim untuk berkembang.

Dengan mengurangi kebiasaan oversharing, timmu tidak cuma akan menjadi lebih efisien, tapi juga lebih mandiri dan percaya diri dalam menghadapi tantangan. Dan yang terpenting, kamu bisa fokus pada pekerjaan besar yang benar-benar membutuhkan perhatianmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun